Hai Sisters! Salah satu hal yang menjadi hambatan bagi perempuan dalam berkarier adalah fenomena glass ceiling.
Istilah ini mungkin tidak banyak diketahui oleh orang. Padahal, glass ceiling harus menjadi perhatian bagi seluruh pekerja, utamanya untuk menciptakan kesetaraan gender.
Lazimnya, fenomena ini akan membuat perempuan dan kaum minoritas susah untuk mendapatkan posisi tertinggi di perusahaan.
Lantas, apa, sih, glass ceiling itu? Bagaimana cara mengatasinya? Daripada semakin penasaran, yuk, simak artikel di bawah ini!
Apa Itu Glass Ceiling?
Supaya dapat memahaminya dengan jelas, mari kita bahas terlebih dahulu pengertiannya.
Dilansir dari Investopedia, glass ceiling adalah ungkapan metafora yang digunakan untuk menggambarkan hambatan yang dihadapi oleh perempuan dan kaum minoritas saat ingin mencoba peran lebih tinggi dalam perusahaan.
Meskipun fenomena ini tidak terlalu terlihat oleh masyarakat umum, nyatanya glass ceiling benar-benar terjadi dalam dunia pekerjaan.
Padahal, harusnya semua orang dapat menempati posisi manajer dalam perusahaan, asalkan memenuhi persyaratan, tanpa memandang ras, suku ataupun gender.
Kendati demikian, fenomena glass ceiling masih menghalangi perempuan dan minoritas untuk mendapatkan kebebasan tersebut.
Efek dari Glass Ceiling
Sisters, sekarang kita sudah tahu bahwa glass ceiling adalah fenomena yang mengambat perempuan dan minoritas dalam menapaki karier.
Bahkan, realitas tersebut dapat menyebabkan dampak yang buruk pada kesehatan dan kesejahteraan manusia dalam dunia kerja.
Lalu, kira-kira apa saja efek yang dirasakan oleh perempuan dan minoritas dari glass ceiling? Dilansir dari Healthline, inilah beberapa efeknya:
1. Stres
Studi tahun 2019 mengatakan bahwa glass ceiling memberikan dampak langsung pada tingkat stres karyawan perempuan.
Masalah stres ini tentu akan menurunkan produktivitas kerja bagi karyawan tersebut.
Dalam jangka panjang, karyawan akan sering merasa sedih, susah tidur, sakit kepala, dan cepat marah.
2. Ragu pada diri sendiri
Tak bisa dimungkiri, salah satu efek yang dirasakan dari glass ceiling adalah sering merasa ragu pada diri sendiri.
Pasalnya, seseorang tidak diberi kesempatan untuk menjabat di posisi tertinggi atau mendapat promosi jabatan.
Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan di dalam diri sendiri, “Apakah kualitas kinerjaku masih kurang?”.
3. Gangguan mood
Perempuan dinilai mengalami kecemasan dan depresi lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki.
Dilansir dari Heathline, sebuah studi Trusted Source pada tahun 2016 mengatakan bahwa diskriminasi gender di tempat kerja menjadi salah satu faktor penyebab perempuan lebih rentan mengalami kecemasan dibandingkan laki-laki.
Akibat adanya glass ceiling, terkadang perempuan dan minoritas sering kali merasa gelisah, sulit berkonsentrasi, bahkan bisa jadi mengarah pada depresi dengan gejala-gejala seperti:
Cara Cerdas Atasi Glass Ceiling
Bagi perempuan dan kaum minoritas, glass ceiling adalah hambatan mereka dalam meniti karier.
Kendati demikian, kamu atau siapa pun tidak perlu berputus asa. Di bawah ini Glints akan memberikan cara bagaimana mengatasi fenomena tersebut dengan baik.
1. Tunjukkan hasil pekerjaanmu
Cara pertama untuk mengatasi glass ceiling adalah dengan menunjukkan hasil pekerjaanmu.
Menurut Katie Burkie lewat Hubspot, perempuan cenderung tidak membagikan hasil pencapaiannya.
Jika kamu seorang desainer grafis, segera perbarui portofoliomu dan bagikan di media sosial.
Apabila kamu seorang blogger, jangan ragu untuk mempublikasikan tulisanmu.
Dengan melakukan hal seperti ini, secara tidak langsung kamu sudah membuka peluang kariermu agar menjadi lebih luas.
Selain itu, hal tersebut juga menunjukkan bahwa kamu memiliki nilai yang harus diperhitungkan oleh atasanmu saat ini atau orang lain di luar kantor.
2. Bangun network secara rutin
Katie Burke juga menyarankan salah satu cara untuk mengatasi glass ceiling adalah dengan membangun network.
Semakin luas jaringanmu, semakin besar peluangmu untuk mencoba karier baru atau membangun usaha sendiri.
Jika masih bingung dalam membangun network, mulailah dari lingkungan terdekatmu. Bahkan, di era sekarang, kamu bisa memanfaatkan media sosial untuk memperluas jaringan.
3. Lakukan yang terbaik
Apa yang kamu kerjakan saat ini, sebisa mungkin lakukan yang terbaik. Jangan terfokus untuk mendapatkan perhatian dari manajer atau atasan.
Dengan begitu, ada kemungkinan kinerjamu yang bagus akan dipertimbangkan oleh atasan untuk mendapatkan promosi jabatan.
Sumber artikel: glints.com