Sisters, kita semua tahu bahwa harga jual yang tepat akan membuat keuntungan bisnis online kamu meningkat sekaligus juga membuat pelanggan merasa puas.
Tapi tahukah kamu, bahwa ada beberapa metode untuk menentukan harga jual suatu produk? Simak, yuk!
1. Menentukan Harga Berdasarkan Biaya (Cost-based Pricing)
Cara menentukan harga jual yang satu ini dilakukan berdasarkan biaya yang sudah kamu keluarkan untuk suatu produk ditambah keuntungan yang kamu inginkan. Biaya ini termasuk bahan-bahan dan biaya operasional bisnis lainnya seperti listrik, gaji karyawan, transportasi, biaya promosi atau iklan, dan sebagainya. Ini artinya kamu harus benar-benar paham berapa banyak biaya produksi yang kamu habiskan.
Setelah kamu menghitung jumlah biaya produksi yang dikeluarkan, jumlah ini ditambahkan dengan berapa persen keuntungan yang ingin kamu dapatkan dari jualan online.
2. Menentukan Harga Berdasarkan Kompetisi (Competition-based Pricing)
Dengan mengetahui harga dari para pesaing, setidaknya kamu sudah memiliki patokan harga. Ini bukan berarti kamu harus memberikan harga yang sama seperti harga yang ditawarkan pesaing.
Jika produk kamu lebih berkualitas, memiliki kemasan yang menarik dan berguna (misalnya menggunakan tote bag sebagai pengemas barang jualan kamu), atau website toko online kamu mudah diakses dan memberi banyak kemudahan pada pelanggan, kamu pantas menetapkan harga jual sendiri yang lebih tinggi.
Tapi, kekurangan dari metode ini adalah kamu akan mengabaikan biaya produksi jika terlalu fokus dengan harga yang ditetapkan pesaing. Kamu juga akan menghabiskan banyak waktu untuk melakukan riset pasar.
3. Menentukan Harga Berdasarkan Pelanggan (Customer-based Pricing)
Dalam metode ini, cara menentukan harga jual produk yang ditentukan adalah berdasarkan pada persepsi pelanggan terhadap produk kamu.
Untuk melakukan metode ini, kamu perlu melakukan survei pelanggan terlebih dulu, Sisters. Kamu bisa melakukan wawancara atau memberi kuisioner dengan pertanyaan-pertanyaan seperti:
- Apakah pelanggan berasumsi bahwa harga menggambarkan kualitas produk?
- Apakah pelanggan merasa uang yang dihabiskan sepadan nilai yang diterima?
- Apakah pelanggan lebih mementingkan prestise dibanding harga?
Survei ini bisa membantu kamu menentukan harga produk yang kamu jual.
Kekurangan dari metode ini adalah kamu akan mengabaikan biaya produksi juga kompetisi harga jika terlalu fokus pada pelanggan.
4. Harga Margin
Kamu juga bisa menggunakan harga margin dalam menentukan harga jual produk. Ini adalah harga jual produk yang ditentukan berdasarkan jumlah produksi dan perkiraan profit yang akan diambil.
Misalnya, kamu membuka bisnis makanan dengan modal Rp15.000 dan ingin menjualnya seharga Rp18.750, maka cara menghitungnya, yakni:
Margin = (Harga jual-biaya produksi) / harga jual
Margin = (18,750 IDR – 15,000 IDR) / 18,750 IDR
Margin = 0.2 atau 20%
5. Harga Keystone
Sekilas, harga keystone mirip dengan harga markup, tetapi biasanya markup memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Bahkan, ada yang jumlahnya mencapai 100%. Biasanya, penetapan harga dengan metode keystone banyak digunakan oleh department store. Penetapan harga jual produk keystone tak hanya demi keuntungan semata. Namun, biasanya karena ada faktor seperti barang yang tidak laku akan diretur, lalu menghasilkan stok barang berlebihan atau tidak bisa dijual.
6. Value Based Pricing
Melansir HubSpot, jika biasanya harga produk telah ditetapkan oleh produsen atau penjual, value based pricing ditentukan oleh pelanggan. Jadi, sebuah produk akan disesuaikan dengan nilai yang telah diberikan oleh pelanggan.
Umumnya, ada suatu indikator yang harus dipenuhi dari pelanggan sehingga penjual bisa menentukan harga jual produk. Nilai yang diberikan pelanggan ini bisa didapatkan melalui survey/riset tertentu. Nantinya, penjual akan memeroleh harga jual produk yang telah diperkirakan oleh para peserta.
Biasanya, value based pricing digunakan untuk menjual produk koleksi yang unik dan cukup langka, seperti karya seni. Selain itu, value based pricing juga bisa digunakan dalam bisnis lain, dengan catatan memiliki kualitas yang bagus, langka, atau populer.]
7. Manufactured Suggested Retail Price (MSRP)
Menurut Investopedia, MSRP ini disebut sebagai harga eceran yang disetarakan. Meski sudah ditentukan, beberapa penjual tetap bisa menaikkan harga produk di atas harga MSRP.
Biasanya, harga yang lebih tinggi dari ketentuan MSRP muncul karena produk tersebut sedang sulit ditemukan. Bisa juga harga jual menjadi lebih rendah dari angka MSRP yang telah ditetapkan karena memang stoknya sedang melimpah. Jadi, kembali lagi kepada kondisi pasar dan kebijakan penjualnya.
Seluruh cara di atas memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, Sisters. Kamu bisa menyesuaikan mana yang tepat untuk bisnis online-mu. Kamu juga bisa mengombinasikan beberapa metode cara menentukan harga jual, sehingga kamu tetap mendapat laba yang sepadan dan pelanggan pun senang.