MUTIARA TERPENDAM DARI PENGELOLAAN SAMPAH YANG DIKELOLA SECARA BIJAKSANA
Sampah membawa berkah. Istilah ini sekarang pelan-pelan sudah mulai disadari oleh banyak orang, termasuk saya. Terbukti dari hasil olahan sampah organik ternyata bisa menyuburkan tanaman di sekitar tempat tinggal saya. Bahkan dari pengelolaan sampah ini, mampu menghasilkan efek berganda bagi kehidupan termasuk menciptakan lapangan kerja seperti adanya bank sampah, pertanian perkotaan, bisnis daur ulang dll.
Inilah yang menginspirasi saya bergabung dalam komunitas lingkungan hidup yaitu Yayasan Bumi Winaya Lestari. Kebetulan pemilik Yayasan ini adalah seseorang yang sudah saya kenal baik. Ini yang kemudian menjadi salah satu inspirasi buat kami untuk mengembangkan usaha di bidang agribisnis dengan lebih serius lagi.
Proses ini sudah saya lakukan sejak tahun 2021, melihat potensi yang luar biasa terutama di bidang ketahanan pangan keluarga, climate change, ketahanan keluarga, isu stunting, manajemen pengelolaan sampah, dan juga dapat dilakukan sebagai terapi healing. Tidak dapat dipungkiri bahwa tanaman mampu menjadi obat yang mujarab selain manfaat dari tanaman itu sendiri, tetapi juga dengan merawat tanaman ini dapat dijadikan sebagai healing untuk menyeimbangkan segala permasalahan kehidupan.
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2020) menyatakan bahwa total produksi sampah nasional telah mencapai 67,8 juta ton. Ini artinya, ada sekitar 185.753 ton sampah setiap harinya, yang dihasilkan oleh 270 juta penduduk Indonesia jika dihitung setiap rumah tangga menghasilkan sekitar 0,68 kg sampah per hari. Ini dapat menjadi permasalahan yang sangat krusial jika tidak disadari oleh kita semua. Ternyata apabila pengelolaan sampah jika dimulai dari skala rumah tangga ternyata hasilnya sangat berpengaruh sekali terhadap lingkungan. Memisahkan sampah organik dan anorganik, sampah organik dapat menghasilkan kompos dan pupuk cair dengan menggunakan komposbox, magobox, composbag. Tidak perlu lagi membeli kompos karena dapat dihasilkan dari limbah rumah tangga. Sampah anorganik dapat dijual di bank sampah, dijadikan kerajianan seperti tas, taplak meja, tempat tisu, dll.
Kompos dan pupuk cair yang dihasilkan dapat digunakan sebagai media tanam sekaligus sebagai penyubur tanaman sehingga menghasilkan tanaman yang tumbuh subur. Melihat tanaman kita dapat tumbuh dengan subur juga dapat dijadikan sebagai healing, atau ketika kita bercocok tanaman juga mampu menghilangkan energi-energi negatif yang ada di dalam diri, dan mampu menyerap energi positif dari alam dan tanaman itu sendiri.
Tidak hanya tanaman dalam bentuk yang indah dipandang saja, tetapi juga tanaman yang dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti tanaman sayuran, tanaman obat keluarga, tanaman buah-buahan. Dengan memanfaatkan lahan yang tidak terlalu luas kita dapat memenuhi kebutuhan makan sehari-hari dan juga kesehatan terjaga, karena tanaman bebas dari pestisida dan pupuk kimia. Konsep urban farming juga sangat cocok dilakukan di daerah permukiman yang memiliki lahan sempit.
Di era digitalisasi saat ini tanaman dapat diperjualbelikan dengan sangat mudah, apalagi dengan ketersediaan marketplace yang sangat beragam layanan yang diberikan sehingga membuat penjual dan pembeli dapat bertransaksi dengan mudah dan aman. Baik harga, jenis tanaman, dan juga peralatan pendukung lainnya juga dapat dengan mudah kita peroleh. Saya percaya bahwa dengan kita mengelola alam dengan bijaksana maka akan berdampak juga terhadap perubahan iklim dunia.
#Sispreneur
#wastemanagement
#laudatosi
#bumiwinayalestari