Hai Sisters! Menikah setelah lulus kuliah memang terdengar menyenangkan. Umur masih 20-an tapi sudah berhasil dalam kehidupan percintaan. Apalagi kalau memiliki pasangan yang sudah siap menafkahi lahir batinmu sebagai seorang istri.
Memang nggak ada yang salah memutuskan untuk menikah walau baru saja lulus kuliah. Toh, setelah menikah kita akan tetap mendapatkan nafkah dari suami. Namun ada banyak kebaikan yang akan kamu dapatkan jika kamu tetap mau bekerja sebelum menikah. Dan kamu akan merasakan banyak manfaatnya setelahnya, Sisters.
Sisters, dalam dunia kerja tentu kamu akan berinteraksi dengan banyak orang, tak hanya teman satu kantor, tapi juga akan ada klien. Kamu dilatih untuk memahami sifat dan perilaku orang lain dengan baik, dan berlatih untuk menghadapinya.
Permasalahan dalam dunia kerja dan rumah tangga memang berbeda, tapi sama-sama membutuhkan kesabaran serta pengertian yang berlebih. Dan saat bekerja itulah kamu dilatih soal kesabaran, pengertian, dan toleransi. Hal-hal itu akan membantu dalam kehidupan rumah tanggamu nanti.
Setiap orangtua tentu menginginkan keberhasilan anak-anaknya, Sisters. Orangtuamu pun tentu ingin melihatmu berhasil menggapai impian yang sudah kamu simpan sedari dulu. Berhasil merampungkan studi tentu hal yang membanggakan, tapi melihat anak perempuan mereka juga berhasil meraih pekerjaan sesuai yang dicita-citakan, tentu jadi salah satu harapan mereka.
Orantuamu mungkin tidak akan mempermasalahkan jika setelah lulus kuliah kamu memutuskan untuk langsung menikah. Namun, menyenangkan bukan bisa memberikan sesuatu yang berguna untuk orangtua, yang diperoleh dari hasil kerja keras sendiri?
Buat semua orang, pernikahan adalah hal yang diharapkan akan terjadi sekali seumur hidup. Bukan begitu, Sisters? Dan tak jarang buat sebagian orang, memerlukan biaya yang nggak sedikit buat mewujudkan pesta pernikahan yang diidam-idamkan.
Kamu sebagai seorang perempuan tentu memiliki konsep tersendiri soal pernikahan yang kamu inginkan. Dengan bekerja sebelum memutuskan untuk menikah, kamu bisa menabung gaji yang kamu peroleh tersebut untuk biaya pesta pernikahanmu kelak. Kamu nggak lagi perlu merepotkan orangtua untuk mempunyai pernikahan idamanmu sendiri.
Sisters, tugas seorang istri bukan cuma bisa ngurus anak, suami, mengurusi rumah. Tugas istri pun meliputi perihal keuangan, berapapun yang diberikan suami, kamu harus bisa mengelola dengan baik dan bisa memenuhi segala kebutuhan sehari-hari.
Kamu yang bekerja sebelum menikah tentu akan lebih mudah mengatur keuangan saat sudah menjadi istri kelak. Karena saat bekerja kamu sudah terbiasa mengatur gajimu sendiri. Kamu juga dilatih untuk berperilaku hemat dan irit, karena saat kamu bekerja kamu merasakan sendiri susahnya bekerja dan cari nafkah.
Jika kamu menikah dan suamimu masih mengizinkan untuk bekerja, pendapatan yang kamu peroleh bukan lagi untuk dirimu sendiri, tapi juga untuk keluargamu, Sisters. Memang ada suami yang berkewajiban menanggung kebutuhan, tapi apa salahnya kita sebagai istri bisa membantu dan meringankan beban di pundaknya.
Bukan untuk menyaingi pendapatan suami, gaji yang kamu peroleh dari bekerja bisa jadi tabungan untuk masa tua atau sebagai tambahan tabungan pendidikan anak-anakmu esok.
Sisters, kadang hasrat berbelanja setiap cewek, sangat sulit dibendung. Saat kamu tak memiliki pemasukan pribadi sama sekali, hasrat berbelanja harus kamu tekan mati-matian. Karena jika kamu masih berbelanja seenaknya, cuma pertengkaran yang nantinya akan terjadi dengan suamimu. Kamu akan dianggap sebagai istri yang tak pandai dalam mengelola pengeluaran keluarga.
Berbeda ketika kamu memiliki penghasilan pribadi. Sesekali belanja kebutuhan pribadi tak menjadi sesuatu yang sulit. Namun meski kamu belanja dari hasil keringat sendiri, bukan berarti kamu bisa sesuka hati. Izin dari suami tetap kamu butuhkan. Sebagai istri yang baik, kamu pasti paham kalau lebih baik menabung untuk masa depan daripada memenuhi hasrat belanja yang nggak ada habisnya.
Bekerja dari pagi sampai sore hari menunjukkan kamu adalah pribadi yang mandiri, Sisters. Walaupun tetap mendapatkan uang bulanan dan jatah belanja dari suami, kamu tetap ingin bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan kebutuhan belanja sendiri.
Kamu tetap mandiri dan tidak ingin terlalu jadi beban suamimu nanti. Hal itu adalah salah satu nilai plus yang bisa diajarkan untuk anak-anakmu kelak. Tetap bekerja keras selama kita mampu dan tidak bergantung dengan orang lain.
Tidak pernah ada yang tahu bagaimana takdir Tuhan membawamu, bukan, Sisters? Kamu dan dia mungkin tak pernah menyangka jika keuangan keluarga bisa berubah 180 derajat. Meski tak berharap, namun siapa sangka kalau suamimu terpaksa harus kehilangan pekerjaan. Dan untuk sementara waktu, tak bisa menafkahimu.
Dengan bekerja sebelum menikah atau malah tetap bekerja setelah menikah, setidaknya kamu memiliki tabungan yang bisa menjadi pegangan saat kondisi rumah tanggamu tidak memungkinkan.
Memutuskan bekerja atau menikah setelah lulus kuliah memiliki kebaikan dan keburukannya sendiri-sendiri. Semua hanya soal bagaimana kamu menjalaninya, Sisters. So, kalau kamu gimana?