Sesuai yang dilansir oleh Rappler, data Yayasan Kakak-organisasi untuk perlindungan anak dari kekerasan seksual di Jawa Tengah-menunjukkan adanya kecenderungan usia korban maupun pelaku kekerasan seksual semakin belia. Seram ya, Sisters?
Oleh karena itu, ayo ajarkan anak-anak untuk belajar 8 hal ini agar terhindar dari kekerasan seksual.
Sebagai orang dewasa, kita harus menciptakan suasana agar anak-anak mau berkomunikasi dengan kita tentang hal apapun, termasuk hal yang tabu dibicarakan seperti seksualitas. Dengan membangun komunikasi yang baik dengan anak, kekerasan seksual bisa dihindari.
Biasakan anak-anak untuk angkat bicara ketika dia menghadapi situasi yang tidak nyaman. Hal ini akan membuat dia tidak takut menghadapi pelaku. Ketika akan terjadi pelecehan seksual, misalnya, dia akan mampu angkat bicara sebelum hal itu terjadi.
Anak-anak selalu memiliki rasa penasaran yang tinggi. Ketika mereka bertanya tentang tubuh mereka, seperti tentang vagina atau penis. Ceritakan pada mereka fungsi alat kelamin tersebut tanpa rasa malu, apalagi ketika mereka mulai masuk masa pubertas. Beri tahu mereka bagian tubuh yang tidak boleh disentuh oleh orang lain dengan sembarangan. Pendidikan seksual di usia dini itu penting, Sisters.
Lebih baik memberi tahu mereka, daripada mereka penasaran, mencari tahu sendiri, dan malah terjebak dengan berbagai informasi tidak benar di internet. Beritahu juga tentang seks, akibat dan risiko bila mereka melakukannya terlalu dini. Larangan hanya akan membuat anak-anak penasaran dan malah mencari tahu sendiri dari sumber lain. Memberi pengertian adalah pilihan yang lebih baik.
Seorang anak harus diajari untuk menghormati perempuan. Mereka perlu diajari menghormati dan menghargai perempuan sebagai seorang manusia juga, yang sama dan sederajat dengan laki-laki. Ajari anak laki-laki untuk peduli dengan perempuan, bukan hanya untuk melindungi perempuan. Ajari anak perempuan untuk menghargai dan menghormati dirinya sendiri, bukan hanya cara berpakaian dan bersolek.
Selama ini, banyak kasus kekerasan seksual yang justru melibatkan orang-orang terdekat korban. Maka, ajari anak-anak untuk waspada, tidak hanya terhadap orang asing, tapi juga pada orang-orang di sekitarnya.
Mengajari anak untuk waspada bukan berarti kita mengajari mereka untuk curiga atau takut pada orang lain, tapi ini adalah langkah pencegahan agar anak-anak tidak gampang terbuai dengan hadiah, atau janji-janji, yang malah membuat mereka dalam situasi rentan kekerasan seksual.
Sedari kecil, baiknya tanamkan pada anak-anak rasa bertanggung jawab atas tindakan yang mereka lakukan. Jangan ngotot menyalahkan anak atau menyalahkan orang lain atau benda mati. Sebagai orang dewasa, tugas kita memberikan pengertian pada anak. Baiknya bukan hukuman bila salah, tapi pengertian akan letak kesalahannya, sehingga dia tidak melakukannya karena mengerti alasan di balik itu, bukan karena rasa takut belaka. Dengan mengajarkan anak sedini mungkin untuk bertanggung jawab atas tindakan yang mereka lakukan, bisa menjadi cara untuk menghindari kekerasan seksual.
Media sosial tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan anak masa kini. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengajari mereka cara menggunakan media sosial dengan benar dan bertanggung jawab. Tidak hanya memantau atau melarang aktivitas media sosial, tapi juga diskusikan bersama mereka.
"Nanti kalau kamu nakal, ditangkap polisi, lho."
Jangan takuti anak-anak, karena sebenarnya peran polisi adalah melindungi masyarakat. Ketika si anak takut, maka dia akan segan untuk melapor atau minta bantuan pada polisi bila ada suatu hal yang mengganggunya.
Penting untuk mengajari anak-anak kedelapan hal ini. Mari bangun generasi yang mengerti dan tanggap kekerasan seksual, Sisters.