Sisters, pada 9-14 Oktober lalu, telah diadakan Annual Meeting International Monetary Fund-World Bank 2018 (AM IMF-WB 2018) di Nusadua, yang dihadiri sekitar 34 ribu orang peserta. Tokoh penting yang hadir dalam acara tersebut diantaranya: Menteri Keuangan Sri Mulyani, Gubernur Bank Sentral dari 189 Negara, ASEAN Leaders, CEO 9 MDBs, Sekjen PBB, CEO Lembaga Keuangan dan beberapa tokoh dunia seperti Jack Ma, dan Melinda Gates.
Annual Meeting International Monetary Fund-World Bank 2018 (AM IMF-WB 2018) adalah pertemuan tahunan yang diselenggarakan oleh Dewan Gubernur IMF dan World Bank Group. Annual Meeting dilaksanakan setiap setahun sekali pada awal Oktober di kantor pusat IMF-WBG di Washington DC, Amerika Serikat selama dua tahun berturut-turut. Sementara untuk tahun berikutnya, dilaksanakan di negara anggota terpilih.
Sumber foto: am2018bali.go.id
Pertemuan tersebut bertujuan untuk mendiskusikan perkembangan ekonomi dan keuangan global serta isu-isu terkini, antara lain pengurangan kemiskinan, pembangunan ekonomi internasional, dan isu-isu global lainnya.
Setiap tiga tahun sekali, negara-negara di dunia bersaing untuk menjadi tuan rumah Annual Meetings IMF-WBG. Hal ini tidak mengherankan karena besarnya manfaat bagi perekonomian saat sebuah negara menjadi tuan rumah pertemuan, Sisters. Manfaat yang akan diraih oleh negara tuan rumah antara lain dapat mempromosikan destinasi investasi, wisata, pusat penyelenggaraan event internasional, maupun untuk menunjukkan kemajuan dan stabilitas ekonomi negara tuan rumah.
Selain itu, lokasi penyelenggaraan juga akan menikmati manfaat secara langsung dari kontrak bisnis untuk mensuplai kebutuhan penyelenggaraan Annual Meetings. Sektor pariwisata dan industri MICE (Meetings, Incentives, Conferences, Events) juga akan mendapatkan manfaat langsung dari penyelenggaraan event-event lain, serta pengeluaran dari para delegasi/peserta. Tak kalah penting ialah manfaat jangka panjang dari promosi tempat yang menjadi lokasi penyelenggaraan, sebagai destinasi kunjungan wisata kelas dunia.
Jadi, tidak heran jika banyak negara bersaing untuk bisa terpilih sebagai tuan rumah Annual Meetings IMF-WBG yang diselenggarakan setiap 3 tahun sekali di luar Amerika. Bahkan untuk tahun 2021 mendatang, sudah ada 21 negara yang mendaftar dan bersaing untuk menjadi negara tuan rumah.
Nah, pertemuan yang diadakan di Bali tersebut memberikan dampak secara ekonomi bagi propinsi Bali, baik secara langsung maupun tidak langsung, Sisters. Karena para tamu yang hadir setidaknya menghabiskan waktunya selama 9 hari di sana. Dampak langsung terhadap ekonomi Bali yaitu meraup sekitar 5,9 triliun rupiah, yang terdiri dari:
Biaya yang dikeluarkan oleh pengunjung sendiri rata-rata digunakan untuk keperluan jasa transportasi, pembelian souvenir dari UMKM dan pengrajin, pembelian makanan dan minuman, pengeluaran akomodasi untuk hotel, dan biaya lain-lain.
Sementara, dampak ekonomi tidak langsungnya adalah meningkatnya pertumbuhan ekonomi Bali, dari 5,90 persen menjadi 6,54 persen, atau meningkat sebesar 0,64 persen. Menciptakan kesempatan kerja selama AM2018 sebanyak 32,700 orang dan menambah output perekonomian selama 2017-2018 sebesar 7,8 triliun rupiah.
Wah, semoga acara-acara serupa bisa diadakan di daerah lainnya di Indonesia, ya, Sisters.
Sumber artikel: Kemenkominfo RI / bali.go.id