Hai Sisters! Mempersiapkan acara pernikahan dengan pasangan adalah pengalaman yang bakal kita ingat seumur hidup. Ada suka, duka, pahit dan manis dalam prosesnya. Setelah semuanya terlewati dan menjadi pasangan suami-istri, kehidupan 'nyata’ baru saja dimulai.
Ternyata tidak jarang, loh, Sisters, bahwa setelah menjalani penjajakan cukup lama sekalipun, saat sudah menikah justru pasangan malah membuat tidak nyaman dengan pola pikir keuangan yang tidak sesuai dengan kita. Entah pasangan menjadi boros atau bisa juga malah terlalu pelit. Nah, untuk menghindari pertengkaran soal uang, ada baiknya sebelum menikah cek dulu kesesuaian cara pandang kamu dan pasangan tentang keuangan. Baca, yuk, langkah-langkahnya!
Saling Terbuka
Bagi sebagian besar orang, membicarakan penghasilan masih menjadi hal yang tabu. Padahal jika kita ingin menikah, keterbukaan mengenai penghasilan dan utang piutang adalah hal yang wajib didiskusikan bersama. Coba duduk bersama pasangan dan bicarakan secara detail mengenai hal tersebut. Jangan sampai salah satu membawa kejutan berupa utang dalam jumlah besar. Hal semacam itu bisa menjadi awal prahara dalam rumah tangga.
Bicarakan Sejak Awal Hak dan Kewajiban Keuangan
Sudah merupakan hal yang lazim bahwa suami diharapkan menjadi pencari nafkah utama dalam keluarga. Biasanya meskipun istri memiliki penghasilan sendiri, tetap menjadi kewajiban suami untuk memenuhi nafkah sehari-hari istri. Sangat disarankan supaya suami dan istri sejak awal bersepakat mengenai besaran nafkah tersebut, juga mekanisme pemberiannya, apaka secara bulanan, mingguan atau harian. Hal ini dilakukan supaya di kemudian hari tidak ada yang merasa terzalimi karena memang sudah bersepakat sejak awal.
Jangan Gengsi Untuk Bernegosiasi
Kondisi keuangan keluarga tentu tidak akan sama terus dengan kondisi di awal menikah. Setelah saling sepakat mengenai hak dan kewajiban keuangan masing-masing, negosiasikan pula kemungkinan apabila di kemudian hari ada perubahan kondisi keuangan, baik berupa kenaikan penghasilan ataupun penurunan.
Buka Pintu untuk Kompromi
Idealnya pernikahan tidak menghalangi kamu maupun suami untuk tetap menjadi seorang individu. Saat membicarakan keuangan, buka pintu untuk kompromi sehingga masing-masing masih bisa melakukan hobi saat masih lajang. Tentu saja kemungkinan tidak bisa 100% sama kadarnya dengan saat melajang, tapi yang terpenting ada kerelaan untuk saling berkompromi.
Nah, Sisters, kamu sudah siap untuk berdiskusi dengan pasangan?