Hai Sisters! Pada dasarnya, dana yang tersimpan di dalam rekening dan tidak akan digunakan dalam waktu dekat ini kerap disebut dengan istilah idle fund. Dana menganggur biasanya hanya sekadar tersimpan dalam rekening ataupun giro, tanpa ada rencana untuk menggunakannya pada suatu hal apapun dalam waktu dekat.
Tentunya, jika sekadar dibiarkan mengendap dalam rekening, pemiliknya cenderung akan dirugikan karena nilainya terus tergerus inflasi, dan tak mampu disokong oleh bunga dari rekening tabungan. Lantas, bagaimana cara yang efektif dan efisien dalam mengelola idle fund tersebut agar mampu memberi keuntungan dan peluang pertumbuhan yang optimal?
Idle fund, atau bisa juga disebut sebagai dana menganggur adalah dana yang tak akan digunakan dalam periode atau jangka waktu singkat. Biasanya, jenis dana tersebut hanya akan disimpan begitu saja oleh pemiliknya dalam rekening tabungan atau giro. Karenanya, jika dibiarkan, dana tersebut hanya akan mengendap dan bahkan nilainya akan terus tergerus imbas dari inflasi seiring berjalannya waktu.
Idle fund ini bisa dimiliki oleh individu maupun perusahaan, di mana dana tersebut tak secara aktif digunakan untuk hal atau tujuan tertentu. Jika jumlah uang menganggur tersebut dibiarkan pada rekening tabungan maupun giro, jumlahnya tak akan bertumbuh secara signifikan, bahkan stagnan tanpa ada pertumbuhan sama sekali.
Paling tidak, agar tak sekadar menjadi uang menganggur, individu maupun perusahaan sebaiknya menempatkan uang tersebut di instrumen investasi. Contohnya adalah menanam dana menganggur di instrumen investasi rendah risiko, seperti reksa dana pasar uang, pendapatan tetap, ataupun deposito.
Dengan begitu, idle fund bisa terus bertumbuh dan menjadi sumber penghasilan pasif yang mampu berimbas positif terhadap kondisi keuangan. Di samping itu, dana menganggur ini juga tak akan tergerus oleh inflasi dan terus kehilangan nilainya seiring waktu. Karenanya, pemilik dana menganggur ini perlu mengambil langkah yang tepat agar pengelolaannya optimal dan efisien.
Tentunya, baik individu, perusahaan, atau pihak lainnya menyimpan dana dengan tujuan khusus. Hal tersebut dilakukan entah untuk berjaga-jaga terhadap suatu kebutuhan mendesak di waktu mendatang, atau memang untuk merealisasikan suatu rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
Agar lebih efektif, tentukan dulu untuk apa kira-kira dana menganggur tersebut akan digunakan ke depannya. Selain itu, tentukan pula target waktu pemakaian atau penggunaan uang tersebut, apakah itu untuk jangka pendek alias kurang dari setahun, jangka menengah atau tak lebih dari 3 tahun, maupun jangka panjang atau untuk 5 tahun lagi. Penentuan tujuan dan target waktu investasi ini berhubungan erat dengan strategi mengelola dana menganggur yang selanjutnya.
Untuk bisa menemukan produk investasi yang terbaik, kamu tentu harus pintar dalam menentukan pilihan produknya. Sebab, jika sampai salah pilih, bukannya untung yang didapat, modal investasi yang kamu tanamkan berisiko menurun dan malah memberikan kerugian. Kamu tentu tidak mau dana menganggur nilainya malah menurun setelah diinvestasikan, bukan?
Untuk itu, agar tidak salah pilih, sesuaikan pilihan instrumen investasi dengan tujuan serta jangka waktunya. Sebagai contoh, jika dana akan digunakan dalam waktu kurang dari setahun, pilih instrumen investasi berisiko rendah, seperti reksa dana pasar uang atau deposito. Dengan peluang imbal hasil rerata 3,5 sampai 5,5 persen per tahun, dana tersebut bisa bertumbuh tanpa ada risiko penurunan nilai yang signifikan.
Di sisi lain, jika dana menganggur masih akan digunakan dalam waktu lebih dari 3 tahun, instrumen investasi berisiko lebih tinggi seperti saham atau reksa dana campuran mungkin lebih cocok dijadikan pilihan. Pasalnya, peluang imbal hasil yang dijanjikan relatif lebih tinggi, walaupun tingkat risikonya juga perlu diperhatikan. Untuk jangka menengah, SBN atau Surat Berharga Negara dan reksa dana pendapatan tetap bisa dipilih karena memiliki tingkat risiko sedang.
Tips yang terakhir, pastikan platform investasi yang dipilih legal, terpercaya, dan terjamin keamanannya. Caranya dengan mengecek status terdaftar dan izin usaha dari platform investasi tersebut di OJK alias Otoritas Jasa Keuangan. Selain itu, perhatikan pula izin menjadi APERD atau Agen Penjual Efek Reksa Dana dari layanan investasi yang akan digunakan.
Dengan memastikan legalitas dan kredibilitas penyedia layanan investasi tersebut, kamu bisa menjamin jika idle fund yang disimpan di dalamnya akan tetap aman. Jadi, saat tiba waktunya menggunakan dana menganggur tersebut untuk suatu kebutuhan, kamu bisa dengan mudah dan praktis mencairkannya tanpa ada risiko mengalami kendala tertentu.