Sisters, dengan berkembangnya strategi influencer marketing, para marketer diharapkan untuk waspada dengan keberadaan influencer dengan followers palsu. Karena akun semacam itu takkan menghasilkan engagement yang baik.
Nah, sebagai langkah antisipatif, marketer yang ingin menggunakan jasa influencer sebaiknya memeriksa terlebih dulu keaslian followers mereka. Berikut ini cara untuk mengetahui apakah influencer menggunakan followers palsu ataukah asli. Yuk, simak, bareng-bareng!
1. Cek dulu kualitas engagement
Jangan sampai kamu tertipu dengan nominal followers bejibun. Karena nggak menutup kemungkinan followers-nya merupakan kumpulan dari akun-akun fiktif.
Cara menganalisisnya adalah, jika tingkat engagement dinilai terlalu besar untuk jumlah followers influencer, marketer bisa memeriksa likes atau komentar berulang di setiap posting-an mereka.
2. Lonjakan yang terlalu signifikan pada jumlah followers
Lonjakan ini bisa hadir dari akun-akun bot yang mulai mengikuti influencer setelah ia membeli followers, sesuai kata Sprout Social.
Lonjakan yang disebabkan oleh konten viral takkan berhenti dalam waktu yang singkat. Sedangkan, ledakan jumlah followers yang hanya berlaku dalam waktu ringkas dapat dipastikan hadir karena akun-akun bot atau akun palsu.
3. Lacak kualitas audiensnya
Analisis kualitas audiens merupakan salah satu langkah penting untuk menemukan influencer dengan followers palsu. Untuk proses pelacakannya marketer tak perlu repot-repot menganalisis secara manual.
Kini, sudah tersedia banyak tools untuk cek followers palsu yang bisa memberikan analisis kualitas audiens influencer.
4. Nggak punya profil bisnis
Profil ini memungkinkan brand untuk memahami metrik kinerja mereka, mulai dari rata-rata jumlah engagement hingga standar kesuksesan.
Oleh karena itu, menurut ujaran SocialBakers, influencer yang tidak memiliki profil bisnis khususnya di tahun 2021 ini merupakan suatu hal yang patut dicurigai. Karena bisa saja kinerja influencer tersebut memang buruk, atau selama ini ia bekerja dengan followers palsu.
5. Jumlah followers lokal yang terbatas
Jika perusahaan tetap menggunakan jasa influencer seperti ini, kemungkinan besar kampanye pemasarannya takkan berhasil. Sebab, pesan yang ingin disampaikan takkan tertuju pada target audiens, akan tetapi, pada basis pengikut yang tidak memiliki relevansi dengan konten perusahaan.
Contoh kasusnya seperti ini. Agar bisa menerima engagement yang tinggi, konten influencer kuliner Indonesia sebaiknya ditujukan bagi followers lokal yang terbiasa dengan ragam santapan dalam negeri. Nah, jika kontennya dinikmati oleh followers palsu yang berasal dari luar negeri, pesan yang ingin disebarkan takkan berarti dan angka engagement sudah pasti akan kecil.
Jadi, itulah cara-cara terbaik untuk mengidentifikasi influencer dengan followers palsu, Sisters. Nah, sebelum memutuskan untuk menggunakan jasa influencer, sebaiknya cek dulu 5 hal di atas, ya!