Hai Sisters! Belum lama ini, viral di media sosial mengenai 30 karyawan yang dipaksa mengundurkan diri dan ganti rugi serta menyeret merek The Goods Dept. dan Erigo.
Dalam kabar yang viral dari akun Twitter @DiahLarasatiP tersebut, banyak warganet yang menyoroti status WhatsApp dari anggota human resources (HR).
"Disaat keadaan memanas ada yg memicu bola api, makasih loh HRD," tulis akun tersebut.
Terdapat 2 unggahan status yang di screenshoot dan diunggah dalam utas di akun Twitter tersebut.
"Makanya nyari uang yang halal biar berkah. Pada nyolong sih," tulis HR tersebut disertai emoji.
"Jangan ngerasa tersakiti. Nggak mungkin ada akibat kalo nggak ada sebabnya!!" sebagaimana dalam unggahan lainnya.
Peran HR dalam Perusahaan
Lantas, apa saja hal-hal yang harus diperhatikan saat menjadi HR?
Dalam Harvard Business Review, Profesor Bisnis Rensis Likert di Ross School, University of Michigan, dan mitra di RBL Group, Dave Ulrich telah berada di lapangan selama lebih dari 20 tahun mengatakan posisi HR sangat diperlukan untuk mencapai keunggulan di perusahaan.
Ia mengungkapkan terdapat empat cara yang harus dilakukan HR agar perusahaan menjadi unggul.
Pertama, ia harus menjadi mitra bagi para manajer senior dan manajer lainnya dalam pelaksanaan strategi.
Selanjutnya, HR menjadi ahli dalam cara-cara yang diterapkan dalam perusahaan serta memberikan efisiensi antara biaya dan kualitas.
Selain itu, ia juga harus dapat mendorong kontribusi serta komitmen karyawan terhadap perusahaan.
Adapun yang terakhir, HR harus membentuk proses dan budaya untuk perubahan organisasi secara berkelanjutan.
HR dan Karyawan
Dalam perannya terhadap karyawan, saat ini HR mengambil tanggung jawab untuk mengarahkan dan melatih karyawan tentang pentingnya semangat kerja yang tinggi dan bagaimana mencapainya.
Selain itu, HR harus menjadi suara karyawan dalam diskusi manajemen.
Ia juga harus menawarkan kesempatan kepada karyawan untuk berkembang dan profesional, serta menyediakan sumber daya yang membantu karyawan memenuhi tuntutan yang diberikan kepada mereka.
Dalam hal ini, HR harus menyelidiki apa yang mempengaruhi kinerja karyawan dan mengatasi solusi tersebut.
Selain memberi pelatihan, HR juga harus menjadi advokat bagi para karyawannya.
Mereka harus mewakili karyawan kepada manajemen dan menjadi suara mereka dalam diskusi manajemen.
Karyawan harus memiliki keyakinan bahwa ketika keputusan dibuat yang mempengaruhi mereka (seperti penutupan pabrik), keterlibatan SDM dalam proses pengambilan keputusan secara jelas mewakili pandangan karyawan dan mendukung hak-hak mereka.
Advokasi semacam itu tidak bisa tidak terlihat. Karyawan harus tahu bahwa SDM adalah suara mereka sebelum mereka menyampaikan pendapatnya kepada manajer SDM.