Hai Sisters! Bicara soal pekerjaan, pekerjaan seperti guru, dokter atau perawat pasti sudah tidak asing di telinga. Namun, ada pekerjaan yang jarang didengar bahkan dijumpai, seperti Account Executive (AE). Tugas AE sebenarnya mirip seperti Sales Executive yaitu melakukan pendekatan kepada klien atau perusahaan lain untuk menjalin kerja sama untuk mendapatkan keuntungan bagi perusahaan.
Nah, Account Executive merupakan level paling dasar dalam meniti karir di bidang marketing. Meskipun begitu, kontribusi AE di perusahaan sangatlah besar. Mulai dari membuat perencanaan, menyampaikan ide hingga menyusun budgeting. Bagi yang berminat di bidang marketing, pekerjaan ini cocok untukmu. Namun sebelum itu, pastikan memiliki tujuh keahlian seperti berikut ini sebagai penunjang karir sebagai Account Executive, simak, ya!
Sisters, pendapatan perusahaan ditentukan oleh kemampuan seorang AE dalam menjalin kerja sama dengan klien. Kerja sama yang baik dapat tercipta jika AE memiliki kemampuan public speaking baik yang dapat menyihir para klien. Misalnya memberi penjelasan mengenai benefit yang didapat klien saat bermitra dengan perusahaan.
Bagi yang belum terbiasa berkomunikasi dengan orang banyak, khususnya orang yang tidak dikenal, sebaiknya melatih public speaking dari sekarang. Kemampuan ini tidak hanya diperlukan saat bekerja sebagai AE saja, tetapi juga untuk pekerjaan lainnya, Sisters.
Tanpa dibekali kemampuan marketing yang baik, rasanya mustahil jika AE bisa mendapatkan banyak klien, Sisters. Bila dilihat sekilas, bidang marketing memang mudah dijalankan, tetapi penerapannya tidak demikian karena banyak sekali tantangan yang siap menerjang.
Tapi jangan merasa ragu ataupun putus asa, Sisters. Seseorang yang bersungguh-sungguh untuk menggapai keinginannya, pasti akan terus belajar lebih giat agar kemampuan dalam marketing membuahkan hasil yang baik. Hal ini juga berkat adanya banyaknya pengalaman yang didapat. Seiring meningkatnya jam terbang, maka akan semakin mahir pula keahlian dalam bidang marketing.
Sisters, jika kamu mampu menyeimbangkan kebutuhan klien dan perusahaan, artinya telah sukses menjadi AE. Sebab tugas AE bukan hanya menjadi pelaksana untuk meningkatkan keuntungan perusahaan, tetapi juga menjadi partner bisnis para klien. Ketika klien membutuhkan bantuan untuk membuat penganggaran, AE harus bersedia membantu klien.
Bila kamu dapat menunjukkan performa maksimal kepada klien, pastinya klien akan setia pada perusahaan sehingga hubungan bisnis keduanya tetap berjalan dengan baik sesuai dengan harapan. Dengan begitu, kemungkinan besar kesempatan meniti karir di perusahaan akan semakin terbuka lebar, Sisters.
Sisters, klien yang dihadapi AE bukan hanya satu atau dua, tetapi puluhan bahkan ratusan yang berasal dari latar belakang dan sifat perusahaan yang berbeda-beda. Mau tidak mau, AE harus memiliki pola pikir terbuka untuk menghadapi perbedaan tersebut. Jika tidak, maka profesionalitas AE akan berkurang di mata klien.
Membangun pola pikir yang cemerlang tidaklah sulit, tetapi membutuhkan proses yang lumayan panjang. Semakin sering berhadapan dengan klien, semakin tahu bagaimana cara menghadapi klien sesuai sifatnya, sehingga pelayanan yang diberikan sesuai dengan yang diharapkan klien. Tak ada salahnya juga untuk selalu bertukar pikiran kepada orang lain yang lebih berpengalaman, ini tentunya akan menambah wawasan, ya, Sisters.
Tantangan yang dihadapi AE berbeda-beda setiap hari, lho, Sisters. Tantangan hari ini bisa saja mengenai perencanaan, tetapi tantangan besok mengenai budgeting, tergantung dari permintaan masing-masing klien yang harus dipenuhi.
Apapun tantangannya, sebagai AE harus mampu menghadapi hingga tuntas. Mintalah bantuan rekan kerja yang berpengalaman jika membutuhkan saran atau pendapat mengenai cara menyelesaikan tugas yang diminta klien, sehingga tidak merasa kesulitan dalam menghadapi klien.
Sisters, seorang AE wajib memiliki jadwal yang teratur, sehingga mampu menyelesaikan seluruh tugas-tugas dari klien dengan baik. Catat seluruh kegiatan setiap harinya secara detail di notes, lalu tuliskan nama klien beserta progresnya. Misalnya saja, klien A memasuki tahap perencanaan kerja, sementara klien B sudah masuk ke tahap negosiasi.
Buatlah pembagian waktu yang tepat sesuai dengan progres setiap klien. Apabila progres klien masih di tahap awal, kamu perlu memberi waktu diskusi yang lebih panjang agar klien memahami proses kerja dan mau menjalin kerja sama dengan perusahaan.
Penampilan memang penting, Sisters, tetapi bukan menjadi tolak ukur keberhasilan seseorang. Pada umumnya, perusahaan cenderung merekrut AE yang memiliki tampilan menarik alias mampu berpakaian rapi, keren, sopan dan pastinya wangi. Hal ini dibutuhkan karena AE akan berhadapan langsung dengan para klien setiap hari. Apabila penampilannya kurang sedap dipandang, klien manapun pasti berpikir dua kali sebelum menjalin kerja sama.
Mengingat persaingan di dunia kerja semakin kompetitif, tentunya kamu harus menyiapkan segala sesuatunya dari sekarang. Mulai dari mengenali kemampuan, mengasah keahlian, dan sebagainya. Dengan persiapan tersebut, kamu sudah siap menata karir hingga sukses di masa depan. Sukses selalu untukmu, Sisters!