Sisters, mitos mengenai HIV AIDS yang beredar tidak lepas dari kesalahpahaman masyarakat terhadap isu tersebut. Kesalahpahaman ini, kadang-kadang membawa pada perilaku yang justru dapat menyebabkan penularan. Misalnya, masyarakat menjadi tidak peduli dengan isu HIV AIDS karena dianggap hanya akan menginfeksi golongan tertentu saja, atau merasa tidak perlu melakukan upaya pencegahan penularan karena menganggap dirinya bukan golongan yang berpotensi terinfeksi, dan program pencegahan penularan HIV dan AIDS hanya difokuskan pada golongan tertentu, padahal semua orang memiliki kemungkinan terinfeksi.
Oleh sebab itu, meluruskan berbagai mitos dan kesalahpahaman menjadi sangat penting. Inilah 7 mitos yang paling banyak beredar mengenai HIV AIDS, Sisters. Simak, yuk!
1. Mitos: HIV bisa menular karena sentuhan biasa dengan orang yang sudah terinfeksi. Misalnya berjabat tangan, berpelukan, pakai toilet, minum dari gelas yang sama dengan orang yang terkena HIV, atau terkena bersin atau batuk dari seseorang yang terinfeksi HIV.
Fakta: HIV tidak ditularkan oleh kontak sehari-hari dalam kegiatan sosial, di sekolah, ataupun di tempat kerja. Kita tidak dapat terinfeksi lantaran berjabat tangan, berpelukan, menggunakan toilet yang sama atau minum dari gelas yang sama dengan seseorang yang terinfeksi HIV, atau terpapar batuk atau bersin dari orang yang terinfeksi HIV.
2. Mitos: HIV hanya menjangkiti kaum homoseksual dan pengguna narkoba
Fakta: Tidak. Setiap orang yang melakukan hubungan seks yang tak terlindungi, berbagi penggunaan alat suntikan, atau diberi transfusi dengan darah yang tercemar dapat terinfeksi HIV. Bayi dapat terinfeksi HIV dari ibunya selama masa kehamilan, selama proses persalinan, atau setelah kelahiran melalui pemberian air susu ibu.
3. Mitos: Terinfeksi HIV berarti vonis mati
Fakta: Dengan perawatan dan pengobatan serta pola hidup sehat, orang yang terinfeksi HIV tetap dapat sehat dan berumur panjang
4. Mitos: Virus HIV dapat menular lewat pakaian bekas
Fakta: Sebagian orang merasa perlu mencuci pakaian second hand alias pakaian bekas dengan air mendidih. Tujuannya bukan soal kebersihan tetapi demi terhindar dari penularan HIV/AIDS. Namun anggapan ini sama sekali tidak benar.
5. Mitos: Anak dari ibu yang terinfeksi HIV pasti juga positif HIV
Fakta: Dengan program PMTCT (Pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi), penularan HIV dapat dihindarkan dari ibu positif HIV ke bayinya, dengan bantuan teknologi kedokteran.
6. Mitos: Ditularkan lewat pisau cukur
Fakta: Penggunaan pisau cukur bergantian antar keluarga dan di tempat potong rambut tidak menularkan HIV/AIDS. Virus tersebut mudah mati di udara bebas. Hanya saja, penggunaan pisau cukur bergantian tidak disarankan, bukan karena penyebaran HIV/AIDS, melainkan karena masalah higienitas.
7. Mitos: HIV dapat menular melalui gigitan nyamuk
Fakta: HIV tidak dapat menduplikasi DNA nyamuk sehingga HIV tidak dapat hidup dalam tubuh nyamuk
Jadi, demi menghindari munculnya stigma dan diskriminasi terhadap ODHA, jangan mudah percaya dengan mitos yang beredar, ya, Sisters. Lebih baik, cari dulu kebenarannya.
Info: Kemenkes RI