Sistere, cobalah kamu tengok kehidupan sehari-harimu, apakah kamu suka menyeruput kopi kekinian yang bermunculan di berbagai tempat? Pesan makanan aja tinggal klik via aplikasi lalu diantar walaupun jauh dari rumah maupun kantor, pesan transportasi online untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya?
Belum lagi bayar semua pengeluaran harian kini lebih praktis pakai dompet digital, mulai dari jajan kopi, beli makanan, ongkos transportasi, belanja online, dll. Semua pengeluaran-pengeluaran kecil tersebut memiliki istilah kekinian yakni Latte Factor.
Latte Factor, apakah ini nama minuman kopi kekinian? Eeeiitss, ternyata bukan itu, Sisters. Milenial wajib tahu, latte factor adalah sebuah istilah keuangan yang diperkenalkan oleh pakar keuangan terkenal David Bach.
Nyatanya, istilah latte factor ini sangat relate dengan kehidupan zaman now. Arti dari Latte Factor sendiri ialah berbagai pengeluaran kecil lainnya yang tidak disadari tetapi rutin dilakukan, seperti membeli air mineral kemasan, belanja cemilan, biaya transfer antar bank hingga biaya top-up uang elektronik. Sebetulnya, pengeluaran kecil sehari-hari ini tidak begitu penting tetapi sudah jadi kebiasaan, jadi cukup sulit dihilangkan.
Fakta lainnya, latte factor lebih banyak menjangkiti kaum milenial. Sebab, generasi milenial menjadi generasi yang sudah terbiasa dengan kecanggihan teknologi, ditambah semakin mudahnya berbagai akses kebutuhan hidup melalui gadget.
Kebiasaan ini menjadikan mereka lebih gampang mengeluarkan uang hanya untuk eksistensi di media sosial, ikut-ikutan tren atau memuaskan nafsu belanja yang disesali kemudian.
Sisters, latte factor bisa muncul dengan mudah hanya karena kebiasaan, tekanan sosial hingga kontrol diri yang lemah. Tanpa disadari latte factor menggerogoti penghasilan hingga sulit untuk menabung apalagi berinvestasi.
Nah lho? efek latte factor nyatanya bisa membuat keuangamu jadi tak sehat, boros, dan hidup akan 'gitu-gitu' aja.
Pastinya, kamu gak mau kan kalau kehidupan mu tak ada hal yang bisa dibanggakan? Apalagi kalau kamu tipe milenial dengan segudang impian yang ingin diwujudkan. Misalnya saja impian yang membutuhkan modal besar, seperti impian punya rumah atau apartemen sendiri, travelling keliling indonesia atau dunia, dan sebagainya.
Terus apa yang bisa kamu lakukan, Sisters? Tenang, tak perlu panik. Ada solusi keuangan biar kamu tidak terlalu boros.
Caranya sederhana, temukan apa saja yang menjadi latte factor hidupmu. Catat dan cari ide hemat untuk kebiasaan tersebut.
Sebagai contoh, kamu sering beli air minum kemasan, harga sekali beli Rp5.000,- biaya ini bila dikalikan 1 bulan (30 hari)= Rp150.000,-. Ganti dengan membawa botol minum sendiri, kamu bisa mengisinya dari rumah dan kantor.
Lalu, kebiasaan kedua misalnya jajan kopi. Sekali beli kopi merk ternama, bisa habis Rp50.000,- per cup. Jika dikali sebulan bisa mencapai Rp1,5 juta, asumsi bila ditotal selama 1 tahun, uang jajan kopi-mu bisa mencapai Rp18 juta.
Wow bayangkan bila uang senilai Rp18 juta itu masuk ke rekening tabungan atau investasimu. Pastinya, kamu lebih happy pas punya uang banyak. Jadi, yuk cari ide hemat jajan kopi seperti beli kopi pakai promo/diskon/cashback, atau buat kopi-mu sendiri. Lalu semisal, kamu merasa sudah nggak 'level' dengan rasa kopi sachet, beli aja biji kopi atau kopi bubuk lalu racik kopi-mu sendiri. Biaya buat kopi sendiri jelas lebih hemat lho, coba dulu deh!
Lakukan Perubahan, Kurangi Kebiasaan Boros
Sisters, apakah kamu sadar bahwa 'gaya hidup' lebih mahal ketimbang 'biaya hidup'? Buat milenial yang sudah mulai sadar dan ingin berubah. Pastikan kamu belajar untuk mengatur keuangan lebih baik. Catat semua pengeluaran harian sejak mulai beraktivitas dan telusuri apa saja pengeluaran yang tidak penting.
Lalu lakukan efisiensi dan mulai fokus pada kebutuhan pokok untuk membentuk kondisi finansial yang lebih stabil. Apabila pengeluaran untuk latte factor ini bisa dikontrol dan diminimalisir, tentu ada potensi dana yang bisa ditabung dan kamu bisa mulai investasi juga. Lakukan pelan-pelan saja, dan lihat perubahannya, ya!