“Nanti aja deh ngerjainnya, lagi nggak mood.”
“Satu episode dulu kali ya, baru ngerjain kerjaan.”
Sisters, seberapa sering kamu mengucapkan kalimat di atas? Apalagi kalau sedang menghadapi tugas yang ‘menggunung’. Tidak bisa dipungkiri kalau semua orang pasti pernah menunda pekerjaan. Nah, ada orang yang menunda tugasnya karena harus mengerjakan hal lain yang lebih utama. Tapi, ada juga yang sengaja menunda pekerjaan karena malas atau mood yang kurang baik. Jenis yang kedua ini bisa disebut dengan prokrastinasi.
Prokrastinasi bukan sebuah masalah yang muncul karena buruknya manajemen waktu. Tapi, lebih pada cara untuk mengatasi emosi atau suasana hati (mood) negatif yang disebabkan oleh tugas atau pekerjaan tertentu yang memberikan rasa bosan, cemas, frustasi, ragu, atau benci.
Begitu juga menurut Dr. Tim Pychyl, professor psikologi dan anggota Procrastination Research Group di Carleton University di Ottawa, yang mengatakan “Prokrastinasi adalah masalah pengaturan emosi diri, dan bukan masalah manajemen waktu seseorang”.
Memang sih, menunda tugas itu terasa menyenangkan ketika dilakukan. Dan itulah kenapa kita melakukannya.
Tapi, ada efek buruk jangka panjangnya, lho! Prokrastinasi itu bisa berdampak pada keuangan, kesehatan fisik, emosional, dan pastinya produktivitas kita.
1. Hilangkan gangguan atau distraksi di sekitarmu
Hal pertama untuk dilakukan adalah kamu bisa mencoba untuk menghilangkan dahulu gangguan yang mungkin ada di sekitarmu.
Kalau sosial media dan gadget adalah sebuah distraksi bagimu, maka kamu bisa menutup seluruh aplikasi tersebut, dan coba untuk mengaktifkan airplane mode di handphone.
Atau, kalau kamu suka bermain games tanpa henti, maka kamu bisa menutupnya juga terlebih dahulu. Biarkan gadget dalam keadaan non-aktif, supaya konsentrasimu bisa terkumpul untuk memulai tugas-tugasmu.
2. Memecah tugas besar menjadi tugas-tugas spesifik dapat membantu mengurangi prokrastinasi
Biasanya, salah satu contoh dari prokrastinasi itu adalah kalau kita menunda pekerjaan dikarenakan pekerjaan itu terasa terlalu besar dan sulit untuk dibayangkan pengerjaannya. Nah, karena itu, maka kamu bisa menjabarkan tugas besar yang ada menjadi tugas kecil yang lebih spesifik.
Contohnya, tugasmu adalah membuat proposal ide bisnis. Di sini, kamu bisa jabarkan hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat rencana ide bisnis dengan membuat sketsa garis besarnya dan spreadsheet.
Lalu selanjutnya, kamu harus meneliti tentang pesaing bisnis, juga industri pasarnya. Nah, dengan penjabaran tugas menjadi lebih detail, kamu bisa lebih fokus untuk mengerjakan tugasmu satu per satu.
3. Tetapkan deadline untuk diri sendiri
Bekerja tanpa adanya batas waktu tertentu bisa sangat tidak produktif, karena kamu tidak bisa melihat kemajuanmu dan ada kemungkinan akan panik kalau kamu merasa tertinggal jauh atau sudah mendekati batas akhir.
Karena itu, penting untukmu membuat deadline yang tetap untuk tugasmu. Akan lebih baik juga kalau batas waktu yang kamu tentukan masih menyisakan beberapa waktu sebelum batas waktu yang sesungguhnya.
Contohnya, deadline sesungguhnya adalah hari Jumat. Tapi, kamu memberikan batas waktu yang lebih awal, yaitu pada hari Rabu. Jadi, jeda waktu yang ada bisa kamu gunakan untuk mengecek kembali tugas-tugasmu.
4. Bekerja di waktu yang kamu rasa paling nyaman dan efisien dapat membuatmu mengurangi prokrastinasi
Kadang, pagi hari menjadi waktu yang tidak kamu inginkan untuk mengerjakan tugas. Nah, kalau begitu gimana kalau kamu mulai mengerjakan tugas di siang hari dan menyelesaikannya di malam hari dengan batas waktu tertentu?
Ini bisa jadi cara yang baik, daripada memulai terlalu pagi atau terlalu malam yang membuatmu mengantuk dan kelelahan.
Tapi, yang terpenting adalah kamu harus bisa merasakan dirimu dan mendengar jam tubuh sendiri.
Kalau kamu sudah mulai sering menguap, tandanya kamu harus istirahat. Jangan pernah menyiksa diri dengan melanjutkan pekerjaan. Lebih baik, kamu tidur beberapa jam terlebih dahulu, baru menyelesaikan pekerjaanmu.
5. Hadiahi dirimu dengan hal yang kamu suka
Kalau sudah menyelesaikan tugas-tugasmu, maka tidak ada salahnya menghadiahi dirimu sendiri dengan apa pun yang kamu suka dan inginkan. Dengan begitu, kamu bisa menambah semangat dalam mengerjakan tugas-tugas selanjutnya.
Tapi, menurut psikolog Alexander Rozental, memberi dirimu hadiah yang besar di akhir pekerjaan itu terbilang bukan cara yang baik untuk memotivasi diri. Jadi, strateginya adalah dengan memberi diri sendiri reward-reward kecil seiring berjalannya pekerjaanmu.
Misalnya, setiap kamu selesai membaca buku, kamu bisa makan camilan kesukaanmu. Lalu, kalau kamu sudah menulis esai 5,000 kata, kamu bisa menonton satu episode drama Korea kesukaanmu. Hadiah-hadiah kecil seperti ini bisa membantumu untuk tidak menunda pekerjaan.
Nah, jadi mulai sekarang, kamu bisa belajar untuk melakukan hal-hal di atas ya dalam mengerjakan tugas atau pekerjaan. Kamu tetap harus mengenali diri sendiri dan memperhatikan dirimu, karena kebiasaan baru tersebut butuh cukup waktu dan latihan, Sisters.