Sisters, konsep bisnis bulk store sebenarnya bukan hal yang baru, tapi dulu belum banyak yang memilihnya. Bulk store pada praktiknya adalah toko yang menerapkan zero waste yang mana tidak menyediakan plastik untuk para konsumen. Pembeli yang berbelanja biasanya diharapkan untuk membawa wadah sendiri. Namun jika tidak, bisa menggunakan kemasan karton, botol kaca, atau tas kanvas.
Cara operasional bulk store secara garis besarnya adalah pihak pemasok akan mengemas barang dalam container besar seperti tong, karung, atau kemasan lain dan akan mengantarkan barang tersebut ke bulk store. Apabila barang sudah datang, ada dua pilihan untuk menerima barang tersebut, yaitu produsen menyediakan wadah besar khusus untuk produknya yang bisa ditempatkan di toko, atau memindahkan barang ke dalam container milik toko tersebut. Karena tujuannya mengurangi sampah kemasan.
Contohnya adalah toples kaca untuk menaruh kacang-kacangan, karung untuk menaruh beras atau kedelai, botol atau tabung kaca untuk jus atau sabun cair. Pembeli yang ingin belanja harus membawa wadah untuk mengemas produk yang akan dibelinya.
Tak hanya bahan makanan dan bumbu-bumbu, tapi bulk store juga menyediakan barang-barang kebutuhan sehari-hari. Mulai dari sampo dan sabun yang lebih ramah lingkungan. Baik dari segi kemasan atau komposisinya. Tapi biasanya produk yang dijual adalah produk homemade yang mengandung bahan-bahan alami. Bahkan pengemasannya selain makanan tidak menggunakan plastik, tapi menggunakan kertas atau kain yang bisa didaur ulang lagi dan digunakan dalam jumlah yang seminimal mungkin.
Kalau kamu belum pernah mendatangi bulk store, maka kamu akan merasa asing tentang takaran dan transaksi dari produk-produk yang dijual di sini. Pasalnya memang barang yang dijual tidak dikemas seperti di toko pada umumnya. Sehingga takaran yang digunakan bukanlah per kemasan, tapi satuan berat (gram) dan volume (liter) tergantung bentuk produknya, cair atau padat. Maka pembeli harus mengetahui berat dan ukuran dari kemasan atau wadah yang dibawa dari rumah.
Dengan mengetahui ukuran dan berat wadah yang digunakan akan mempermudah proses transaksi. Sebab pembeli hanya tinggal mencatat kode barang dan jumlah takaran yang dibeli. Setelah itu, maka akan dihitung untuk mendapatkan harga total yang harus dibayar. Perhitungan harga barang yang menggunakan satuan berat dilakukan dengan mengurangi berat wadah yang kosong dari berat total wadah setelah diisi oleh barang yang dibeli. Sehingga pembeli hanya perlu membayar berat barangnya saja, tanpa menambah dengan berat wadahnya. Sebab setiap wadah memiliki ukuran yang berbeda-beda, apalagi yang terbuat dari kaca pasti lebih berat dibanding yang terbuat dari plastik.
Mengutip Parapuan.com, berikut tiga tips jika kamu ingin membangun usaha bulk store:
1. Kuatkan niat
Mengumpulkan niat untuk membangun usaha sangat dibutuhkan. Setelah itu, meningkatkan pengetahuan mengenai dampak penumpukkan sampah terhadap lingkungan dan bumi.
2. Gunakan modal yang ada
Setelah niat ingin membangun usaha kuat, kamu bisa memulainya dengan memakai modal seadanya.
Salah satu pemilik bulk store, Cindy Aisyah mengatakan: "Dulu modal awal Rp 500.000 untuk bikin rak aja. Terus awal memulai buka toko itu cuma jual keringan lemon, keringan telang, dan teh rosela," cerita Cindy. Kini, Cindy sudah bisa mendapatkan omzet lebih dari Rp 11 juta. "Untuk saat ini, omzet toko sudah mencapai Rp 11 juta dari satu platform marketplace. Belum platform marketplace lainnya, dan hasil berjualan offline," tuturnya.
3. Memasarkan ke orang terdekat
Meski modal dan barang yang dijual oleh Cindy pada saat itu masih sedikit, ia mulai memasarkannya lewat teman-teman terdekat. Pasalnya, orang-orang terdekat adalah target pasar yang bisa ia capai untuk permulaan membuka bisnis.
"Dulu aku awal-awal buka bisnis ini, menjual ke teman-teman dulu. Tapi sebelum itu, aku bagi-bagi sampel. Nah, terus mereka cerita ke ibu-ibunya. Terus yang justru suka ini ibu-ibunya,"
Sisters, kira-kira kamu tertarik mendirikan bulk store?