Hai Sisters! Dalam dunia kerja, tentunya kita menemukan banyak karakter rekan kerja, termasuk mereka yang memiliki sensitivitas yang tinggi.
Biasanya, mereka yang memiliki kepekaan tinggi ini membutuhkan waktu lebih lama dalam memproses banyak hal. Kemudian, jika ada sesuatu yang tidak beres, maka dia akan mengidentifikasi masalah tersebut untuk diperiksa lebih lanjut.
Dilansir dari laman Fast Company, Psikolog Elaine Aron telah mempelajari sifat sensitivitas yang tinggi pada orang-orang sejak 1991 dan menciptakan frasa Highly Sensitive Person (HSP) atau orang yang sangat sensitif. Menurutnya, sekitar 20 persen HSP bisa menjadi sebuah keuntungan atau kutukan.
Untuk itu, kali ini Sisternet akan membahas bagaimana wanita karier yang sangat sensitif menjadi begitu dibutuhkan di perusahaan.
1. Memproses secara mendalam
Orang yang sangat sensitif memiliki insula, bagian otak membantu meningkatkan persepsi dan kesadaran diri yang lebih aktif.
Kerap merefleksikan diri sebelum terlibat pada suatu hal, hal tersebut membuatnya perempuan karier yang sensitif selalu mengambil banyak informasi di sekitar dan memikirkannya secara mendalam.
Sosok wanita karier yang tergolong HSP juga begitu memerhatikan detail sederhana yang mungkin terlewatkan oleh orang lain, seperti menyadari rekan kerjanya baru saja mengganti model rambut atau ketika seseorang sedang merasa kesal.
2. Merasa lebih emosional
Seseorang yang sensitif juga cenderung emosional dalam menanggapi peristiwa positif dan negatif, serta begitu memerhatikan perubahan kecil di lingkungan sekitar dan mudah berempati.
Kapasitas empati yang tinggi itu membuat para perempuan yang berkarier yang sangat sensitif sering merasa bersalah karena mengatakan "tidak" dan khawatir akan menyakiti orang lain.
Perlu ada waktu baginya untuk merenung sebelum mengambil tindakan, termasuk ketika terjadi perubahan yang positif seperti mendapatkan promosi atau memulai hubungan baru bisa menjadi tantangan.
Akan tetapi, jika dikelola dengan baik, HSP dapat menggunakan keterampilan persepsinya untuk membantu menciptakan lingkungan tempat kerja yang harmonis.
3. Sensitif terhadap rangsangan eksternal
Jenis rangsangan eksternal tertentu akan mengganggu orang yang sangat sensitif.
Contohnya, cahaya terang, suara keras, rangsangan sosial, bus yang penuh sesak, layar film yang berkedip cepat, dan bau menyengat.
Tak hanya itu, ia juga sering menutup telinga saat ambulans atau pemadam kebakaran lewat, memotong label dari pakaian, dan merasakan efek kafein atau cokelat hitam dengan kuat.
Oleh karena itu, HSP membutuhkan suasana yang tenang agar lebih produktif dan berfokus pada pekerjaannya.
4. Menikmati koneksi yang bermakna
Seorang HSP perlu memiliki waktu istirahat yang memadai, koneksi yang bermakna, dan waktu untuk mengintegrasikan pengalamannya.
Dengan begitu, maka dia dapat menjadi lebih tanggap dan meningkatkan kapasitas emosional dalam diri. Biasanya, HSP akan begitu menikmati interaksi dua arah dan lebih memilih koneksi yang bermakna.
Oleh sebab itu, ia menjadi aset yang luar biasa di kantor karena dapat menghargai jenis komunikasi dan pembangunan tim. Selain itu, orang yang sensitif juga memiliki kecenderungan berhati-hati pada komitmen untuk melakukan sesuatu dengan cara yang benar.
5. Empati, intuitif, dan persepsi
Seperti yang sudah disampaikan sebalumnya, HSP adalah sosok yang memiliki empati tinggi, serta ia juga responsif secara emosional terhadap kebutuhan orang lain.
Dengan persepsi, wawasan, dan intuisi yang meningkat memungkinkan HSP untuk memerhatikan isyarat nonverbal. Berkat tingkat sensitivitasnya yang lebih tinggi, ketika HSP berada di lingkungan yang tepat, dia cenderung akan lebih berkembang.
Dia menunjukkan banyak sifat yang berharga seperti peningkatan persepsi, empati, kreativitas, dan orientasi terhadap sesuatu yang detail.
Nah, itulah alasan wanita karier yang sangat sensitif begitu dibutuhkan di tempat kerja. Apakah kamu termasuk HSP?