Apa sih dampak fast fashion? Fast fashion sebenarnya adalah sebuah dilema. Satu sisi, fast fashion mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat dengan harga relatif lebih murah dalam jangka waktu lebih cepat. Namun di sisi lain, fast fashion memunculkan isu lingkungan dan kesejahteraan pekerja. Mengapa? Sebab limbah tekstil menjadi lebih banyak. Sementara, upah buruh juga murah.
Lalu, bagaimana cara kita menyikapi fast fashion?
1. Tentukan satu tempat penyimpanan yang tepat
Kamu bisa memulai dengan menentukan satu tempat penyimpanan khusus untuk pakaianmu. Mulailah berkomitmen untuk membatasi pakaian yang kamu punya. Jika lemarimu sudah penuh, jangan tambah lagi dengan membeli pakaian baru. Cukup miliki sedikit pakaian.
Sedikit pakaian tidak berarti membuat penampilanmu tidak menarik. Pilih pakaian yang bisa dipadupadankan satu sama lain. Sehingga walaupun pakaianmu tidak cukup banyak, namun penampilan kamu tidak terlihat monoton.
2. Bijak dalam berbelanja
Berbelanjalah ketika memang diperlukan, bukan pada saat merasa menginginkannya. Jangan buru-buru beli yang baru. Tunggu sampai pakaianmu benar-benar tidak layak pakai. Saat pakaianmu ada yang rusak dan masih bisa diperbaiki, opsi memperbaiki pakaian dapat dipilih ketimbang langsung cari yang baru.
Ketika membeli pakaian baru, pikirkan dahulu, mau dikemanakan pakaian ini ketika sudah tidak layak pakai? Dijadikan lap atau didaur ulang? Atau disumbangkan ke tempat-tempat yang menampung pakaian tak layak pakai? Sekarang cukup banyak komunitas yang mengelola baju bekas, lho! Kamu bisa mencari tahu di internet.
3. One in, one out
Ketika kamu memutuskan belanja baju baru, keluarkan baju lama atau baju yang sangat jarang kamu pakai. Baju yang sudah lebih dari tiga bulan tidak dipakai dan kamu tak punya rencana lagi untuk memakainya di kemudian hari, layak dikeluarkan dari lemari.
Kamu bisa menyumbangkan ke tempat lain yang lebih membutuhkan. Atau, bisa kamu jual kembali, lho! Jadi, lemarimu tak akan cepat penuh. Cara ini secara tidak langsung juga dapat menekan keinginan belanja impulsifmu.
4. Beralih ke sustainable fashion
Kamu bisa memilih berbelanja pakaian yang memiliki bahan lebih bagus dan awet. Biasanya, ada harga ada rupa. Memang tidak semua pakaian yang murah itu kualitasnya murahan, dan tidak semua pakaian mahal pasti bagus.
Kamu sendiri yang bisa menentukan dan memilih, mana pakaian yang lebih cocok untuk kamu dari segi harga dan kualitas. Ingat! Lebih baik pilih yang lebih awet daripada yang gampang tergantikan.
5. Terapkan konsep mindfulness
Mindfulness merupakan kondisi di mana pikiran, perasaan, dan tubuh kita berada pada waktu sekarang. Dengan fokus pada masa sekarang dan tidak terlampau mengembara ke masa depan maupun masa lampau, akan membuatmu merasa lebih tenang menghadapi hingar bingar kehidupan. Konsep mindfulness dapat membantumu untuk berpikir lebih jernih mengenai sikap yang tepat untuk tidak terlalu khawatir terhadap penampilanmu.
Dampaknya, kamu pasti bisa lebih bijak dalam memilah dan memilih barang yang akan dipakai. Termasuk memilih dan memilah pakaian yang dipakai. Pilih penampilan yang membuatmu nyaman, bukan yang sekadar menarik perhatian orang lain namun kamu tidak merasa nyaman.
Menghindari fast fashion memang tantangan tersendiri. Khususnya buat kamu yang terbiasa berbelanja pakaian secara impulsif. Namun, menghindari fast fashion merupakan bentuk kepedulianmu terhadap lingkungan. Yuk, sama-sama berusaha, Sisters!