Hai Sisters!
Rasanya, istilah-istilah baru sebagai bahasa gaul masa kini bagi anak milenial itu tak pernah ada habisnya, ya. Selalu ada saja kosakata baru yang membuat kita penasaran untuk mencari tahu lebih mendalam terkait makna bahasa gaul itu. Karena kalau kita hanya memahaminya secara harfiah saja, bisa jadi kita salah sambung akan makna aslinya, nih.
Salah satunya yakni muncul sebuah istilah sugar coating.
Nah, mungkin banyak di antara kamu yang pernah mendengar istilah sugar coating. Istilah ini lagi viral di kota-kota besar, terutama dalam hubungan anak muda, nih, dan seringkali merujuk pada perilaku pasangan.
Sebenarnya, apa sih makna istilah yang secara harfiah memiliki arti pelapisan dengan gula tersebut?
Istilah sugar coating yang sering kita dengar itu bermakna akan suatu tindakan dalam mengatakan sesuatu yang dibungkus dengan kata-kata manis secara berlebihan. Dengan kata lain, sugar coating ini berarti tindakan, kalimat, atau janji yang dilapisi dengan hal manis dengan tujuan agar terkesan positif atau menyenangkan si penerima perkataan.
Penggunaan Istilah Sugar Coating
Kini yang sedang ramai jadi perbincangan akan istilah sugar coating ialah hasil akhirnya yang berujung negatif, nih. Yup, aksi berulang-ulang dari sugar coating ini bisa menjadi manipulatif, kebohongan yang berulang, misleading, bahkan menciptakan begitu banyak masalah.
Misalnya saja, ketika pasangan membuat masakan yang rasanya tak enak, entah terlalu manis atau asin. Lalu kamu tak bisa berkata jujur dengan alasan ingin menjaga perasaannya. Akhirnya, kalimat pujian manis akan masakannya ialah ucapan yang keluar dari mulutmu.
Tentunya, dengan hal ini pasanganmu tak akan bisa belajar dan mengoreksi diri supaya ke depannya bisa membuat masakan yang lebih baik lagi.
Misalnya juga penyampaian pendapat yang sugar coating untuk teman yang bersalah atau gagal akan suatu hal. Atas dasar keinginan untuk menyemangati agar tak terpuruk, kamu mengatakan bahwa dia sudah melakukan yang terbaik atau tidak melakukan kesalahan.
Kata-kata itu memang manis. Tapi, itu justru tak bisa membuatnya bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik lagi di masa depan.
Nah, kalau menurut kamu bagaimana, Sisters? Apakah kita harus berbohong demi menjaga perasaan seseorang, atau lebih baik jujur untuk kebaikannya di masa mendatang?
Image: freepik.com