Hai Sisters! Proses resign tidak hanya dilakukan dengan mengajukan surat ke atasan dan HRD. Dalam standar prosedur keluarnya karyawan baik karena mengundurkan diri maupun alasan lainnya, ada tahap yang disebut exit interview. Apa itu?
Sesuai dengan namanya exit interview adalah wawancara dengan karyawan yang bersangkutan seputar pengalamannya di perusahaan tersebut.
Jadi, ketika awal kamu masuk, wawancara dilakukan untuk menggali kecocokanmu lebih dalam dengan posisi yang dibutuhkan, saat kamu keluar pun, wawancara perlu dilakukan agar perusahaan bisa berkembang lebih baik lagi.
Ingat, salah satu target utama perusahaan tentu memiliki karyawan yang setia, bukan?
Interview ini umumnya dilakukan oleh divisi HRD (Human Resource) dan bersifat sukarela. Kamu tidak perlu takut ataupun khawatir menjalaninya. Justru, lewat fasilitas ini kamu bisa menyampaikan aspirasi baik kritik dan saran untuk perusahaan.
Agar kamu lebih siap, beberapa pertanyaan yang sering muncul dalam exit interview ini bisa jadi pertimbanganmu. Simak, ya, Sisters!
1. Mengapa kamu mengundurkan diri?
Pertanyaan ini tentu pertanyaan wajib dan utama dalam exit interview. HR ingin mengetahui alasan rinci di balik keluarnya seorang karyawan sehingga pihak perusahaan tahu pasti kekurangannya.
Dengan begitu, dapat dicari solusi agar hal sama tidak terulang kembali.
2. Menurutmu, apa kamu sudah melakukan pekerjaanmu dengan baik?
HR juga ingin tahu bagaimana tanggapan karyawan pada tempat mereka bekerja. Kamu cukup menjawabnya dengan jujur, namun tetap tertata dengan baik ya.
3. Bagaimana hubunganmu dengan atasan?
Hubungan kerja dengan atasan tentu suatu aspek penting dalam pekerjaanmu.
Lewat jawaban ini kamu boleh mengeluarkan keluh kesah tentang atasanmu. Namun ingat, akan lebih baik bila kamu memberi saran juga dan bukan hanya sekedar kritik.
4. Apa alasan terbesarmu bersedia menerima tawaran di tempat baru?
Kamu tidak perlu merasa tertekan dengan pertanyaan yang satu ini. Jawab saja apa adanya, mungkin perusahaan baru memberi bayaran lebih baik, sudah lebih stabil, atau alasan lainnya.
Jawabanmu dapat menjadi gambaran bagi perusahaan tentang para pesaingnya sehingga bisa berkembang lebih baik.
5. Apa yang paling kamu suka dan tidak sukai dari pekerjaanmu?
Ceritakan saja secara gamblang dan terbuka. HR tentu mengetahui bahwa pekerjaan tidak melulu menyenangkan ataupun selalu dirundung masalah. Pengalamanmu tentang sisi baik dan buruk dari pekerjaanmu ini mungkin bisa jadi masukan dalam wawancara-wawancara karyawan penggantimu nanti.
6. Menurutmu, kemampuan apa saja yang dibutuhkan oleh penggantimu?
Pertanyaan ini juga perlu kamu jawab dengan sejujurnya. Pasalnya, jawabanmu bisa menjadi masukan untuk rekrutmen karyawan selanjutnya sehingga kesalahan yang sama tidak perlu terulang kembali.
Misal, dulu saat kamu masuk, posisi tersebut dikatakan memerlukan kemampuan administrasi yang baik. Namun, ternyata, kemampuan itu tidak terlalu dibutuhkan. Kemampuan berkomunikasi dengan klien misalnya ternyata jauh lebih berguna untuk posisi tersebut.
Terkait exit interview form ini pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan belum mengaturnya secara jelas. Bahkan terkadang beberapa perusahaan tidak mengenal tentang exit interview atau exit interview form ini.
Meski begitu, biasanya exit interview form ini berisi survey atau keterangan seputar pengalamanmu bekerja di perusahaan dan alasan kenapa kamu resign.
Maka bila perusahaanmu meminta untuk mengisi form ini, sebaiknya isi saja sebab ini dapat memberikan saran kepada perusahaan kedepannya. Adapun bagian dari exit interview form biasanya berisi tentang:
Itulah beberapa hal mengenai exit interview dan gambaran tentang pertanyaannya. Ingatlah untuk meninggalkan kesan yang baik sekalipun kamu tidak lagi bekerja di perusahaan tersebut, ya, Sisters!