Hai Sisters, perkenalkan namaku Nailil. Aku berasal dari sebuah desa di Indramayu. Setelah lulus SMA aku tidak bisa melanjutkan kuliah karena terkendala biaya. Akhirnya aku mencoba peruntungan ke Jakarta dan bekerja di sebuah management yang menyalurkan talent-talent untuk mengikuti casting ke beberapa Production House, tugasku mempersiapkan talent – talent sebelum mengikuti casting seperti make up dan berkoordinasi di lokasi casting.
Keinginanku untuk melanjutkan kuliah masih belum hilang. Aku terus mencari kesempatan untuk bisa kuliah. Sampai pada akhirnya aku berchit-chat dengan seorang teman dimasa SMA yang bisa melanjutkan kuliah di Jerman melalui program Aupair. Singkat cerita aku mengikuti jejaknya. Setelah menyelesaikan program Aupair dirumah keluarga Jerman selama satu tahun, aku harus bisa membiayai hidupku sendiri sambil kuliah dengan bekerja paruh waktu di Hotel ataupun Stadion bola sebagai pelayan dan bekerja di Pabrik saat liburan musim panas.
Tanpa disengaja aku bertemu pasangan suami istri yang akan pulang ke Indonesia untuk selamanya. Selama di Jerman mereka memiliki usaha sampingan berjualan bakso frozen dan sudah memiliki banyak pelanggan. Mereka menawarkanku untuk melanjutkan usaha bakso mereka. Disinilah awal aku berkenalan dengan dunia bisnis.
Awalnya hanya menjual bakso kepada ibu-ibu pengajian dan ibu-ibu gereja. Aku masih malu menjual pada teman-teman. Tapi setelah berjalannya waktu aku mulai berpikir jika menjual pada ibu-ibu aku bisa menghasilkan sekian euro, maka jika teman-teman juga membeli aku akan mendapatkan lebih banyak.
Akhirnya Bakso Mubarok bisa dikirim ke seluruh negara bagian Jerman bahkan ke negara-negara tetangga seperti Belanda, Perancis, Belgia dan Swiss. Setelah menikah, suami menyusul ke Jerman. Tapi tak lama setelah itu, kami diminta oleh teman suami waktu kuliah di Cairo yang membuka travel umrah untuk mengumpulkan jamaah. Akan tetapi, uang Jamaah yang sudah disetorkan dibawa lari dan kami harus mengembalikan semua uang Jamaah. Itulah titik terberat dalam hidupku. Aku terpuruk. Dituduh menipu. Tertekan. Disaat tertekan kadang aku menyakiti diriku sendiri dengan membentur-benturkan kepala ke ranjang dan kadang memukuki suami sekeras-sekerasnya dan dia hanya pasrah. Seumur hidup aku tidak pernah memiliki uang sebanyak itu dan aku harus mengumpulkan uang sebanyak itu untuk dikembalikan kepada para jamaah. Siang dan malam kami memproduksi bakso untuk dijual tapi hasilnya bukan untuk kami. Tapi untuk mencicil uang para Jamaah. Berat, sungguh berat. Setiap hari hanya berisi tangisan tapi kami harus tetap semangat. Untuk mendapatkan uang tambahan, dimalam hari kami membersihkan ruang-ruang perkantoran sebuah perusahaan asuransi dipusat kota Mainz.
Setelah melewati masa tersulit. Suami memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan kami mencoba membuka café sederhana yang menyediakan aneka kue-kue eropa yang pernah aku pelajari dulu di Cologne. Karena kehamilan yang bermasalah, akhirnya terpaksa kami harus tutup.
Dalam kesulitan ekonomi. Alhamdulillah Allah ilhamkan padaku untuk menghasilkan uang tanpa harus meninggalkan rumah. Aku mulai menitipkan snacks di sekolah-sekolah. Satu demi satu sekolah aku ketuk dan aku beri sample hingga akhirnya ada 30 sekolah di Jakarta utara yang kami isi setiap harinya dan sudah ada 4 ibu-ibu di tim produksi dan 6 driver yang mengantar snacks setiap paginya. Baru berjalan 6 bulan, ujian kembali datang: Pandemi. Sekolah diliburkan. Usaha yang aku bangun kembali harus tutup.
Setelah melalui beberapa experimen. Di bulan Juni 2020 aku mencoba menawarkan lasagna dengan lima varian rasa (beef original, beef spicy, beef mayo, beef spicy mayo dan chicken creamy) ke saudara dan tetangga dan Alhmdulillah mendapat respon positif. Tak lama kemudian, tanpa bekal pengalaman berjualan online sedikitpun, aku mendaftarkan Lasagnal ke Grabfood, Gofood dan Shopeefood dengan foto seadanya. Karena merasa tidak punya bekal ilmu online marketing, aku mencari webinar-webinar juga komunitas-komunitas yang memberikan pembelajaran tentang online marketing dan ilmu bisnis.
Setelah satu tahun lebih berproses @lasagnal.id sudah bersertifikat halal dan beberapa kali lolos kurasi mengikuti bazar, pameran dari OJK dan diterima masuk Thamrin 10 Food and Creative Park. Saat ini Lasagnal memiliki 9 Varian yang dijual dalam wadah alumunium kecil agar setiap orang bisa menikmati beberapa varian tetapi memberikan porsi yang pas untuk anak-anak, sehingga tidak harus ada sisa yang terbuang. Saat ini Lasagnal dibantu oleh 3 orang pegawai dan berharap bisa membuka lebih banyak lapangan pekerjaan dimasa yang akan datang.
Dirumah, aku menerima orderan online dari Grabfood, Gofood dan Shopeefood sambil mengurus anak-anakku yang masih balita. Aku menjadikan rumahku sebagai cloud kitchen atau ghost kitchen seperti yang sedang marak saat ini. Beberapa waktu yang lalu, aku tawarkan konsep ini kepada ibu-ibu yang ingin mencari sampingan dari rumah tanpa perlu pusing memikirkan konsep, memikirkan produksi. Hanya tinggal panggang. Mereka hanya perlu membeli freezer dan oven listrik hemat energi juga stok awal. Semua resto online seperti Gofood, Grabfood dan shopeefood aku yang daftarkan. Mereka hanya tinggal menerima orderan online. Alhmdulillah melalui cara ini Lasagnal bisa membuka empat cabang dalam waktu dekat.
Melalui kompetisi #ModalPintar aku berharap bisa belajar ilmu bisnis yang mendalam dari mentor-mentor berpengalaman. Karena aku tidak memiliki keahlian dibidang design, aku berharap melalui #ModalPintar aku bisa mendapatkan modal untuk membayar jasa kelola instagram karena aku tidak memiliki waktu dan keahlian untuk membuat konten dan mengelola akun lasagnal.id, aku juga sangat ingin menyewa jasa food fotographer profesional agar foto-foto produkku bisa semakin menarik. Selain itu, Lasagnal juga membutuhkan Freezer extra besar agar bisa berproduksi lebih banyak.
Mimpiku yang paling mendalam adalah memiliki tempat produksi sendiri karena anak-anak sering menghampiri ke dapur saat kami sedang produksi dan dikhawatirkan terkena panci-panci panas dan beberapa resiko yang lain. Mimpi selanjutnya adalah memiliki kendaraan roda empat untuk mendistribusikan produk ke cabang dan mitra.
Terima Kasih banyak sudah berkenan membaca kisahku. Semoga LasagnaL bisa menjadi salah satu UKM yang layak mendapatkan dukungan dalam kompetisi #ModalPintar ini.