Halo, Sisters!
Namaku Khoiru Nisa. Usiaku 21 tahun. Aku berasal dari Sumatera Selatan dan pernah tinggal di Surakarta untuk menimba ilmu. Aku bersyukur berkuliah di Surakarta karena menurut penelitian Kota Surakarta (Solo) merupakan kota di Indonesia dengan biaya hidup termurah. Dan memang benar, aku setuju akan hal itu.
Sebagai seorang mahasiswa, sudah menjadi hal yang wajar dan lumrah ketika kumpul dengan teman-teman pasti ada jajan. Hehe... Begitu pun dengan aku. Selama menimba ilmu di Solo, aku terbiasa mencoba jajanan-jajanan yang ada, di antaranya yaitu minuman boba, seblak, dan bakar-bakaran. Untung di Solo harga makanan dan minumannya murah-murah. Hehe...
Kebiasaanku mengonsumsi beberapa jajanan yang aku ceritakan tadi terus berlanjut sampai aku kembali ke rumah, ke Sumatera Selatan. Di rumah pun aku juga ingin minum minuman boba, makan seblak, dan bakar-bakaran. Namun sayangnya, di daerah rumahku tidak ada yang menjual jajanan-jananan yang aku inginkan tersebut.
Nah, mulai dari situ aku terpikir unutk mulai berjualan. Aku mencoba berdiskusi dengan orangtuaku dan alhamdulillah orangtuaku mendukungku sepenuhnya. Salah satu bentuk dukungan mereka yaitu dengan memberikan suntikan modal segar.
Pertama kali, aku mencoba membuat minuman boba. Aku mencoba menjualnya di kedaiku yang berada di pinggir jalan. Meskipun dalam tahap memulai, aku berusaha all out dan toalitas menyiapkan produk yang terbaik. Bahan-bahan yang aku gunakan merupakan bahan-bahan premium. Aku juga menyertakan logo sebagai branding agar produkku dikenal oleh masyarakat. Seiring berjalannya waktu, mulai banyak yang juga berbisnis minuman boba. Akan tetapi, aku yakin dan percaya bahwa setiap penjual pasti ada pembelinya sehingga rezeki tidak akan pernah tertukar. Untuk tetap eksis dan bersaing secara sehat di dunia bisnis ini, aku tetap mempertahankan bahan, rasa, kualitas, dan harga produkku. Berikut beberapa review dari konsumen yang sudah mencoba produk minuman boba Mimik Kene.
Namun, di suatu waktu ketika ayahku meninggal, bisnisku mulai mengalami kendala. Aku akui, pemodal dalam bisniku ini dibantu oleh ayahku sehingga saat beliau meninggal bisnisku mulai terkendala dana. Pada akhirnya, aku menggunakan pesangon dari pensiunan ayahku untuk modal melanjutkan bisnisku. Kendala lain juga pernah aku alami ketika semua bahan harganya naik, aku merasa tidak mungkin menaikkan harga produk. Satu cup minuman boba aku jual mulai harga Rp 6.000,00 - Rp 12.000,00, tergantung dengan kecil atau besarnya cup. Ternyata harga segitu bagi konsumen di daerahku termasuk harga yang mahal. Untuk mengatasi masalah tersebut, aku termotivasi ikut kegiatan #sispreneur ini. Harapanku, dengan mengikuti kompetisi #sispreneur ini aku mendapatkan pelatihan agar bisnis yang aku lakukan dapat berkembang dengan lebih baik di era gempuran bisnis F&B (Food and Beverage). Dan untuk ke depannya, aku berharap bisnis yang aku jalani bisa membuka lapangan pekerjaan, khususnya untuk para perempuan di sekitar tempat tinggalku.
Khoiru Nisa
Mimik Kene.