Sisters, kamu pernah memiliki teman yang bossy? Pasti hal ini tak hanya membuat suasana kantor jadi kurang nyaman, tetapi juga bikin kerjaan terhambat, kan? Apalagi jika si rekan kerja mulai memerintah dan meminta kamu melakukan pekerjaan ini itu yang sebenarnya adalah tugasnya. Nah, untuk keluar dari zona yang tidak nyaman ini, berikut cara-cara menghadapinya!
Bersikap tegas
Sikap bossy akan terus semakin menjadi jika kamu terlalu lama mengiyakan perintahnya. Semakin ia merasa bahwa kamu tidak masalah dengan sikap tersebut, akan semakin menjadi pula sikapnya. Agar hal ini tidak terus-terusan terjadi, cobalah belajar untuk bersikap tegas dan menunjukkan bahwa kamu tidak mau lagi mengikuti permainannya.
Kurangi hangout dengannya
Cara lain untuk menghadapi rekan kerja yang bossy adalah dengan membatasi interaksi dengannya. Bukan bermaksud pilih-pilh teman, tetapi usahakan agar komunikasi kamu hanya sebatas urusan pekerjaan saja. Khawatirnya, jika terlalu akrab dengannya, kamu jadi sungkan untuk menolak permintaan darinya.
Pahami triknya supaya kamu tidak terjebak
Biasanya, rekan kerja yang bossy ini punya trik supaya kamu menganggap bahwa dia adalah sosok rekan kerja yang manis. Padahal, sebenarnya ia hanya bermanis-manis saat membutuhkan kamu saja. Jika seandaiinya kamu menolak 'perintah' darinya, ia akan terus menekan sampai kamu mengiyakan. Nah, di sini kamu harus pandai-pandai mempelajari polanya agar tidak terus terjebak dalam permainannya, Sisters.
Fokus di pekerjaanmu
Sikap bossy umumnya dilakukan oleh karyawan lama yang lebih senior ke karyawan baru. Karena hal ini sudah menjadi sebuah kebiasaan, tak heran jika cukup banyak kantor yang memiliki budaya seperti ini. Dengan mengetahui apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab diri sendiri, kamu akan terhindar dari melakukan hal-hal yang bukan pekerjaan kamu.
Buat inner circle-mu sendiri untuk mencegah 'perbudakan' di kantor
Kamu mungkin bukan satu-satunya orang yang mengalami hal ini di kantor. Mungkin juga, ada beberapa karyawan lainnya yang sebenarnya merasa keberatan, tetapi tidak berani untuk mengeluarkan suaranya. Berkumpullah dengan orang-orang tersebut, lalu bentuk sebuah lingkaran pertemanan yang sifatnya positif. Dengan demikian, kamu bisa saling back-up jika sedang merasa ditekan si bossy. Atau bila perlu, laporkan saja pada atasan dan bagian HR supaya tidak ada lagi pihak yang dirugikan, Sisters.