Sisters, bicara soal imunisasi memang banyak yang bisa dibahas, terutama soal fakta-faktanya. Nah, pada dasarnya, imunisasi adalah kegiatan pencegahan. Imunisasi dilakukan agar seseorang terhindar dari penyakit infeksi atau meringankan gejala penyakit tersebut. Metode ini merupakan metode pencegahan yang paling efektif dan murah dalam mengatasi penyakit, Sisters.
Imunisasi wajib diberikan pada anak balita mengingat sistem kekebalan tubuh balita sangat rentan. Lalu bagaimana dengan anak yang sudah melewati usia tersebut? Seiring bertambah usia, sistem kekebalan tubuh anak juga meningkat, lho, Sisters. Namun hal ini tidak menutup kemungkinan mereka terserang penyakit infeksi lain di usianya yang kian bertambah itu.
Nah, karena itu setelah melakukan imunisasi wajib di usia balita, anak harus mendapatkan imunisasi lanjutan ketika memasuki usia sekolah. Selain menjaga dari serangan infeksi virus, imunisasi anak juga dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif serta menjaga status gizinya agar tetap baik, Sisters.
Jadwal imunisasi
Di Indonesia, sudah ada jadwal imunisasi lanjutan yang diperuntukkan bagi anak usia sekolah yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI, Sisters. Sedangkan jenis Imunisasi anak usia sekolah yang dicanangkan d Indonesia adalah diphtheria tetanus (DT), campak, dan tetanus diphteria (Td).
Berikut adalah jadwal imunisasi anak usia sekolah dasar yang telah diatur oleh Kementerian Kesehatan RI:
Jenis-jenis imunisasi lainnya
Menurut Center for Disease Control and Prevention, jenis imunisasi anak lainnya yang juga sebaiknya dilakukan adalah:
Namun untuk mengetahui apakah semua jenis imunisasi tersebut diperlukan atau tidak, ada baiknya kita sebagai orangtua mendiskusikan hal tersebut kepada dokter dan tim medis. Dokter yang akan mempertimbangkan apakah anak harus diberikan imunisasi atau tidak, Sisters.
Kalau telat dari jadwal, bagaimana?
Sisters, apabila kita terlambat membawa anak untuk diimunisasi, jangan cemas. Selama anak tidak terinfeksi penyakit infeksi tertentu, anak masih bisa mendapatkannya di kemudian hari. Konsultasikan hal ini pada dokter anak untuk mengetahui jadwal, jenis, serta dosis imunisasi yang tepat bagi anak, ya.
Misalnya, anak tidak mendapatkan imunisasi campak ketika ia balita, maka anak bisa mendapatkannya ketika ia berusia 6-12 tahun. Hal ini sesuai dengan kegiatan Catch up Campaign Campak yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan yang dilakukan secara serempak. Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah virus campak terjadi pada anak usia sekolah. Selain itu tujuan imunisasi anak tersebut adalah untuk memutus rantai penularan campak.
Anak adalah bibit bangsa yang nantinya akan menjadi penerus bangsa, maka dari itu kita sebagai orangtua harus bisa merawat dan menjaganya dengan baik sedari kecil, Sisters. Termasuk memberikannya imunisasi yang tepat.
Sumber Info: Kemenkes RI