Produk Tani Kepyar diinisasi dari keresahan berlimpahnya hasil pertanian umbi-umbian di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya yang nilai jualnya rendah di tingkat petani. Berkolaborasi bersama kelompok ibu – ibu di Pakem, kami mencoba mengolah hasil umbi-umbian ini menjadi produk setengah jadi dengan cara dikeringkan tujuan utamanya agar komoditi umbi-umbian ini memiliki masa simpan yang lebih panjang dan kemudian mengolahnya menjadi tepung untuk menaikan harga jual.
Seiring dengan berjalannya waktu kami mencoba melakukan pengembangan produk tepung umbi-umbian tersebut menjadi tepung premix gluten free siap konsumsi dengan target sasaran customer berkebutuhan khusus yang memiliki riwayat alergi terhadap tepung terigu (penderita irritated bowel syndrom, penderita gerd) dan untuk anak berkebutuhan khusus yg mengidap ADHD.
Kenapa bekerja sama dengan kelompok wanita tani, kami sadar bahwa perempuan lah penentu keputusan menu harian di meja makan. Merintis usaha yang berfokus dengan kebutuhan khusus menu makanan terutama yang bebas gluten, bebas bahan pewarna pengawet, pemanis dan penyedap buatan di rumah dengan harga yang terjangkau merupakan harapan bagi setiap ibu dirumah agar kesehatan anggota keluarganya terjamin. Untuk itulah kami mengandeng kelompok ibu-ibu desa untuk bekerjasama mengolah hasil pertanian lokal menjadikan produk pilihan tanpa kekhawatiran bagi perempuan di rumah untuk berkreasi dengan menu makanannya setiap hari dengan produk-produk dari Tani Kepyar.
Keterbatasan produk pabrikan yg memproduksi tepung gluten free mix (siap konsumsi) dalam jumlah besar mendorong kami untuk terus berkembang dan berkolaborasi dengan kelompok tani wanita untu meningkatkan kapasitas produksi dan standart mutu produksi yang memenuhi kriteria HAACP, keterbatasan kapasitas alat pendukung masih menjadi masalah utama untuk sprint mengejar pemenuhan kapasitas produksi guna menekan harga pokok produksi. Selain itu seiring dengan dikenalnya produk kami dikalangan masyarakat baik melalui media sosial seperti instagram ataupun penjualan via market place. Permintaan varian jenis tepung dari konsumen pun beragam seperti kebutuhan akan tepung sayur-sayuran dan protein nabati serta tepung protein hewani untuk campuran mpasi dari beberapa produsen makanan mpasi.
Hal ini menjadi berkah untuk kami bisa menggandeng lebih banyak lagi anggota kelompok ibu-ibu desa untuk bekerja sama dan melakukan pemberdayaan. Tidak sekedar mengerjakan orderan produk kami tapi ada juga transfer ilmu yg sering kami diskusikan bersama agar para wanita dalam kelompok tani ini mendapatkan transfer knowledge, diharapkan dikemudian hari menjadi lebih berkembang. Seperti pelatihan manajemen pengolahan limbah organik rumah tangga yg hasilnya dapat digunakan untuk pembuatan pupuk organik cair dan financial literasi. Tetapi disisi lain keterbatasan alat produksi menjadi kendala dalam pengembangan usaha kami saat ini.
Selain produksi tepung gluten free produk kami yang cukup diminati konsumen adalah kaldu jamur, kami juga bermitra dengan petani jamur di wilayah yogya dan menggandeng pengrajin tempe yg sebagai bahan tambahan dalam komposisi kaldu jamur yang kami produksi. Beragamnya varian produk ini merupakan tantangan bagi kami untuk terus berfikir memutar manajemen permodalan agar setiap lini produksi varian produk tetap berjalan lancar.
Kami sangat berharap dengan mengikuti kegiatan W20 Sispreneur ini dapat membantu kami memecahkan solusi dari permasalahan usaha yg sedang kami rintis saat ini, Mendapatkan mentoring untuk pengembangan bisnis dengan penambahan skill manajemen usaha serta membuka kesempatan untuk memperluas networking pemasaran produk kami. Sungguh besar harapan kami untuk menjadi peserta W20 Series bisa berbagi cerita merintis usaha bahkan jika ada kesempatan bisa saling berkolaborasi antar peserta.