Sisters, pernahkah kamu menerima jawaban seadanya ketika kamu, sebagai orangtua, menanyakan seputar kegiatan anakmu di sekolah?
“Ya gitu deh, Ma..”
“Gak tau aku lupa..”
“Hmm, biasa aja..”
Atau jawaban cuek lainnya.
Masing-masing anak memang memiliki karakter tersendiri. Ada yang bersikap terbuka, namun ada juga yang enggan bercerita.
Tapi sebenarnya, tipe anak yang tertutup bukan berarti mereka tidak mau terbuka, Sisters. Hanya saja, memerlukan pendekatan yang berbeda. Di bawah ini adalah cara agar anak mau terbuka dan bercerita. Simak yuk!
Usahakan untuk tidak memberondong pertanyaan saat ia baru tiba di rumah. Biarkan ia istirahat dan bersantai sejenak. Kamu bisa menanyakan perihal kegiatannya di sekolah saat ia selesai makan siang, atau sambil menonton TV di sore hari, atau bisa juga menjelang jam tidur anak.
Kamu bisa awali dengan cerita seputar kegiatanmu di kantor. Misalnya kondisi jalanan yang macet, atau kejadian lucu yang kamu alami hari itu. Pancing agar anak mau bertanya lebih jauh. Kemudian, alihkan perlahan dengan mulai menanyakan kegiatannya. Yang penting, usahakan sikapmu sesantai mungkin ya, Sisters.
Anak kadang bersusah payah untuk mengatakan sejujurnya kepada orangtua, terlebih jika ia tipe yang pendiam dan tertutup. Jadi kalau dia bercerita mengenai kesalahan yang diperbuatnya hari itu, kendalikan emosimu, Sisters. Jangan langsung memarahi anak, tapi dengarkan dulu alasannya ia melakukan hal itu. Setelah selesai, barulah bahas bersama-sama.
Ingat, luangkan waktu sebanyak mungkin untuk mendengarkan cerita dan curhat mereka. Dengarkan dengan seksama. Jangan sesekali melirik jam atau memalingkan pandanganmu darinya. Karena bagi anak, bercerita dan curhat padamu adalah cara untuk mereka mengeluarkan pikiran dan perasaan. Hal yang paling mereka butuhkan adalah perhatianmu, Sisters.
foto: unsplash