Sisters, setujukah kamu jika seorang ibu layak mendapat gelar sebagai pahlawan keuangan keluarga? Tentu saja, Sisters! Semua urusan keuangan dalam keluarga mampu dikelola dengan begitu baik. Mulai dari kebutuhan pangan, sandang, papan, hingga keinginan-keinginan lainnya mampu ia penuhi dan kelola dengan baik.
Ternyata, kebiasaan ini sudah ada sejak dahulu kala. Para ibu menerapkan cara jitu mereka dalam mengatur keuangan secara turun temurun. Nah, sebagai kaum millennials dan kids zaman now, ada baiknya tidak meremehkan cara ibu-ibu zaman old ini dalam mengatur uang.
Lalu, seperti apa cara para ibu zaman old ini dalam mengatur keuangan? Simak hal-hal berikut ini bagaimana cara mengatur keuangan ala ibu-ibu zaman old yang wajib ditiru.
Sisters, sekarang ini uang receh terasa tak ternilai. Bahkan tak jarang orang enggan menyimpan pecahan rupiah dari uang kembalian setelah belanja atau membayar parkir dan sebagainya. Namun, ingatkan sewaktu kamu masih kecil, mungkin pernah diingatkan oleh ibu agar menghargai tiap keping rupiah yang kamu miliki? Mereka selalu menanamkan betapa berharganya rupiah demi rupiah yang ada supaya lebih menghargai kerja keras dan perjuangan untuk memperoleh uang. Dengan kebiasaan ini, kita pun menjadi lebih menghargai rupiah serta termotivasi untuk mengatur dan mengeluarkan uang secara lebih bijak.
Sisters, kamu mungkin sudah jarang mendengar pepatah demikian. Pepatah ini seolah dijadikan ibu-ibu sejak dahulu kala dalam hal menabung. Bagi mereka, menabung sangatlah penting dilakukan untuk kebutuhan tak terduga di hari-hari kedepannya. Cara ini patut ditiru dan baiknya diterapkan dengan menyisihkan sisa-sisa uang belanja bulanan ke dalam tabungan khusus agar siap sedia saat sewaktu-waktu kelak membutuhkan. Tips yang satu ini mengajarkan untuk menjadi visioner, yaitu melihat jauh ke depan, Sisters.
Tak dipungkiri, seiring perkembangan zaman dan canggihnya teknologi, juga telah mempengaruhi gaya hidup masyarakatnya. Tak jarang, orang lebih memilih bergaya hidup mewah demi bisa menunjukkan eksistensinya di jejaring sosial. Tentu hal ini sah-sah saja, tapi bila terlalu dipaksakan hingga keuangan kedodoran demi tampilan yang “wah” menjadi tidak dibenarkan. Menerapkan prinsip hidup sederhana tidak hanya sehat bagi kantongmu, tetapi juga sehat bagi lingkungan. Kamu bisa belajar dari ibu-ibu zaman dulu yang tak pernah kehilangan akal untuk meminimalkan pengeluaran keluarga. Ingat kata pepatah lama, tak ada rotan, akar pun jadi. Pepatah ini menjadi motivasi bagi ibu-ibu zaman dulu untuk berhemat dan dengan kreatif memanfaatkan sumberdaya yang ada untuk memenuhi kebutuhannya secara sederhana. Sebagai contoh, memanfaatkan kaleng susu bekas sebagai pengganti celengan hingga kemasan deterjen dirangkai menjadi tas belanja.
Sisters, berpegang teguh pada gaya hidup hemat pangkal kaya membuat para ibu zaman dulu cermat dalam mengeluarkan anggaran. Selagi hal itu bukan kebutuhan utama, maka tak perlu dibeli. Asalkan perut kenyang dengan makanan yang sehat, buat apa jajan? Kira-kira begitulah cara mereka berhemat. Berhematlah saat ini agar kaya nanti. Hidup hemat dapat dimulai dengan membedakan kebutuhan dan keinginan. Selalu memprioritaskan kebutuhan di atas keinginan jika ingin kaya kelak. Jika memiliki uang berlebih, pikirkanlah baik-baik uang tersebut akan lebih baik ditabung, bukan untuk membelanjakan keinginan. Mengontrol keinginan diri akan membuatmu mudah menerapkan hidup hemat.
Ibu-ibu pada zaman dahulu ternyata sudah berupaya sekreatif mungkin menciptakan lapangan kerja bagi dirinya sendiri, lho. Kerja sampingan yang biasa mereka geluti mulai dari usaha menjahit di rumah, menerima pesanan kue, bisnis catering, hingga membuka warung di rumah. Usaha tersebut dilakukan agar mereka memiliki uang sendiri dan bisa membantu sang suami untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Namun, seiring perkembangan zaman, banyak pula ibu-ibu yang sudah mulai bekerja penuh dan berpenghasilan tetap. Semuanya sama-sama untuk kesejahteraan keluarga dan masa depan, Sisters.
Kebiasaan mengatur keuangan dari turun temurun sejak zaman dahulu memang akan selalu tepat diterapkan kapanpun, lho, Sisters. Sebab pada dasarnya mengatur keuangan dengan baik sangat diperlukan untuk kehidupan yang lebih baik dan sejahtera. Karena tak sedikit pula hidup berantakan hanya karena masalah ekonomi, kesalahan dalam mengatur keuangan.