Sisters, kamu mungkin sudah tidak asing dengan generasi Z, bukan? Generasi yang terdiri dari sekumpulan orang dengan tahun kelahiran antara 1998 hingga 2010 ( Generasi Z menurut Don Tapscott) ini dianggap memiliki pemikiran yang terbuka, tanggap dalam bekerja, dan melek teknologi.
Saat ini, barisan awal generasi Z rata-rata telah menamatkan pendidikan wajib. Banyak dari mereka telah memiliki karier yang sesuai dengan perencananaan masa depannya. Ada yang sudah memasuki dunia kerja, masih memburu lowongan pekerjaan, bahkan berusaha menciptakan lapangan kerja sendiri dengan membuka sebuah bisnis. Memilih untuk melanjutkan pendidikan juga tak jarang dilakukan oleh generasi ini untuk memperkuat kualitas diri sebelum terjun untuk bekerja.
Jika kamu termasuk generasi Z, ketahui kesalahan yang sering dilakukan oleh generasi milennial saat bekerja berikut ini agar kamu dapat menjadi pekerja yang lebih baik lagi. Simak, ya!
1. Komunikasi yang Kurang Tepat
Kesalahan generasi milenial yang sering terjadi di tempat kerja yaitu kemampuan berkomunikasi yang kurang baik. Sebagian dari mereka memilih layanan pesan elektronik seperti SMS atau e-mail untuk menghubungi sesama rekan maupun atasan.
Hal tersebut tentu membuat interaksi secara langsung menjadi tidak terlatih. Kurangnya komunikasi secara langsung dapat membuat hubungan antar rekan kerja menjadi tidak terlalu terjaga. Padahal, relasi yang erat mampu membuat orang-orang di lingkungan kerja menjadi lebih kompak.
Jadi, ketika kamu sudah terjun ke dunia kerja, manfaatkan layanan pesan elektronik hanya ketika tidak dapat menemui pihak yang bersangkutan secara langsung. Sebisa mungkin lakukan komunikasi secara langsung untuk memaksimalkan interaksi dengan sesama rekan maupun dengan atasan. Ini penting juga untuk menghindari kesalahpahaman.
2. Mengabaikan Senioritas
Menurut KBBI, senioritas berarti sesuatu yang berkaitan dengan senior, yang merupakan keadaan seseorang yang lebih tinggi di bidang pengalaman, pangkat, atau usia. Selain itu, hal tersebut juga dapat berarti prioritas yang didapat berdasarkan tingkatan seseorang, usia, atau jangka waktu bekerja.
Selama ini, mungkin kamu lebih sering mendengar istilah senioritas sebagai “alat” yang digunakan untuk memperdaya junior dengan cara yang negatif. Padahal, senioritas merupakan sebuah benefit yang untuk mendapatkannya, kamu harus menjalani rangkaian proses terlebih dahulu. Generasi Y banyak menganggap senioritas adalah hal yang buruk, sehingga menimbulkan kurangnya rasa hormat pada orang-orang yang levelnya berada di atas mereka.
Sebagai generasi baru, kamu harus menghilangkan pemikiran seperti itu karena dapat berakibat buruk pada suasana di ruang kerja. Sebenarnya, karena ada hal seperti senioritas, kamu dapat mengetahui bagaimana cara yang dilalui oleh atasan untuk bisa meraih jabatan yang lebih tinggi. Dalam kata lain, jadikan senioritas mereka sebagai motivasi untukmu agar senantiasa bersemangat dalam bekerja dan terus berkembang.
3. Kurangnya Pengendalian Emosi
Sisters, banyak dari generasi Y yang masih memiliki kemampuan kurang baik dalam mengontrol emosi mereka. Biasanya, setelah mengalami hal yang tidak menyenangkan di tempat kerja, sebagian dari mereka akan menjadikan media sosial sebagai buku harian, di mana mereka akan menumpahkan seluruh keluh kesah disana.
Meskipun bisa membuat diri merasa sedikit lebih lega karena menceritakan masalah yang dihadapi, jangan jadikan media sosial sebagai satu-satunya sarana untuk curhat. Hal tersebut dapat membuatmu terlihat tidak memiliki kendali emosi yang baik, sekaligus membuat publik mengetahui aib perusahaan tempatmu bekerja. Jadilah pekerja yang profesional, di mana kamu harus menempuh cara yang bijak dalam menghadapi masalah. Jika kamu sedang berseteru dengan atasan, datanglah untuk menghadap beliau dengan tujuan meluruskan masalah yang terjadi, bukan malah mencurahkan kekesalan di “tempat terbuka”.
4. Mengentengkan Tugas
Menunda adalah sifat buruk yang mungkin dimiliki oleh semua orang, Sisters. Salah satu kesalahan generasi Y yang perlu kamu hindari yaitu mengentengkan tugas yang diberikan, sehingga pengerjaannya menjadi tertunda, bahkan melebihi deadline yang telah ditentukan. Jangan kecewakan atasanmu dengan mengatakan bahwa tugasmu masih belum selesai, padahal sudah lewat batas akhir yang telah disepakati.
Untuk menghindari hal tersebut, jangan anggap enteng dan menunda pekerjaan yang dibebankan padamu agar tugas tersebut dapat terselesaikan sebelum deadline tiba.
5. Terlalu Perfeksionis
Seseorang yang memiliki sikap perfeksionis tentu menginginkan segalanya tampil sempurna. Sebisa mungkin, orang dengan kepribadian demikian akan berusaha agar hal yang mereka kerjakan sangat sedikit kekurangannya, entah untuk kepuasan diri atau untuk mendapatkan pujian.
Namun, sikap perfeksionis juga tidak selalu menimbulkan kesan yang baik. Menyelesaikan sesuatu secara sempurna pastinya memerlukan waktu yang lebih lama dari pengerjaan normal. Alasannya tentu saja karena seringnya melakukan koreksi, meski pada bagian yang sebenarnya sudah baik. Kabarnya, para milenial banyak yang menginginkan segala pekerjaan selesai tanpa cela sedikitpun. Dengan alasan tersebut, terkadang atasan harus sabar saat menagih tugas, karena karyawannya membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk bisa menyelesaikannya.
Sebagai generasi yang baru, jangan sampai kamu menyelesaikan tugas dengan waktu yang lebih panjang hanya karena ingin mendapat hasil yang sempurna. Kerjakan semaksimal mungkin tanpa melebihi deadline, karena atasan biasanya lebih mengutamakan efisiensi dalam bekerja.
6. Segera Meninggalkan Kantor Setelah Bekerja
Para milenial mungkin banyak yang mempunyai keinginan untuk lebih cepat meninggalkan kantor. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan keinginan tersebut. Setiap orang pasti memiliki kewajiban lain selain bekerja yang harus dilakukan, seperti keinginan untuk berkumpul bersama keluarga atau sekadar melepas penat setelah seharian bekerja. Meskipun ingin menyeimbangkan antara kehidupan di tempat kerja dengan kehidupan pribadi, sebisa mungkin untuk menghindari rasa ingin pulang lebih awal setelah bekerja.
Jika sering melakukannya, maka bukan tidak mungkin atasan akan menganggap kamu adalah orang yang tidak memiliki passion dalam pekerjaan yang dijalani. Bukankah anggapan seperti itu membuat dirimu mendapat cap negatif? Jadi, sebisa mungkin untuk tidak selalu meninggalkan tempat kerja dengan segera. Sesekali luangkan waktu lebih lama di tempatmu bekerja, baik untuk mengecek pekerjaan atau hanya sekadar ngobrol santai dengan sesama rekan.
Sebagai generasi yang baru, tentu kamu harus berjuang meningkatkan kemampuan agar sumber daya manusia yang saat ini memasuki dunia karier menjadi lebih berkualitas. Maksimalkan produktivitas di tempatmu bekerja, dan bangunlah hubungan yang baik dengan orang-orang di lingkunganmu, Sisters. Selesaikan tugas-tugasmu dengan efektif dan efisien agar atasan puas dengan hasil kerjamu, Sisters. Semakin baik progresmu, maka semakin dekat pula kamu dengan kesuksesan. Semangat, ya!