Pagii Sisters, aku selalu suka spirit yang dibawa oleh pagi hari, saat energi setiap orang masih full untuk membuka setiap kesempatan dan rejeki. Saat itu salah satu sahabat datang dari luar negeri membuat pagiku makin Indah dan berseri, kami habiskan waktu berkeliling kota dan mencoba banyak kuliner khas DKI Jakarta sampai akhirnya bertemu dengan salak Condet maskotnya DKI Jakarta.
Salak Condet yang membuat kami bernostalgia dengan rasa khasnya, meskipun sudah ditetapkan sebagai maskot DKI Jakarta sejak 1989, tanaman endemik khas DKI Jakarta ini keberadaanya hampir punah.
Sayangnya keberadaan Salak Condet sebagai maskot ibu kota mulai terlupakan serta kurangnya aksi nyata dari pemerintah untuk memasyarakatkan tanaman ini membuat pagiku semakin bersinar dengan semangat dan tujuan untuk mengembalikan kejayaan salak Condet di DKI Jakarta.
Pertemuan dengan sahabat lama untuk eksplore DKI Jakarta membuatku berkesimpulan bahwa belum ada oleh – oleh dan souvenir khas DKI Jakarta yang mengusung Salak Condet sebagai maskotnya.
Langkahku bermula ketika mengunjungi Agrowisata Cagar Buah Condet, satu-satunya upaya pelestarian Salak Condet yang dikelola oleh pemerintah dan disini aku menemukan bahwa tanaman salak Condet ternyata kurang diminati karena rasa khasnya yang sepat dan masam. Dalam perawatannya untuk menjaga kualitas dari tanaman salak Condet, daun salak Condet perlu dipangkas secara rutin, dan ternyata tindakan ini menghasilkan limbah organik yang tidak terolah seperti daun dan kulit buah salak condet.
Hasil dari limbah daun dan kulit buah dari tanaman salak condet nyatanya masih memiliki potensi dan dapat diproses hingga menjadi souvenir khas DKI Jakarta. Semoga upaya untuk meningkatkan nilai ekonomis dari tanaman salak condet dapat meningkatkan minat masyarakat untuk turut serta dalam melestarikan tanaman salak condet yang merupakan maskot DKI Jakarta. Pengolahan ini juga sebagai upaya dalam mencapai tujuan SDG’s guna mempromosikan pariwista serta produk lokal.
Daun Salak condet dapat diolah sedemikian rupa untuk menjadi product yang berguna seperti tablemate, aksesoris manis seperti gelang dan kalung dan gantungan kunci seperti berikut ini :
Kulit buah salah juga tak kalah menarik dan dapat diproses sebagai souvenir khas buah salak condet seperti berikut ini:
Ditengah upaya menghidupkan mimpi untuk bisa berkontribusi dalam pelestarian tanaman salak condet kami hadir dengan brand SaCo (Salak Condet) Souvenir dan mendapat sambutan hangat dari seluruh pihak. Sambutan terhangat dan support sering kami dapatkan pada saat mengikuti pameran offline, salah satu pengalaman yang tidak terlupakan adalah saat upaya kami diapresiasi dan berhasil menjadi juara pertama pada Jakarta Souvenir Desain Award 2022 yang dilaksanakan oleh Disparekraf DKI Jakarta yang berkolaborasi dengan Dekranasda DKI Jakarta.
Edukasi dan ajakan untuk melestarikan tanaman salak condet masih terus kami lakukan. Kegiatan promosi dan pemasaran secara online juga masih terus kami perjuangkan melalui social media IG: Salakcondetsouvenir.
Setiap produk Salak Condet Souvenir dibuat handmade dan authentic. Atensi besar muncul saat Penjualan offline oleh sebab itu kami berharap memiliki workshop beserta tempat untuk Penjualan offline. Biaya yang dibutuhkan untuk ekspansi dalam usaha SaCo (Salak Condet) Souvenir adalah :
Total biaya yang dibutuhkan untuk pengembangan usaha ini adalah sebesar Rp. 30.000.000
Semoga usaha ini dapat berjalan bersama sisternet guna mempopulerkan kembali salak Condet si maskot DKI Jakarta.
Signature product dari Saco (Salak Condet) Souvenir yang paling banyak diminati adalah aksesoris gelang dan gantungan kunci berikut ini:
Besar harapanku agar SaCo (Salak Condet) Souvenir dapat menjadi tonggak pelestarian tanaman salak condet sebagai maskot DKI Jakarta dan usaha ini dapat berkembang menjadi pusat oleh – oleh dan souvenir DKI Jakarta.