Hai Sisters!
Semangat bertahan di tengah pandemi ya, selalu imani seberapa pun sulitnya masa pageblug ini, akan selalu hadir solusi menyertai. Selama masih menjaga diri berpikir baik dan optimis, selalu ada jalan keluar termasuk untuk ekonomi keluarga. Inilah yang saya dan suami imani, terbukti, meski pekerjaan suami terdampak pandemi kami bertahan sebagai couplepreneur dengan memulai usaha rumahan.
Sebenarnya sebagai couplepreneur, saya dan suami sudah memulai bisnis sejak masih berpacaran. Dulu sekali, dengan hobi fotografi, kami berdua mencari celah menambah uang jajan masa kuliah dengan membuka jasa fotografi wedding. Mulai dari lingkungan terdekat, tetangga dan saudara sebagai pelanggannya. Kami menyebut usaha kami, Dekade. Usaha sekaligus hobi yang berjalan mengalir sembari kuliah. Tanpa perencanaan dan target apa pun, bertahan bertahun-tahun meski pun tidak menjadi fokus utama karena akhirnya kami sibuk berkarier masing-masing sebelum dan setelah menikah. Usaha fotografi setengah hobi ini akhirnya menjadi ajang latihan membangun mental wirausaha karena kami belajar cara melayani pelanggan, belajar mengelola keuangan dan produksi, belajar disiplin waktu dan memberikan jasa semaksimalnya untuk memudahkan pasangan yang hendak menikah. Tujuan utama Dekade adalah meringankan beban fotografi wedding, membantu memudahkan para pasangan yang butuh dokumentasi dengan budget sesuai kemampuan, namun dengan hasil foto yang tidak kalah dibandingkan jasa serupa lainnya.
Perjalanan couplepreneur saya dan suami, kami memakai sebutan Duoraji, berliku. Kadang fokus usaha kadang sibuk berkarier pada masa Duoraji bekerja di perusahaan sebagai karyawan. Bisa dibilang kami bertumbuh bersama, menjaga semangat wirausaha meski dalam perjalanannya kami berkali-kali pindah profesi berkarier sebagai karyawan.
Sampai pada akhirnya, 2015 saya memutuskan menjadi pekerja mandiri, membangun socioentrepreneurship dan komunitas. Suami bekerja sebagai guru fotografi kelas ekstrakurikuler sekolah swasta. Semua berjalan mulus dan seperti hidup dalam impian. Hingga akhirnya datang pandemi.
Fokus Bisnis di Tengah Pandemi
Pandemi menghantam segala sektor, ini benar adanya. Saya dan suami terdampak. Suami tidak lanjut mengajar tanpa ada kejelasan status. Satu-satunya penghasilan rutin bulanan kami terputus. Kami bertahan sebagai pekerja mandiri dan mengelola keuangan dari pekerjaan kreatif yang cukup memenuhi kebutuhan utama.
Fleksibilitas waktu dan kebutuhan untuk bertahan secara ekonomi, membuat Duoraji memutuskan fokus berdagang. Selama ini, Duoraji sudah menjalankan usaha kreatif bidang jasa. Belum pernah fokus menjual barang. Pandemi mengajarkan kami beradaptasi dan memulai usaha menjual produk.
Produk yang Duoraji pilih untuk memulai usaha di masa pandemi, salah satunya adalah masker kain perekat. Pemilihan produk berlandaskan visi kami untuk edukasi publik terkait protokol kesehatan. Selain itu, nilai usaha Duoraji Store adalah produk nusantara, baik memproduksi produk usaha rumahan seperti masker kain perekat buatan kakak saya dari usaha konveksi rumahan di Cipadu Kreo Tangerang. Produk lain yang dijual Duoraji Store harus mengandung nilai produk asli nusantara. Duoraji Store bisnis online melalui media sosial dan marketplace juga menjadi reseller Minyak Kayu Putih Maluku dan Gula Batu Kristal Kuning asli Jogja.
Masker Kain Perekat menjadi produk buatan konveksi rumahan dari Duoraji Store, yang mulai dipasarkan di masa awal pandemi. Saat itu masker kain menjadi rekomendasi pencegahan penularan covid 19. Sadar banyak pelaku usaha sejenis, Duoraji Store memilih masker kain perekat sebagai pembeda. Sasaran utama pasar produk ini adalah para pengendara yang butuh masker perekat tanpa tali. Pasar lainnya adalah orang-orang yang merasa kurang nyaman memakai masker tali. Selain itu para pengguna hijab juga menjadi pangsa pasar lain karena masker perekat memudahkan pemakaian. Dalam perjalanannya Duoraji Store menemukan pasar lain yakni orang-orang yang membutuhkan ukuran masker lebih besar dan menutupi wajahnya lebih maksimal.
Masker Kain Perekat Azco by Duoraji Store dijual seharga Rp. 20.000 dengan kemasan kantung kertas berplastik. Kemasan menjadi perhatian Duoraji Store untuk memastikan produk tersimpan baik dan terkirim baik kepada pembeli.
Di tengah pandemi, usaha berjalan seadanya. Permasalahan utama di usaha adalah pengembangan bisnis terutama marketing. Untuk modal produksi, kami masih bisa mengatasi apalagi produk ini buatan rumah sendiri. Namun melihat perkembangan usaha sejenis, kami merasa kurang maksimal di sisi pemasaran. Fokus utama usaha masker kain perekat masih menjaga produksi dan stok barang. Sulit sekali untuk menyisihkan hasil penjualan untuk bisa berpromosi bersaing dengan pelaku usaha sejenis.
Suntikan modal menjadi penting bagi pelaku usaha kecil untuk bertahan dan mengembangkan usaha, #ModalPintar
Pandemi dengan segala tantangannya takkan mengalahkan semangat berwirausaha. Bertahan dan terus berdaya dengan segala kemampuan menjadi kuncinya. Masker Kain Perekat, usaha yang dimulai di tengah pandemi menjadi titik awal Duoraji Store. Perjalanan baru dimulai dan semoga kemudahan menyertai untuk tetap bertahan di masa pandemi.