Sisters, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) bukan melulu tentang kekerasan fisik. Tapi ada juga yang namanya KDRT keuangan.
Hal ini bisa disebabkan karena pasangan ingin membuatmu tunduk secara finansial. Nah, jika kamu tidak memiliki penghasilan, mau tidak mau kamu harus ikut perintah pasangan meski menyiksa dirimu.
Dilansir dari cermati.com, berikut ini ciri-ciri KDRT keuangan:
1. Kamu dilarang bekerja oleh pasanganmu.
2. Pasanganmu berkuasa dalam mengatur atau mengelola uang dalam rumah tangga.
3. Mengambil keputusan yang berhubungan dengan keuangan secara sepihak.
4. Keuangan digunakan hanya untuk kepentingan pribadi, bukan bersama.
5. Semua aset atas namanya sendiri.
Jika kamu menemukan ciri-ciri dan gejala-gejala di atas, cobalah atasi dengan cara berikut:
1. Pahami hukum dan undang-undang pernikahan
Aturan mengenai kekerasan rumah tangga, baik secara fisik, seksual, maupun keuangan ada dalam undang-undang KDRT. Jika pasangan melanggar apa yang tercatat dalam hukum pernikahan, laporkan ke pihak berwajib.
2. Sering berdiskusi
Luangkan waktu untuk diskusi bersama membahas tentang kondisi keuangan yang sebenarnya. Dengan begitu, kamu dan pasangan akan dapat saling menghargai, menghormati, dan bertanggung jawab dalam menggunakan uang.
3. Saling memahami, bukan membodohi
Sebagai pasangan, cobalah memahami kondisi ini agar KDRT keuangan yang pasanganmu lakukan tidak semakin parah. Setidaknya kamu tahu arus kas masuk dan keluar pasangan, jadi kamu tidak gampang dibodohi.
4. Bersikap independen setiap waktu
Kamu boleh saja tidak bekerja, tapi pastikan punya tabungan sendiri. Menabung dari uang pemberian pasanganmu setiap bulan. Jadi kalau ada kebutuhan untuk kepentinganmu atau kepentingan anak, tidak melulu bergantung pada keuangan pasanganmu.
Segala sesuatu yang berbau kekerasan, terutama KDRT adalah hal yang tidak bisa dibenarkan, Sisters. Termasuk dalam urusan keuangan. Jika kamu menerima perlakuan tersebut, jangan cuma diam. Berani mengatakan tidak agar kamu tidak terus menerus ditindas.