Hai Sisters, apakah kamu pernah mendengar perilaku pembelian konsumen? Bayangkan, berapa kali sepanjang hari kamu membuat keputusan? Apa yang harus saya pakai hari ini, parfum apa yang harus aku pakai? Apa yang akan saya makan untuk makan siang?
Jika kamu memikirkannya, kamu membuat banyak keputusan pembelian setiap hari tanpa terlalu memikirkannya.
Keputusan ini, betapapun kecilnya, membuat para pemasar tetap terjaga di malam hari. Karena dengan mengetahui proses dan perilaku pembelian konsumen berarti kita dapat menggunakan info itu untuk meningkatkan pendapatan dala bisnis.
Berikut adalah pembahasan lengkap mengenai perilaku pembelian konsumen, simak ya!
Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen
Jika diambil secara terpisah, mereka mungkin tidak menghasilkan pembelian.Ketika disatukan dalam sejumlah kombinasi, kemungkinan meningkat bahwa seseorang akan terhubung dengan suatu merek dan melakukan pembelian. Empat faktor yang mempengaruhinya adalah:
Jenis Perilaku Pembelian Konsumen
Berikut adalah contoh kasus untuk mengetahui jenis pembeli dan cara efektif untuk menjual produk atau layananmu kepada mereka:
1. Pembeli Analitis
Pembeli analitis paling baik diidentifikasi dengan perhatian mereka terhadap detail dan kecenderungan perfeksionisme.
Mereka bisa terlihat menarik diri, introspektif, atau bahkan ragu-ragu. Jangan biarkan ini mengecohmu. Pembeli analitis hanya ragu-ragu ketika mereka masih belum memiliki semua informasi yang mereka inginkan untuk membuat keputusan yang tepat.
Karena kritik adalah kutukan dari keberadaan Analitis, mereka sering tidak akan mendiskusikan sebuah ide kecuali mereka yakin 100% itu adalah hal yang benar untuk dilakukan. Akurasi adalah tujuan terpenting, dan risiko dihindari sama sekali.
Bagaimana cara menjual kepada pembeli analitis?
Karena logika dan akurasi adalah motivasi utama untuk tipe pembeli ini, lebih banyak informasi sama dengan lebih banyak penjualan.
Selain itu, tipe pembuat keputusan ini lambat berubah. Pastikan mereka memiliki cukup waktu untuk benar-benar mempertimbangkan semua fakta proposalmu tanpa merasa tertekan untuk terburu-buru mengambil keputusan, Sisters.
2. Pembeli yang Ramah
Sisters, pembeli yang ramah hanya ingin membuat orang lain bahagia. Karena itu, seringkali sulit bagi mereka untuk membuat keputusan besar.
Mereka terus-menerus khawatir tentang bagaimana pilihan mereka akan memengaruhi orang-orang di sekitar mereka. Hal ini dapat membuat proses pengambilan keputusan mereka menjadi sangat lambat jika kamu tidak langsung masuk ke dalam aspek sosial yang akan membuat mereka merasa paling nyaman.
Pembeli yang ramah membenci kekacauan dan perubahan. Saat kamu berkomunikasi dengan ramah, penting untuk menyoroti kemudahan transisi yang akan diberikan produk dan layananmu, Sisters.
Selain itu, penting untuk mengizinkan orang yang ramah membuat keputusan sesuai jadwal mereka sendiri. Mereka tahu apa yang terbaik untuk tim mereka dan akan memastikan bahwa setiap elemen menyatu secara efektif.
3. Pembeli yang Menginginkan Bukti (Drivers Buyer)
nlah faktor kunci dalam pengambilan keputusan semacam ini. Yang penting adalah hasil yang membuat mereka terlihat baik.
Ketakutan terbesar dari pembeli jenis ini adalah tidak dihormati atau dimanfaatkan. Karena itu, mereka mungkin agresif dan mengontrol dalam upayanya untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
Nah, Sisters, kamu perlu menunjukkan kepada mereka bukti produkmu dan menghormati posisi mereka tanpa membiarkan dirimu terpesona. Jenis pembeli tidak menghormati basa basi dan omong kosong. Di sisi lain, jika mereka mempercayaimu, mereka akan membuat keputusan instan.
4. Pembeli Ekspresif
Ekspresif luar biasa dalam manajemen hubungan pelanggan, yang berarti kamu juga harus melakukannya. Orang adalah komoditas terpenting untuk jenis pembeli ini, yang terlihat dari kurangnya perhatian mereka pada tujuan yang lebih nyata seperti angka penjualan.
Mereka ingin dibutuhkan, jadi promosimu perlu menyoroti nilai pribadi mereka untukmu dan nilai produkmu kepada orang lain, Sisters.
Pembeli Ekspresif tidak tahan diisolasi atau tidak mendapatkan perhatian paling banyak. Mereka ingin tahu bahwa mereka adalah klien terpenting bagimu. Jika mereka merasa tidak mendapat cukup perhatian, mereka mungkin menjadi manipulatif atau reaktif.
Nah, Sisters, kebutuhan konsumen mungkin berbeda, namun keinginan mereka tetap sama: mendapatkan kejujuran tentang produk yang kamu pasarkan. Jadi bersikap jujur adalah hal yang mesti kamu lakukan selain memiliki penguasaan produk yang mendetail, ya Sisters.