Hai Sisters!
Perkenalkan, namaku Wulan Permata Dewi. Aku adalah seorang perempuan Bali yang berusia 26 tahun. Dari kecil sampai sekarang aku diajarkan untuk selalu belajar melihat peluang dalam situasi dan kondisi apa pun di sekitarku. Yup, hal inilah yang aku terapkan saat Pandemi tahun 2020 lalu. Memang benar bahwa dampak Pandemi membawa perubahan yang sangat drastis khususnya dari segi perekonomian.
Awalnya aku adalah seorang freelancer yang menyediakan jasa EO maupun jasa mengajar berupa les privat. Akan tetapi karena pandemi sumber pengahsilan utamaku sebagai seorang freelancer ini menghilang seketika. Berbagai jadwal event dan les privat dibatalkan karena PPKM yang berkepanjangan. Sedih, itulah yang aku rasakan. Waulaupun banyak tantangan, aku mencoba melakukan berbagai cara seperti promosi event maupun pengajaran les online akan tetapi tetap saja hasilnya kurang memuaskan baik untuk diriku sendiri maupun customerku. But what can I do?!
Hingga akhirnya utnuk menghilangkan stress, aku kembali melakukan hobby masa kecilku yang terlupakan yaitu menggambar dan mewarnai. Well, I’m not very good at it, aku hanya bisa menggambar dan mengimprovasi dari gambar yang sudah ada, tapi aku sangat suka mengkombinasikan warna-warna sesuai moodku saat itu. Singkat cerita, karena hobbyku ini, aku jadi berpikir kenapa aku nggak buat produk fashion aja.
Nah, karena sudah mendapat Insight itu, aku langsung cek produk fashion apa yang sedang hitz di Google Trends. Dari sekian produk fashion, mataku tertuju pada busana tie dye. Mempelajari lebih lanjut, aku seakan jatuh cinta pada busana tie dye karena aku rasa sangat cocok dengan diriku yang suka mengkombinasikan warna. Aku pun memberanikan diri untuk merintis usaha baruku ini yang kuberi nama Aswei_handicraft
Dalam memulai usahaku ini, aku bekerja sama dengan garmen yang biasa aku ajak saat memberikan layanan EO, sehingga bisa dibilang modal yang aku keluarkan sangat sedikit. Penjualan pertama aku lakukan melalui pameran di event yang aku handel untuk melihat animo dan tanggapan langsung dari masyarakat. Tak kusangka ternyata hasilnya sangat diluar ekspektasiku. Dalam 1 kali mengikuti pameran tersebut aku pun mendapatkan omset sekitar Rp 500.000,- hingga Rp 1.500.000,-.
Melihat hasil tersebut, akupun semakin yakin dengan bisnis baruku ini bahkan walaupun kondisi pada tahun berikutnya penjualanku mulai slow, tapi aku tetap optimis dan malah semakin aktif melakukan inovasi produk baik dari jenjang offline melalui berbagai pelatihan, pameran dan konsultasi bisnis untuk mengingkatkan kualitas produksi dan trik peningkatan omset penjualan maupun secara online dengan mulai mengaktifkan penjualan dari media sosial. Dan memang sesuatu pepatah mengatakan, “Hasil tidak akan mengkhianati proses”. Pada Januari 2022 lalu, produk ASWEI dikatakan layak untuk ekport ke Korea, Kanada dan Mesir.
https://www.instagram.com/reel/CamhHdsFwUg/?utm_source=ig_web_copy_link
Tujuanku mengikuti #Sispreneur dan Program Inkubasi Bisnis W20 Sisprenuer ini adalah aku ingin sekali mendapatkan bantuan modal sekitar Rp 25.000.000,- untuk membuat outlet mini ASWEI di salah satu tempat wisata sehingga produkku dapat menjadi produk oleh-oleh Khas Bali dan #BeraniNaikKelas dengan memperbesar kapasitas produksiku dan jenisnya untuk menjawab tantangan ekspor ke Korea, Kanada dan Mesir tersebut. Dengan demikian bisnisku ini bisa #JadiLebihBaik, khususnya dalam membantu perkenomian keluarga.