Hai semua.... Salam kenal, saya imas masitho...
Sehari-hari biasanya dipanggil imas. Pekerjaan utama saya saat ini adalah ibu rumah tangga dengan 2 orang anak dari 1 suami, Kurikulum dan Guru Biologi SMA di sekolah swasta Pacet-Mojokerto dan Womanpreneur alhamdulillah. Iya benar, semuanya adalah pekerjaan utama, karena dari semuanya saya bisa terus belajar sampai sekarang.
Saya menjabat kurikulum disekolah ini sejak 2013. Orangtua saya pastinya sangat bangga, menurut beliau menjadi guru sekaligus bagian menejemen sekolah adalah pekerjaan mulia dan bermartabat. Sampai suatu ketika ada peristiwa kesalahpahaman di tahun 2017 yang mengharuskan saya lengser dari kurikulum dan hanya mengajar. Dan saat itu saya dapat merasakan kebanggaan orangtua saya tidak semaksimal sebelumnya, dan otomatis penghasilan juga berkurang.
Menyadari saya hanyalah seorang karyawan dan bisa kehilangan pekerjaan ini di waktu yang tidak bisa diprediksi, membuat raga dan batin ini kembali mengingat pada impian saat kuliah S1 Biologi di Universitas Airlangga dahulu, yaitu ingin memiliki perusahaan dengan banyak karyawan dan menjadi sumber penghasilan untuk membantu orang lebih banyak. Alhamdulillah Allah sungguh menciptakan jalan hidup ini dengan sempurna tanpa ada kesalahan, dengan keinginan kuat memiliki bisnis, semesta mendekatkan saya bertemu orang-orang sefrekuensi di suatu komunitas.
Berawal dengan mengikuti salah satu program komunitas berupa tanya-jawab tentang bisnis (saat itu saya belum jualan). Pertanyaan saya saat itu adalah "Ibu saya pernah bilang, jualan itu pekerjaan rendah seperti pesuruh, harus melayani orang, lalu mengapa kita harus berbisnis?" dan narasumber saat itu, beliau menjawab "Ya terserah kalo mau membenarkan pikiran tersebut, cari aja jawabannya di google kenapa kita harus berbisnis"
Dari juteknya jawaban tersebut, membuat rasa ingin tau saya tak terpuaskan, sehingga berselancarlah saya di google, youtube dll. Bertemulah dengan video-video Jaya Setiabudi, Dewa Eka Prayoga, Ippho Santosa, Arli Kurnia dan masih banyak lagi dari pengusaha lainnya sehingga sampai saat ini menjadi kebiasaan saya menyimak video-video tentang bisnis.
Uniknya, setiap video tentang bisnis yang saya lihat terus menguatkan harapan saya untuk benar-benar harus berhasil berbisnis dan wajib nikmati prosesnya, diresapi kegagalannya, dan dikuatkan semangatnya...
bisa dikatakan inilah Magic Moment yang membuat keteguhan hati saya beralih, dari yang awalnya malu jualan menjadi niat banget jualan... dari yang awalnya memandang bahwa berdagang itu pekerjaan rendah, sampai tersadarkan bahwa yang terkaya di dunia ini mayoritas pedagang (pebisnis)... Sungguh Allah Maha Baik sehingga menyatukan kepingan-kepingan informasi yang membuat keteguhan hati beralih untuk mantab menjadi pebisnis.
Taki_id lahir pada tahun 2018, sebuah usaha di bidang F&B yang terfokuskan pada pengolahan sosis yang dibumbuin khas, jadi berkuah, jadi lauk dan jadi camilan. Dengan modal minim kami buka di pinggir jalan salah satu daerah di Surabaya Timur dan terus berinovasi, outlet di Surabaya dihandle adik perempuan saya karena saya harus tetap mengajar di pacet-mojokerto. Tahun 2019 saya buka outlet baru Taki_id di pacet yang saya handle dan bertepatan saat itu saya dipanggil kembali untuk jadi kurikulum. Benar sekali kata sebuah pepatah, Rezeki itu pasti, kemuliaan yang harus dicari. Jika kita selesai dengan ibadah dan keluarga kita maka segalanya akan mudah.
Sungguh banyak proses naik-turun dalam menjalankan Taki_id membuat kami terus upgrade ilmu tentang menejemen SDM, Waktu bahkan Financial. Suatu proses awal dan masih akan sangat-sangat panjang. Dan kami tidak berhenti untuk terus belajar.
Pada ujung akhir tahun 2019, kami ikut bazar 2 hari di salah satu mall Surabaya, event salah satu komunitas yang kami ikuti. Sangat tak terduga, bahan baku yang kami bawa sold out. Capek banget tapi puaaaas, dari sana kita benar-benar belajar banyak hal dan menambah keyakinan kami bahwa bisnis ini harus berkelanjutan.
Lalu... hadirlah pandemi, dimana kami berniat buka outlet ketiga langsung hancur karena Lockdown diberlakukan. Outlet surabaya tutup, pendapatan harian menurun drastis, karyawan harus kami berhentikan, kami hanya bisa tetap jualan dari dapur rumah (online), outlet kami hanya tersisa yang di pacet dengan mengurangi karyawan, kami terus melakukan inovasi dengan menciptakan suki frozen (yang alhamdulillah aman dikirim sampai luar pulau) dengan s&k berlaku. Menambah varian menu, memperluas chanel distribusi dan upaya apapun kami tempuh agar taki_id terus bertahan.
Tujuanku mengikuti kompetisi #ModalPintar Sisternet, untuk mendapatkan modal sebagai sarana memperluas distribusi, meningkatkan produksi, menambah outlet dan karyawan, mendapatkan izin edar, membangun sistem agen-reseller, dan masih banyak lagi mimpi kami. Saya sangat ingin menjadikan Taki_id sebagai usaha kuliner yang terpercaya dan membawa kebermanfaatan bagi pemilik, karyawan, mitra, pelanggan dan orang sekitar.
Dan tentunya sebagai wadah untuk menjadi sumber penghasilan bagi orang banyak (dari sistem agen-reseller kami), agar banyak orang tersadar bahwa sebenarnya tugas kita di dunia ini adalah terus bersyukur atas kehidupan yang sungguh penuh keajaiban ini hanya dengan tidak berhenti berjuang.
Mengutip kata-kata Bang Jaya Setiabudi: Mungkin perjalanan kita tidak sempurna, tapi pembelajaran kita yang sempurna. Jadi yuk sister, menjadi apapun kamu saat ini, teruslah berjuang dan temukan Magic Momentmu!!!