Kadang-kadang kamu ingin bisa berbuat lebih banyak untuk komunitas di sekitarmu kan? Saya sering berpikir tentang cara agar bisa berkontribusi untuk masyarakat sambil berbisnis? Atau, bahasa kerennya, menjadi seorang sociopreneur.
Saya mau berbagi tentang dua perempuan keren yang menjadi inspirasi saya. Mungkin mereka bisa menginspirasimu juga! Mereka adalah nominasi Kick Andy Awards 2016. Pokoknya keren!
Perempuan muda ini akrab dipanggil Lusi. Ia rajin mengunjungi lembaga pemasyarakatan (lapas) atau rumah tahanan (rutan) di Batam. Sejak 2012, ia bolak-balik lapas untuk memberikan motivasi pada narapidana perempuan.
Lusi membina napi perempuan di lapas untuk berkreasi membuat pakaian Batik Girl, yaitu boneka Barbie berbusana batik. Prinsipnya mereka tidak boleh membuat pakaian yang sama untuk tiap boneka Barbie, sehingga para mereka harus mengasah kreativitas. Untuk tiap baju batik yang mereka buat ada upah sebesar 10.000 rupiah. Memang hasilnya tidak seberapa, tapi para napi perempuan, yang kebanyakan adalah korban penyalahgunaan narkoba, memang lebih membutuhkan perhatian, eksistensi dan apreasiasi. Berkreasi membuat busana batik untuk boneka Barbie ini memenuhi kebutuhan mereka.
Selain Batik Girl, Lusi juga membuat program baru di Rutan Kelas IIA Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Nama programnya CupcakeLove dan mengajarkan napi perempuan untuk membuat cupcake. Perempuan cantik ini juga mendirikan Cinderela From Indonesia Center (CFIC) untuk mengembangkan berbagai kegiatan sosial lain seperti program Save Street Children, program motivasi untuk ODHA atau orang-orang yang mengidap HIV/AIDS, dan program entrepreneurship untuk para single parent. Uang yang didapat dari usaha Batik Girl dan CupcakeLove digunakan untuk mendanai kegiatan sosial lain.
Ah, keren memang perempuan satu itu. Yang berikutnya ini juga tidak kalah keren, Sisters.
Sejak kelas 3 SMP, sulung dari dua bersaudara ini sudah terjun ke dunia bisnis. Sabrina menjalankan toko online yang menjual baju-baju impor dari Hongkong. Ia memilih media sosial Instagram untuk memasarkan dagangannya dan sukses.
Dengan bisnis online, Sabrina di usia muda sudah meraup untung. Tapi, yang lebih mengagumkan dari Sabrina adalah jiwa sosialnya yang tinggi. Ia rela menyumbangkan sebagian penghasilannya ke panti asuhan dan panti jompo. Sabrina bahkan memastikan bahwa tiap pembelian yang dilakukan pelanggannya turut berkontribusi pada kegiatan sosial yang dilakukan Saab Shares.
Saab Shares adalah akun Instagram yang dibuat Sabrina untuk mendokumentasikan kegiatan sosial yang ia lakukan. Sekarang Saab Shares dikelolanya dengan bantuan adiknya, Elena. Konsep charity Saab Shares sederhana saja. Bagi Sabrina dan adiknya, membantu sesama tidak perlu menunggu momentum hari raya atau pun bencana alam, tidak pula memandang agama maupun suku. Saab Shares bergerak kapan saja, di mana saja dan untuk siapa saja. Asalkan yang dibantu benar-benar membutuhkan dan layak mendapat bantuan.
Jiwa sosial Sabrina ini sepertinya tidak datang tiba-tiba, tapi tampaknya diturunkan oleh orang tuanya. Sedari kecil Sabrina sudah melihat orang tuanya memberikan contoh langsung peduli dengan sesama. Misalnya, ayah Sabrina pernah menyekolahkan anak dari mantan sopir pribadinya. Dengan orang tua teladan, ngga heran kalau Sabrina dan adiknya sudah melakukan kegiatan yang menginsipirasi sekitarnya.
Dua perempuan muda ini menunjukkan kalau bisnis tidak melulu soal mencari uang dan sekadar mengumpulkan keuntungan, tapi juga peduli dengan sesama. Hebat, ya! Kamu punya sociopreneur favorit juga, Sisters?