Hi, Sisters.
Perkenalkan namaku Ribka Ginting. Aku adalah seorang womenpreneur. Usaha yang kujalankan di bidang bakery spesialis brownies dan roti bernama Memori Cake Bali. Lokasinya di Denpasar Selatan. Oiya, aku juga seorang ibu rumah tangga.
Awal mula lahirnya Memori Cake Bali pada tahun 2021. Kontrak suamiku tidak diperpanjang oleh kantor karena dampak pandemi. Pada waktu itu, kami kebingungan untuk membuat langkah selanjutnya. Mencari pekerjaan baru bukanlah perkara yang mudah. Saat itu kondisi Bali sangat memprihatinkan, karena dampak pandemi.
Dari situasi ini muncul sebuah ide untuk menjual brownies. Brownies ini merupakan makanan yang sering kubuat dan menjadi favorit di keluarga kami. Sebelum memulai menjual, aku sempat kebingungan untuk memasarkannya. Aku melihat ada tempat jual jajanan setiap pagi dengan sistem titip jual. Aku mencoba menitip brownies dengan potongan kecil di tempat itu. Setelah beberapa kali titip brownies di tempat ini, ternyata kami kalah bersaing dengan produk lain yang lebih berani bersaing harga dengan ukuran lebih besar dan harga cukup murah. Sementara kami tidak mau menurunkunkan kualitas produk. Akhirnya kami memutuskan untuk menjual produk kami dengan ukuran utuh 22x10.
Pertama aku dan suami mencoba memasarkan dengan menawarkan ke beberapa teman. Pembeli pertama kami adalah teman mantan kantor suami dan brownies kami dibawa langsung ke kampung halamannya di Singaraja sebagai oleh-oleh. Setelah itu ada teman lainnya yang membeli dan langsung membuat story testimoni di FB tentang brownies yang dibelinya. Brownies yang kubuat dibilang lembut, padat, manisnya pas, dan enak. Angin segar seperti berembus. Ada secercah harapan bahwa brownies ini bisa disukai oleh orang lain lagi.
Selanjutnya, ada teman yang ingin mudik ke Malang. Dia terpikir untuk membawakan brownies sebagai oleh-oleh. Dia memesan 10 kotak brownies. Ini pertama kalinya aku menerima orderan brownies dalam jumlah yang banyak. Sepulangnya dia memberikan testimoni bahwa brownies tersebut disukai oleh keluarganya di Malang. Rasa percaya diri mulai bertambah lagi. Walaupun masih ada keraguan dalam hatiku untuk serius dalam mengembangkan usaha ini. Nah itu sekilas ceritaku tentang brownies
Untuk produk roti beginilah kisahnya. Aku pernah diajari oleh salah satu teman yang sudah aku anggap sebagai kakak sendiri untuk membuat roti. Roti ini adalah makanan favorit kami dan aku cukup sering juga membuatnya. Lalu aku berpikir untuk membuat produk lain selain brownies yaitu roti agar ada alternative pilihan lain.
Produk roti pertama yang kubuat adalah roti sobek. Aku ingin bentuk rotinya terlihat berbeda dengan roti yang dijual di pasaran. Aku melihat ada loyang bulat ukuran 16cm yang waktu itu kubeli untuk membuat kue ulang tahun pertama anakku. Bentuk roti pertama kali yang kubuat cukup menarik dengan susunan 10 bulatan dough.
Kami mulai memasarkan produk roti dan brownies kami di marketplace dan masuk ke platform lokal. Satu waktu ada dari marketplace yang pesan satu kotak roti. Setelah itu dia menghubungi kembali untuk memesan roti sebanyak 60 kotak. Ternyata roti yang tadi dipesannya untuk tes rasa. Jumlah yang fantastis untukku saat itu. Oiya, saat itu aku masih mengulen manual menggunakan tangan. Oven yang ku gunakan adalah oven listrik yang pertama kali kami beli ketika mengawali bahtera rumah tangga. Oven ini hanya muat dua loyang. Sekali memanggang butuh waktu sekitar 30-45 menit. Jadi bisa dibayangkan untuk memanggang roti sebanyak 60 kotak butuh waktu kurang lebih 15 jam. Ini adalah pengalaman pertama tidak tidur demi menyelesaikan roti tepat waktu.
Inovasi terus dilakukan. Sampai akhirnya aku beranikan membeli peralatan, seperti mixer besar, oven gas 1 deck, kukusan brownies, tujuannya untuk membuat pekerjaan lebih efektif dan efesien. Begitu juga dengan kemasan. Aku mencari kemasan yang menarik sehingga mendukung rasa percaya orang pada produk kami.
Sebelum hari raya Galungan, aku terpikir untuk menjadikan produk kami sebagai hampers. Aku menghias kemasan produk dengan pita dan kartu ucapan. Kemudian aku memasarkan hampers tersebut di marketplace FB. Tiba-tiba chat dari orang baru muncul dan banyak pesanan hampers untuk hari raya Galungan. Pertama kalinya, omset mencapai 900 ribu dalam sehari.
Dari situ aku melihat bahwa produk ini ada harapan. Aku mulai rajin membuat konten dan beriklan di media sosial, walaupun masih mengandalkan iklan gratisan. Pelanggan sedikit demi sedikit bertambah. Beberapa pelanggan dating dari rekomendasi pelanggan yang sudah pernah membeli. Saat ini, Memori Cake Bali sudah memiliki pelanggan tetap dan beberapa reseller.
Sesekali, aku mengajak beberapa teman untuk membantu proses produksi maupun pengantaran saat orderan sedang banyak. Namun, aku belum berani memperkerjakan karyawan secara rutin. Sedangkan aku merasa sangat perlu tenaga kerja untuk memaksimalkan bisnis ini. Karena pada saat ini hanya aku dan suami yang mengerjakan semuanya dari A sampai Z. Termasuk mengurus keluarga.
Aku melihat masa depan untuk bisnis ini sangat bagus. Produk Memori Cake Bali juga berpotensi untuk dijadikan oleh-oleh dari pulau Bali. Banyak dari customer kami percaya untuk membawa produk Memori Cake Bali sebagai oleh-oleh yang artinya produk kami memiliki memori atau kenangan yang hanya bisa didapatkan dari pulau Bali.
Aku mempunyai mimpi untuk menolong para wanita yang ingin membantu perekonomian keluarga dengan cara memperkerjakan mereka. Selain itu di pulau Bali sebagian besar perekonomian datangnya dari pariwisata sedangkan Bali masih sedang berbenah, oleh karena itu aku ingin memperkerjakan orang yang kehilangan pekerjaan saat pandemi.
Aku sangat senang sekali mendengar ada Sisternet Kompetisi Modal Pintar 2023. Dengan total hadiah yang mencapai 200 juta, aku berharap menjadi salah satu pemenangnya. Dari hadiah ini aku dapat mengoptimalkan branding.
Hadiahnya sangat membantuku dalam meningkatkan usaha ini. Setelah kukalkulasikan, biaya yang paling urgent dibutuhkan saat ini:
• Pembelian showcase untuk stok brownies Rp. 4.000.000
• Biaya iklan di sosial media Rp. 1.000.000
• Biaya promosi dari influencer Rp. 2.000.000
• Rak besi untuk tempat bahan baku Rp. 1.000.000
• Meja stainless Rp. 2.000.000
• Kukusan brownies dan tambahan loyang Rp. 700.000
• Troly rak pendingin roti Rp. 1.300.000
• Rak display roti Rp.2.000.000
• Kamera untuk mengambil bahan konten Rp.5.000.000
• Oven Sinmag 1 deck 9.000.000
Total biaya yang kubutuhkan 28.000.000
Program Sisternet Kompetisi Modal Pintar 2023 menjadi harapan untuk mendukung mimpi besarku memajukan Memori Cake Bali.