Sisters, kamu sudah tahu mengenai pola asuh toxic parents? Tanpa disadari kita sebagai orangtua seringkali menerapkan pola asuh ini pada anak-anak. Padahal, dampaknya sangat buruk untuk psikis dan tumbuh kembang anak.
Belakangan ini isu terkait pola toxic parents memang sedang marak dibicarakan. Nggak heran jika mengingat akan risiko yang bisa diterima oleh anak jika menerima rasa kasih dan cinta dari orangtua dalam bentuk yang salah.
Psychology Today mengatakan, orangtua yang melakukan pola asuh toxic parents cenderung tidak memperlakukan anak-anak mereka dengan hormat sebagai individu.
Orangtua juga cenderung tidak mau berkompromi dengan anak, dan tidak bertanggung jawab atas perilaku mereka atau meminta maaf.
Hal inilah yang perlu disadari penuh oleh orangtua. Bercermin, apakah selama ini telah menerapkan pola asuh yang tepat? Bukan pola asuh yang ‘beracun’ hingga membunuh karakter anak.
Penyebab Toxic Parents
Sering kali pola asuh toxic parents dipicu oleh gangguan mental atau kecanduan yang serius. Selain itu, tentu ada beberapa pemicu lain yang perlu diwaspadai.
Misalnya, jika masa kecil orangtua memiliki traumatis, membawa luka akibat pengasuhan yang tidak benar atau disfungsional dalam keluarga, maka toxic parents juga bisa terjadi.
Ketika luka lama itu belum sembuh, orangtua dapat melukai anak dengan cara yang sama seperti yang dulu pernah dialaminya.
Meskipun mungkin orangtua akan berdalih semua yang dilakukan karena cinta dan kasih sayang, tapi pola asuh toxic parents tidak lazim dilakukan. Anak akan terluka secara mental dan emosional, sehingga berdampak buruk bagi kesehatan jiwa anak.
Ciri-ciri pola asuh Toxic Parents
Nah, yuk coba kenali tanda pola asuh toxic parent, sehingga kita bisa mewaspadai pola asuh kita pada anak.
1. Egois dan kurang empati pada anak
Orangtua toxic selalu mengutamakan kebutuhan mereka sendiri dan tidak mempertimbangkan kebutuhan atau perasaan anak. Mereka tidak berpikir tentang bagaimana perilakunya berdampak pada anak.
2. Reaktif secara emosional
Orangtua toxic bereaksi berlebihan, bisa diartikan “dramatis”, atau tidak dapat diprediksi kemarahannya.
3. Suka mengontrol
Orangtua toxic memiliki kontrol yang ketat sehingga anak harus melakukan apa yang dikehendaki orangtua, tanpa melakukan kompromi.
4. Kurang menghargai
Apapun usaha dan hasil yang dilakulan anak, selalu dirasakan kurang. Orangtua toxic sangat jarang memberikan apresiasi pada anak.
5. Menyalahkan dan kritik berlebihan pada anak
Orangtua toxic akan mencari ‘orang lain’ untuk kegagalan atau kesalahan dalam dinamika keluarga.
6. Menuntut berlebihan
Tidak ada salahnya anak belajar untuk disiplin, namun orangtua toxic seringkali tidak peduli pada kesanggupan dan kemampuan anak dalam mengerjakannya. Akibatnya anak akan merasa tertekan dan hilang kehilangan rasa percaya diri.
7. Bercanda yang merendahkan anak
Misalnya memanggil nama dengan julukan yang aneh, menyepelekan apa yang telah dilakukan anak atau melontarkan humor terkait dengan hal-hal unik yang ada pada diri anak.
8. Mengungkit apa yang telah dilakukan untuk anak
Misalnya tentang berapa banyak tenaga dan uang yang telah dikeluarkan untuk anak. Hal ini bisa membuat anak merasa bersalah.
Pola asuh yang kita terapkan pada anak tentu saja akan sangat berdampak pada psikologis dan tumbuh kembang anak. Faktanya, tidak sedikit orangtua yang masih belum mamahami bagaimana pola asuh yang tepat dan perlu ditanamkan pada si kecil.
Terkadang, masa lalu membuat orangtua mengulang sejarah dan tanpa sadar bahwa pola asuh tersebut memeng tidak ideal. Jika ada beberapa tanda dari gaya pengasuhan toxic parents di atas yang masih dilakukan, maka tak ada salahnya untuk perlahan memperbaikinya, Sisters.