Hai Sisters! Kecerdasan emosi adalah satu kata kunci yang sangat menentukan jalan kesuksesanmu baik dalam karir, wirausaha ataupun dalam kehidupan pribadi, dengan pengelolaan emosi yang baik kamu dapat menentukan keputusan tentang langkah apa yang akan kamu lakukan dan apa yang tidak akan dilakukan dengan tepat.
TalentSmart sebuah lembaga Emotional Intellegence terkemuka telah menguji lebih dari satu juta orang dan menemukan bahwa jabatan puncak perusahaan-perusahaan terbaik di dunia diduduki oleh orang-orang yang memiliki kecerdasan emosional tinggi. Dari pengujian tersebut terungkap bahwa orang yang cerdas emosinya akan sangat berhati-hati bila menemukan dirinya ada dalam situasi yang nyaman dan terkendali. Mereka sadar ketidakhati-hatiannya dalam menempatkan dirinya pada kondisi-kondisi tersebut akan sangat mempengaruhi kualitas personal dan kinerjanya. Lalu apa saja 9 Kecerdasan emosi yang dimiliki oleh orang sukses?
Berikut ini adalah sembilan kecerdasan emosi yang dapat kamu pelajari dalam rangka meningkatkan kecerdasan emosional dan kinerjamu, Sisters. Simak, ya!
Sisters, ketika rasa senang dan kepuasan yang kamu dapatkan adalah hasil dari membandingkannya dengan orang lain, artinya kamu tidak sedang menikmati kebahagiaanmu sendiri. Ketika orang yang cerdas emosinya merasakan kebahagiaan pada apa yang mereka lakukan, mereka akan lakukan itu dan tidak ingin dibatasi dengan mendengarkan pendapat orang. Nikmati yang kamu sukai dan jangan terpengaruh pada pendapat orang lain.
Secara emosional orang-orang cerdas yang cepat untuk memaafkan, tetapi itu tidak berarti bahwa mereka lupa, Sisters. Memaafkan adalah proses untuk melepaskan diri dari apa yang telah terjadi dan melanjutkan hidup. Ini bukan berarti kamu memberi seseorang kesempatan lain untuk berbuat salah yang sama. Secara emosional orang-orang yang cerdas tidak mau pekerjaannya terganggu akibat dari kesalahan orang lain, mereka cepat dan tegas untuk memberhentikan seseorang dan menggantinya dengan orang lain untuk melindungi tugas dan wewenangnya di masa depan bila dianggap perlu.
3 Tahu cara mempertahankan diri
Sisters, orang yang cerdas secara emosional tahu betapa pentingnya untuk tetap hidup daripada mati-matian berjuang dalam satu kesempatan. Dalam sebuah konflik, dengan emosi terkendali kamu akan mampu mempertahankan diri dan tetap berpikir jernih. Dengan emosi terkendali kamu dapat menentukan cara yang bijak untuk mengatasi konflik, bisa berdiri pada posisi yang tepat dan pada waktu yang tepat pula untuk memenangkan pertempuran.
Secara emosional orang-orang cerdas tidak akan mengutamakan kesempurnaan hasil sebagai target dalam mencapai sesuatu, mereka paham dalam segala hal tidak ada yang sempurna. Manusia pada dasarnya tidak ada yang sempurna. Ketika kesempurnaan menjadi sebuah prioritas, kamu akan menemukan segalanya berjalan tidak sempurna, pikiran selalu dibayang-bayangi oleh kegagalan dan kekecewaan. Akhirnya kamu akan menghabiskan waktu untuk meratapi kegagalan dan kekecewaan tersebut, bukannya menikmati apa yang sudah mampu kamu capai, Sisters.
Kegagalan dapat mengikis rasa percaya diri dan melemahkan rasa percaya bahwa kamu mampu mencapai hasil yang lebih baik di masa depan. Pada banyak kasus, kegagalan yang diakibatkan oleh pilihan besar yang beresiko tinggi memang pengaruhnya sangat besar dalam merusak kepercayaan diri, misalnya kegagalan dalam wirausaha atau bisnis. Orang yang cerdas emosinya tahu bahwa keberhasilan terletak pada kemampuan mereka untuk bangkit dalam menghadapi kegagalan, mereka tidak dapat melakukan hal itu bila mereka masih hidup di masa lalu. Apapun yang layak kamu capai pasti akan selalu mengandung resiko dan anda tidak bisa membiarkan kegagalan menghentikanmu dari rasa percaya pada kemampuan untuk berhasil. Ketika kamu tetap hidup di masa lalu, masa itu akan hadir untuk anda dan akan menghalangimu untuk bergerak maju.
Dimana kamu memfokuskan perhatian, disitulah menentukan keadaan emosimu sendiri. Ketika kamu terpaku pada masalah yang sedang kamu hadapi, kamu akan memperpanjang emosi negatif dan stres yang menghambat kinerjamu, Sisters. Ketika kamu berfokus pada tindakan untuk memperbaiki diri sendiri dan keadaan, anda menciptakan rasa keberhasilan pribadi yang menghasilkan emosi positif dan meningkatkan kinerja. Secara emosional orang-orang cerdas tidak akan memikirkan masalah karena mereka tahu, mereka akan tetap efektif bila memfokuskan diri untuk menemukan solusi.
Sisters, orang yang selalu mengeluh adalah orang yang menempatkan diri pada kubangan masalah dan gagal untuk fokus pada solusi. Mereka ingin orang-orang bergabung, mendengarkan keluhannya sehingga mereka dapat merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri. Mungkin kamu ingin memberi sedikit waktu dengan mendengarkan keluhan mereka dan sekedar menunjukkan rasa simpati. Hanya ada garis tipis antara sekedar pendengar simpatik dan godaan tersedot ke dalam spiral emosional negatif mereka. Kamu dapat menghindari ditarik kedalam aura negatif tersebut dengan menetapkan batasan dan menjauhkan diri bila diperlukan.
Emosi negatif yang datang dengan didasari atas dendam pada seseorang sebenarnya adalah sebuah respon yang menunjukkan rasa stres, Sisters. Hal tersebut hanya akan membawa tubuhmu ke dalam mode perlawanan. Bila kamu menyimpan dendam dan tiap kali berjumpa dengan orang yang kamu benci, maka akan otomatis muncul reaksi dalam tubuhmu dalam bentuk emosi yang mudah tak terkendali dan berujung pada stres. Stres adalah pembuat kekacauan pada tubuh dan dapat memiliki konsekuensi menghancurkan kesehatan anda sendiri dari waktu ke waktu, Sisters.
Sisters, penelitian yang dilakukan di University of California di San Francisco menunjukkan bahwa akan muncul banyak kesulitan bila kita mengatakan “Tidak”. Namun mengatakan “Ya” tanpa disertai komitmen untuk melaksanakannya semakin besar kemungkinanmu untuk mengalami stres, kelelahan, dan bahkan depresi. Mengatakan “tidak” memang menjadi tantangan besar bagi kebanyakan orang. “Tidak” adalah bentuk kata penegasan. Orang-orang cerdas secara emosional menghindari ungkapan-ungkapan seperti “Saya pikir, saya belum tentu bisa” atau “Saya tidak yakin”. Mengatakan “tidak” pada komitmen baru berarti kamu menghormati komitmen yang sudah ada dan memberimu kesempatan pada diri sendiri untuk bisa memenuhi harapan mereka.
Nah, Sisters, gimana, kamu sudah siap memiliki kecerdasan emosi demi kesuksesanmu?