Hai Sisters !
Perkenalkan, namaku Mia Nur Fadilah. Aku biasa dipanggil Mia. Aku adalah seorang perempuan yang sedang menjalani usaha dan juga baru saja menyandang status sebagai seorang istri. Aku merintis usaha sejak akhir tahun 2017, yang berawal dari hobi kemudian menjadi bisnis saat ini aku jalani. Yaaa, aku memang suka sekali memasak dan mencoba berbagai macam resep kemudian berakhir dengan menghasilkan masakan yang enak. Berkat komentar dari keluarga juga teman terdekat dengan hasil masakanku, yang katanya selalu ‘ENAK’ membuatku termotivasi untuk terjun di bisnis makanan.
Berawal pada tahun 2014, aku merantau di kota Yogyakarta karna aku melanjutkan studi S1 di salah satu universitas di Yogyakarta. Dikarenakan oleh suatu keadaan yang jauh dari orang tua dan aku harus mandiri. Maka dari itu, aku mencoba untuk membuat makanan sehari hari dengan cara memasak sendiri agar hemat. Dari situlah aku menemukan kesenangan saat memasak dan menjadikan diri ingin selalu mengeksplor di dunia masak termasuk membuat cemilan atau kue.
Akhir tahun 2017, aku mulai memikirkan apakah dari hobi memasakku ini bisa menghasilkan uang ??. Karna pada saat itu juga aku sedang duduk di semester 7 akhir, dimana tidak lama lagi aku akan segera lulus dari studi S1. Dan aku ingin setelah lulus kuliah aku bisa menjalankan sebuah bisnis. Akhirnya setelah beberapa uji coba makanan yang aku buat, beserta segala resiko yang sudah dipikirkan. Aku memilih mencoba menjual makanan yang bisa sekaligus di frozen.
Makanan pertama yang aku jual adalah ‘Risoles Pisang’ dengan berbagai macam rasa dan juga toping. Waktu itu sedang boomingnya makanan yang bernama ‘Nugget Pisang’ dan di Yogyakarta ada yang jual nugget pisang sampe antri antri. Hal itulah yang membuat aku terinspirasi menjual pisang kekinian yang kemudian aku modifikasi menjadi risoles pisang.
Kenapa risoles pisang ?? karna menurutku selama ini kita hanya mengenal risoles itu rasanya asin dan gurih. Dari situlah keluarlah gagasan untuk membuat risoles tapi rasanya manis. Heheee. Dan awalnya hanya teman terdekat yang membeli risoles pisangku, namun setelah banyak perbaikan rasa dan juga kemasan. Akhirnya aku memberanikan diri membuat sebuah nama brand NIBA (NICE BANANA). Yang pada akhirnya banyak orang mengenal dengan sebutan NIBA bukan Risoles Pisang.
Awalnya aku menjual dengan sistem Pre-Order, karna aku belum mampu untuk sewa tempat usaha. Dan awalnya yang membeli hanya teman teman terdekatku. Tapi tak menjadi masalah buat aku untuk terus mengenalkan NIBA ke banyak orang. Testimoni demi testimoni dari teman teman aku kumpulkan, kemudian aku posting di wa status dan di instagram juga. Yang akhirnya membuat banyak orang penasaran dengan NIBA.
Dan nggak pernah nyangka sebelumnya, ternyata risoles pisang ini diterima dengan sangat baik oleh pecinta jajanan. Dari yang awalnya jualannya hanya mulut ke mulut dan hanya teman yang kenal aja yang membelinya, sampai akhirnya banyak orang yang tau NIBA dan membelinya. Bahkan per hari nya bisa terjual minimal 50 box. 1 box berisi 4pcs risoles pisang. Wah !! aku bener bener seneng bangetttt dan nggak nyangka dari hobiku ini bisa menghasilkan uang dan bahkan semua orang sukaa dengan rasanya. Sampai pada akhirnya aku nggak sangup untuk mengerjakan pesanannya sendiri, aku mencari partner 2 orang untuk membantu menyelesaikan pesanan.
Kemudian di pertengahan 2018, aku dibantu oleh mamaku mulai memberanikan untuk membuka outlet NIBA di kota kelahiranku, Jombang-Jawa Timur. Diluar prediksi juga ternyata animonya sangat luar biasaaaa. Larissss maniss. Sehingga dalam waktu setahun aku bisa membuka cabang outlet di empat titik di kota Jombang, dan beberapa cabang d luar kota Jombang.
beberapa cabang outlet NIBA
Awal Maret 2020, saat pandemi Covid-19 melanda, penjualan tak seperti sedia kala. Penjualan sangat turun drastis, yang menyebabkan kesulitan untuk membayar operasional (gaji karyawan juga sewa tempat). Sehingga aku memutuskan untuk menutup cabang outlet dan bertahan di outlet pusat yang di Jombang hingga sekarang ini. Di tengah kondisi yang sudah tidak seperti biasanya, tentu berimbas pada bisnis makananku yang semakin hari semakin down. Akhirnya aku harus berputar otak untuk tetap bisa mempertahankan bisnis makananku dan juga untuk tetap bisa mendapatkan penghasilan.
Aku berinovasi untuk menjual makanan frozen. Karna pada saat pandemi pembatasan aktivitas social diberlakukan, yang akhirnya berimbas pada penurunan penjualan di outlet. Dengan adanya inovasi penjualan makanan frozen sangat membantu orang-orang yang sedang karantina juga Work From Home. Akhirnya bertambahlah jenis makanan yang aku jual, yaitu : frozen tahu walik , roti Maryam, sate pentul, banana roll. Yang lumayan banget bisa ningkatin pemasukan penjualan.
Kemudian di bulan Januari 2021, aku berinovasi merebrand outletku yang bernama NIBA menjadi MAMAMEA. Filosofi dari nama mamamea adalah singkatan dari kata MAMAM EA ! yang artinya sebuah ajakan untuk makan. Alasanku merebrand menjadi MAMAMEA karena jenis makanan yang dijual tidak hanya satu macam saja, melainkan berbagai macam. Dan aku menciptakan MAMAMEA ini sebagai tempat one stop jajan. Jadi mau jajan zona manis ada, zona gurih ada, bahkan minumanpun ada.
Foto produk MAMAMEA dan juga instagram (@mamamea.id)
Sekarang, outlet mamamea sudah melewati satu tahun pertama dan berjalan menuju tahun kedua. Dengan mengikuti #KompetisiModalPintar dari Sisternet, aku ingin sekali mengembangkan usahaku agar lebih baik, lebih besar, dan juga lebih dikenal banyak orang. Aku ingin produk dari Mamamea bisa dikenal dan dirasakan oleh orang orang luar Jombang. Saat ini, aku berencana membuat snack kering agar bisa dikirim ke pelanggan yang berada di luar kota Jombang dan bisa menjangkau yang lebih luas lagi. Oleh karna itu aku ingin menambah peralatan dapur seperti oven untuk memproduksi snack kering.
Selain itu, aku juga ingin mendistribusikan makanan frozen ku ke lebih banyak orang lagi. Namun aku sadar bahwa perlu adanya jaminan aman untuk konsumen, maka aku harus mendaftarkan izin BPOM untuk produk frozenku serta merenovasi tempat produksi agar dapat lolos sertifikasi BPOM, yang tentunya juga membutuhkan biaya. Aku juga ingin memperbaiki kemasan produk yang lebih kekinian agar lebih menarik para calon konsumen.
Selain itu, aku juga ingin membeli Handphone khusus untuk membuat konten di Reels di Instagram atau Tiktok mengenai bisnis makananku agar menarik para calon konsumen. Aku juga ingin sekali belajar adsense/iklan melalui FBads/IGads untuk meningkatkan branding. Dan juga ingin mengendorse beberapa influencer untuk mengenalkan produkku.
Berikut ini estimasi tentan rincian modal yang aku butuhkan untuk mengembangkan bisnisku :
NO. |
KETERANGAN |
ESTIMASI MODAL |
1. |
Oven |
5.000.000 |
2. |
Pendaftaran BPOM |
8.000.000-10.000.000 |
3. |
Renovasi tempat produksi |
10.000.000 |
4. |
Memperbaiki kemasan |
2.000.000 |
5. |
Membeli handphone |
3.000.000 |
6. |
Biaya iklan/marketing |
5.000.000 |