Berbeda dengan kekerasan verbal dan fisik, financial abuse merupakan suatu tindakan yang samar – bahkan seringkali tidak dirasakan oleh korban sekalipun. Ini yang justru membuat hal tersebut lebih berbahaya efeknya. Arti sederhananya sendiri yaitu suatu tindakan memanipulasi, mengontrol, hingga memaksakan pengaruh atas keuangan pasangan.
Contohnya, kamu ingin membeli suatu barang sebagai reward atas kerja kerasmu di mana benda tersebut tidak akan membuat kondisi finansialmu terguncang. Namun, pasanganmu langsung melarang padahal kamu tidak menggunakan uangnya untuk mendapatkan barang tersebut. Ini adalah contoh paling samar yang justru sering dianggap sebagai bentuk perhatian.
Bentuk paling serius adalah ketika setelah menikah, pasanganmu menjual aset secara sewenang-wenang tanpa diskusi terlebih dahulu. Padahal, ada hukum yang mengatur bahwa kekayaan dalam pernikahan merupakan hak bersama. Tindakan tersebut jelas termasuk kekerasan dalam keuangan, namun lagi-lagi acap dianggap sebagai hal yang wajar di tengah masyarakat.
Ciri-Ciri Kekerasan dalam Finansial Pasangan
Lantas, bagaimana cara untuk membedakan antara yang benar-benar financial abuse dengan bentuk perhatian dan hak dari pasangan terkait keuanganmu? Ada beberapa tanda yang perlu kamu ketahu agar dapat memahami sebagai bentuk antisipasi:
Tidak Memberi Kebebasan Hak Pada Pasangan
Uang yang kamu hasilkan dari jerih payahmu merupakan hak di mana bebas digunakan untuk apa pun selama tidak mengancam stabilitas finansialmu. Namun, berbeda dengan kondisi financial abuse di mana hakmu sepenuhnya dirampas atas pendapatanmu sendiri. Tidak boleh memegang uang hingga larangan membelanjakannya.
Menjual Aset Bersama Tanpa Diskusi
Sebagaimana sudah disinggung di atas bahwa menjual aset tanpa kesepakatan bersama pasangan juga merupakan penyalahgunaan wewenang soal finansial. Biasanya hal ini dilakukan oleh kepala keluarga yang memiliki kontrol lebih besar terkait aset-aset bersama yang dimiliki. Padahal, jika aset dipindahtangankan tanpa diskusi dapat masuk ke ranah hukum.
Menuntut Padahal Memiliki Penghasilan Sendiri
Sering meminta pasangan mengeluarkan uang untuk memenuhi keinginanmu juga termasuk kategori financial abuse. Terlebih jika kamu memiliki penghasilan sendiri yang lebih dari cukup untuk membiayai hal tersebut. Ditambah lagi jika kamu meminta disertai ancaman bila tidak dipenuhi, maka tindakan itu termasuk menuntut di mana berarti hubungan sudah tidak sehat.
Cara Mencegah Financial Abuse Terjadi
Seserius apa dampak terjadinya kekerasan dalam keuangan hingga wajib diwaspadai? Membiarkan dirimu terjebak dalam financial abuse akan memberikan banyak efek negatif, antara lain :
- Tidak memiliki kemerdekaan finansial yang berujung tidak bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan pribadi.
- Kebangkrutan finansial akibat kegagalan manajemen keuangan karena pengaruh pasangan terlalu besar.
- Ketidakharmonisan hubungan karena seringnya pertengkaran akibat perbedaan pendapat soal penggunaan keuangan.
Tentu kamu tidak berharap mengalami situasi-situasi seperti di atas, ‘kan? Lantas, bagaimana cara untuk mencegah agar financial abuse tidak sampai terjadi? Kamu mungkin dapat mencoba beberapa langkah antisipasi sederhana seperti berikut :
Membuat Batasan Keras Keuangan Bersama Pasangan
Hal pertama yang wajib dilakukan adalah sejak awal mendiskusikan tentang finansial bersama pasangan serta membuat batasan keras terkait hal tersebut. Kesepakatan tentang pembagian dalam pengeluaran harus dicapai agar kedua belah pihak tidak saling merasa dirugikan. Selain itu, poin-poin yang sudah disetujui harus diterapkan secara disiplin.
Memisahkan Keuangan dan Aset Pribadi
Selanjutnya, memiliki simpanan pribadi baik berupa uang maupun aset merupakan hal yang wajib setelah tercapai kesepakatan soal hak-hak finansial dalam hubungan. Bukan hanya agar kemandirian keuangan terjaga namun juga sebagai penolong jika suatu saat pasangan mengalami defisit. Tabungan dan asetmu masih bisa digunakan untuk memulihkan situasi.
Menggalakkan Investasi Personal dan Bersama
Terakhir, memperbanyak investasi untuk pribadi sekaligus bersama pasangan merupakan pencegahan terbaik. Mengapa demikian? Sebab, investasi memiliki banyak manfaat yang dapat menghindarkan hubunganmu dari financial abuse :
- Investasi membuat keuangan lebih terencana sehingga tidak ada alasan untuk mencampuri finansial pasangan.
- Investasi menghasilkan profit di mana artinya income bertambah, jadi tidak perlu bergantung pada keuangan pasangan.
- Investasi bisa menjadi tabungan bersama di masa tua di mana kekhawatiran akan masa depan tidak lagi membayangi dan hubungan jadi lebih sehat.
Jadi ingin mencoba berinvestasi sebagai pencegahan kekerasan dalam keuangan, ‘kan? Meskipun begitu, ketika hendak mulai investasi, biasanya muncul keraguan akibat ketakutan akan risiko yang ada. Hal ini wajar mengingat investasi sudah terlanjur identik dengan sesuatu yang bersifat gambling – bisa menguntungkan namun dibarengi potensi kerugian sama besar.
Namun, kecemasan tersebut jangan dijadikan sebagai alasan untuk tidak memulai langkahmu dalam berinvestasi, baik untuk pribadi maupun bersama dengan pasanganmu. Sebab, risiko dapat ditekan seminimal mungkin jika kamu pandai memperhitungkan peluang saat memilih objek investasi.