Sisters, modus penipuan yang dilakukan kini tidak lagi berbasis hipnotis di tempat umum, tetapi penipuan lewat media online. Kasus penipuan melalui media online dinilai cukup praktis, sebab keuntungan yang didapat si pencuri pun jauh lebih besar.
Nah, agar kamu tidak menjadi salah satu korban penipuan semacam ini, berikut adalah modus penipuan online yang harus kamu waspadai, Sisters.
Penipuan Lewat Undian Berhadiah
Aksi modus ini sangat sederhana, Sisters. Awalnya para korban diajak untuk bergabung lebih dulu di situs undian online dengan iming-iming hadiah yang sangat besar. Lalu para korban diminta mengisi identitas diri. Tidak sampai di situ, para korban nantinya akan disuruh untuk mentransfer sejumlah uang sebagai biaya pendaftaran sebelum akhirnya ikut undian.
Metode Phising
Istilah lain dari metode ini adalah penyalipan informasi pribadi untuk keuntungan pihak tertentu. Modus penipuan ini biasanya ditawarkan website yang tidak terpercaya di mana korban diminta untuk mengisi data diri secara lengkap (nama, nomor KTP, nomor rekening, dan PIN) sebelum melanjutkan metode phising.
Para pelaku yang menggunakan metode ini biasanya mereka yang sudah sangat profesional di bidang teknologi. Sebut saja para hacker. Karena itu, kamu harus lebih berhati-hati saat membuka konten di website yang tidak terpercaya, ya, Sisters.
Menunda Pengiriman Resi
Barang yang sudah dikirimkan melalui ekspedisi tertentu biasanya akan disertai dengan nomor resi yang berguna untuk melacak status pengiriman barang. Namun, penjual yang tidak reliable sering mengucapkan alasan “nomor resi baru akan dicetak esok hari oleh bagian ekspedisi, saya tidak bisa mengirimkannya”.
Padahal, sesudah barang masuk ke bagian ekspedisi, nomor resi akan langsung dicetak secara bersamaan. Kalau penjual berusaha mengelak untuk mengirimkan nomor resi, kamu sudah patut curiga karena penjual tersebut sedang berusaha menipu. Hati-hati, ya!
Menunjukkan Bukti Transfer Palsu
Kasus ini sedang marak terjadi. Para penjual biasanya ditipu lewat bukti transfer yang dilakukan pembeli sehubungan dengan barang yang dibelinya. Nahasnya, bukti transfer tersebut adalah palsu yang didapat dari hasil editan komputer, bukan langsung dari ATM.
Jika dilihat sekilas, bukti transfer asli dan palsu memang hampir mirip, Sisters Padahal, keduanya bisa dibedakan lewat logo bank yang tertera pada bukti pembayaran. Bukti pembayaran palsu biasanya tidak memiliki logo bank, berbeda dengan bukti pembayaran asli.
Jika kamu memiliki bisnis online, kamu harus lebih teliti saat mengamati bukti pembayaran yang dikirimkan pembeli. Jangan sampai tertipu, ya!
Penjualan Produk dengan Harga Miring
Belakangan ini, ada modus penipuan baru yang bernama e-bay scam. Berbeda dengan modus lainnya, modus ini bermain di sektor harga jual produk.
Produk yang dijual di situs yang bersangkutan sangat miring harganya. Artinya, jauh dibawah rata-rata. Tujuannya hanya satu yaitu agar pengunjung tertarik untuk membeli produk yang dijual di situs tersebut.
Siapa pun pasti tergiur pada produk yang harganya murah. Benar, bukan? Namun, kamu perlu lebih bijak sebelum membeli. Bandingkan harga jual produk tersebut dengan situs online lain untuk mengetahui harga pasar yang sebenarnya.
Kalau harganya tidak jauh berbeda, boleh saja untuk membeli produk tersebut. Sebaliknya, kalau perbedaan harganya terlalu signifikan, bisa dipastikan situs tersebut adalah penipu.
Penipuan Skema Ponzi
Penipuan dengan skema ponzi mirip dengan bisnis MLM. Saat kamu berhasil mendapatkan anggota baru, kamu akan langsung mendapat bonus dari perusahaan. Begitu seterusnya.
Anehnya, bonus yang ditawarkan penipuan skema Ponzi tidak sembarang bonus, tetapi bonus gila-gilaan yang hadiahnya bisa berupa apartemen gratis. Namun, jangan terkecoh, Sisters. Bonus tersebut hanyalah sebuah taktik agar kamu bergabung ke dalam bisnis. Bonus yang diiming-imingkan di awal hanya akal-akalan belaka untuk melancarkan aksi penipuan.
Nah, kalau suatu saat kamu menemukan salah satu bentuk penipuan seperti yang sudah dijelaskan di atas, kamu bisa lebih berhati-hati agar tidak menjadi korban penipuan, ya, Sisters!