Hai Sisters! Brand fatigue adalah sebuah fenomena marketing yang menunjukan saat customer jenuh dan menjauh terhadap suatu brand atau bisnis karena sudah terlalu banyak diberikan pesan promosi sekaligus.
Bisa saja brand fatigue menyebabkan konsumen loyal pindah ke brand lain karena merasa annoying. Terjadinya brand fatigue tidak dalam semalam. Ini merupakan akumulasi dari berbagai macam pesan promosi yang dikirimkan.
Apa Itu Brand Fatigue?
Brand fatigue adalah sebuah fenomena marketing yang menunjukan saat customer jenuh dan menjauh terhadap suatu brand atau bisnis karena sudah terlalu banyak diberikan pesan promosi sekaligus.
Bisa saja brand fatigue menyebabkan konsumen loyal pindah ke brand lain karena merasa annoying. Terjadinya brand fatigue tidak dalam semalam. Ini merupakan akumulasi dari berbagai macam pesan promosi yang dikirimkan.
Brand fatigue harus segera ditangani karena merupakan penyebab fatal brand kehilangan konsumen dan pemasukan. Selain itu konsumen enggak bisa menangkap apa yang mau kita sampaikan dan kedepannya akan susah bagi brand untuk promosi lagi.
Apa Penyebab Brand Fatigue?
Mengatasi brand fatigue berarti harus tahu dulu penyebabnya. Brand fatigue bisa terjadi karena brand kekurangan inovasi dan enggak bisa mengikuti tren saat ini yang diminati pasar.
Pasar juga ada beragam, dan tiap pasar punya tren yang disukainya masing-masing. Jadi, bisa saja brand menggunakan atau menerapkan tren yang enggak sesuai untuk pasar tersebut. Jadinya enggak match deh.
Cara marketing yang salah dan sering bombardir juga bikin konsumen atau bahkan calon konsumen pindah ke brand lain, ini dikenal juga dengan brand switching. Konsumen mulai mengabaikan pesan-pesan promosi brand kamu.
Minimnya respon brand terhadap konsumen juga bikin konsumen merasa enggak dianggap dan kayak lagi interaksi sama bot. Ini bakal menurunkan minat konsumen dan akhirnya kena brand fatigue deh.
Terus, Bagaimana Cara Mengatasi Brand Fatigue?
Jangan sampai deh kehilangan konsumen loyal dan calon-calon konsumen. Yuk, lakukan hal-hal di bawah ini sebelum mengirimkan promosi.
Melansir dari Business Mag, salah satu pertanda dari munculnya fenomena ini yaitu berkurangnya engagement rate yang dihasilkan dari promosi marketing pada berbagai platform.
Akibat dari kurangnya engagement rate ini konsumen enggak bisa melihat promosi yang dilakukan brand. Buat menghindari hal ini, kamu perlu memperhatikan analisis yang dihasilkan dari promosi yang sudah dijalankan.
Kalau terlihat penurunan yang signifikan itu artinya kamu perlu mengubah strategi marketing yang dijalankan.
Pastinya tiap platform punya pasar dengan behavior yang berbeda-beda. Kalau kamu mengirimkan promosi yang hanya copy-paste berlebihan di setiap platform konsumen akan jenuh dan menghindari promosi tersebut.
Konten harus dibuat relevan untuk menarik konsumen di setiap platform, maka dari itu perlu penyesuaian pesan dan format di setiap platform.
Konsumen pasti ingin merasa dispesialkan, sehingga pesan yang personal akan lebih mengena bagi mereka. Buatlah seolah-olah kamu sedang ngobrol pribadi dengan konsumen dan fokus pada penyampaiannya pesannya.
Sejalan dengan poin di atas, brand juga perlu untuk mengembangkan kemampuan mendengar aktif untuk dapat memahami konsumen. Pahami apa yang dibutuhkan oleh konsumen dan berikan layanan yang terbaik berdasarkan hal tersebut.