Sisters, Paskah menjadi salah satu perayaan penting bagi seluruh umat Kristen dan Katolik di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Lalu apa saja sih, tradisi unik perayaan Paskah di Indonesia?
Ziarah Kapel Tuan Ma (Larantuka, Flores Timur)
Sejak 500 tahun silam, masyarakat Larantuka percaya bahwa Bunda Maria datang mengunjungi tanah Larantuka di Flores Timur. Kepercayaan ini pun membangun sebuah tradisi ziarah yang dilaksanakan mulai Jumat pagi di Kapel Tuan Ma (Bunda Maria). Setiap Kamis Putih menjelang Jumat agung, jemaat akan bergantian jalan berlutut menuju altar dan memohon doa.
Para jemaat yang berziarah juga tidak dibatasi, bagi wisatawan yang ingin menyaksikan langsung, dapat mengikuti prosesi dengan khidmat. Setiap jemaat yang berziarah memanjatkan doa dengan memegang rosario di tangan dan membawa persembahan berupa makanan dan minuman yang diletakkan di sebelah altar.
Memento Mori (Palangkaraya, Kalimantan Tengah)
sumber: infobudaya.net
Memento Mori berasal dari Bahasa Latin yang berarti ‘ingatlah akan kematian’. Di Palangkaraya, anggota keluarga merayakan Paskah dengan mengunjungi makam kerabat pada momen Sabtu Suci.
Keluarga berkumpul dengan menyalakan lilin dan menabur bunga di atas makam dari sore hingga Minggu dini hari.
Buha-buha Ijuk (Sumatera Utara)
sumber foto: indonesia.go.id
Beberapa daerah di Sumatera Utara seperti, Pangan Bolon, Nagasaribu, dan Parapat memiliki tradisi Paskah yang unik. Pada pukul 04.00 WIB lonceng gereja akan dibunyikan dan masyarakat akan berjalan menuju makam keluarganya masing-masing.
Tradisi ziarah ini dimaknai masyarakat setempat sebagai perumpamaan Maria Magdalena yang pergi ke makam Yesus di pagi buta. Makam yang gelap gulita, pada hari Paskah tepatnya pukul 04.00 WIB, akan diterangi cahaya lampu dan lilin yang dihidupkan keluarga peziarah di sekitar makam. Setelah selesai berziarah penduduk pun akan melanjutkan prosesi dengan beribadah ke gereja.
Kure (Noemuti, Nusa Tenggara Timur)
sumber foto: kupang.tribunnews.com
Tradisi Kure pada perayaan Paskah sudah menjadi warisan turun temurun dari nenek moyang masyarakat Kote, Kelurahan Noemuti, Nusa Tenggara Timur. Kure merupakan ritual yang menyangkut agama dan juga budaya masyarakat setempat. Kure diartikan dari bahasa Latin sebagai berdoa sambil mengunjungi keluarga. Tradisi ini dilaksanakan selama lima hari berturut-turut, dengan puncak perayaan Kure yang jatuh pada hari Kamis Putih dan Jumat Agung.
Pelaksanaan Tradisi Kure ini dilakukan masyarakat dengan membersihkan patung Bunda Maria atau patung Yesus di tempat-tempat ibadah, serta membawa makanan dan minuman untuk jadi persembahan yang nantinya akan dinikmati bersama-sama dengan warga setempat.
Tapi mungkin, dikarenakan kondisi pandemi Covid-19 belum sepenuhnya berakhir, beberapa kegiatan unik dan khas Paskah di beberapa daerah di Indonesia, bahkan seluruh dunia, harus dihentikan sementara, ya, Sisters.
Semoga saja pandemi ini akan segera berakhir dan kegiatan tradisi turun temurun seperti di atas akan bisa berlangsung normal kembali.