Hai Sisters! Biasanya kita selalu berpiiran bahwa dunia startup adalah industrinya laki-laki? Siapa bilang! Perempuan juga bisa kok punya peluang untuk berkembang di industri startup Indonesia. Fransiska Hadiwidjana adalah salah satu contohnya.
Fransiska Hadiwidjana adalah co-Founder & CTO dari WomenWorks, sebuah platform yang didedikasikan untuk para perempuan yang ingin menggali potensi diri secara maksimal.
Sebagai figur yang berpengalaman di dunia tech dan engineering, Fransiska punya kisah yang cukup panjang hingga Ia bisa meraih kesuksesan dan mendirikan startup-nya sendiri seperti sekarang.
Minat fransiska di bidang engineering tumbuh ketika ia masih duduk di bangku SMA. Pelajaran pemrograman yang didapatkannya saat itu membuatnya tertarik pada pemrograman, hingga ia memutuskan untuk mengikuti tim komputer serta berpartisipasi dalam berbagai kompetisi pemrograman.
Bagi sebagian orang, alasan tersebut mungkin akan membuat ragu untuk mengambil langkah selanjutnya. Akan tetapi, bagi Fransiska, tantangan adalah peluang.
Dengan besarnya peluang di industri engineering, Fransiska tahu apa yang ia inginkan. Minatnya terhadap bidang teknik pun mendorongnya untuk memilih jurusan informatika di Perguruan tinggi, tepatnya di Institut Teknologi Bandung. Sembari menuntut ilmu, Fransiska tidak pernah berhenti untuk memperluas wawasan serta menambah pengalamannya dengan mengikuti berbagai program internship dan magang.
Mulai dari sebuah vendor capital asal Jepang, Microsoft, Google Summer of Code, hingga summer program di Silicon Valley, total program magang yang telah diikuti Fransiska berjumlah tujuh kali. Summer program di Silicon Valley tersebutlah yang memunculkan ketertarikan Fransiska pada dunia bisnis. Pengalaman yang didapatkan di pusat perusahaan teknologi di Amerika Serikat tersebut membuat Fransiska terjun sepenuhnya ke dunia startup.
Lulus kuliah, Fransiska melanjutkan langkahnya untuk mewujudkan berbagai mimpi yang ia punya. Salah satunya adalah mendirikan startup miliknya sendiri.
Setelah sempat bekerja sebagai engineer dan product manager aplikasi seluler untuk Kantor Staf Presiden Republik Indonesia, pada tahun 2013, ia mendirikan Augmented Medical Intelligence Laboratories atau AugMI Labs, sebuah perusahaan telemedicine yang memproduksi sarung tangan medis Glove Tricorder dan pemenang penghargaan di Silicon Valley.
Mau tahu lebih jauh soal dunia digital yang dijalani Sister Fransiska? Sisternet berkesempatan mengobrol singkat dengannya, nih Sister. Yuk, baca dibawah ini!
Q: Boleh dong, diceritakan siapa sih, sosok Fransiska Hadiwidjana itu?
A: Cofounder & CTO WomenWorks, Stanford MBA ‘23.
Q: Apa yang membuat Sister Fransiska tertarik dengan dunia digital?
A: Kesempatan untuk berkarya dan memiliki impact berskala besar.
Q: Menurut Sister Fransiska, sejauh mana manfaat digitalisasi bagi bisnis yang dimiliki perempuan?
A: Sangat penting, saat ini digitalisasi diperlukan di semua bisnis, terutama bagi bisnis yang dimiliki perempuan agar bisnis tersebut mendapatkan exposure and support yang dibutuhkan.
Q: Apa sih, pengaruh terbesar dalam memilih target market dilihat dari produk yang dijual?
A: Target market sangat penting karena menentukan potensi yang dapat dicapai dari produk tersebut. Kita perlu memilih target market yang cukup besar namun juga cukup spesifik sehingga produk kita akan sticky terhadap target market tersebut.
Q: Tips dalam membangun bisnis bagi perempuan baik yang masih bekerja sebagai karyawan kantoran maupun ibu rumah tangga…
A: Semua orang perlu mulai dari suatu tempat, take one baby step at a time - at your own pace!
Nah, seru kan ngobrol bareng Sister Fransiska? Sisters, selalu nantikan kisah-kisah inspiratif dari Inspiring Sister pilihan Sisternet berikutnya dengan mengunduh aplikasi Sisternet melalui link ini: https://linktr.ee/sisternet. Yuk, kita sama-sama menuju perempuan Indonesia #JadiLebihBaik !
Sumber artikel: tribunnews.com