Hai Sisters! Instagram merupakan platform sosial media yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia setelah Facebook. Menurut NapoleonCat, analis pemasaran media sosial yang berbasis di Polandia, jumlah pengguna Instagram di Indonesia hingga akhir 2019 mencapai 61,61 juta pengguna atau 22,6 persen dari total jumlah penduduk.
Melihat data tersebut, sudah barang tentu Instagram menjadi media yang efektif untuk memasarkan suatu produk, baik barang maupun jasa. Selain beriklan menggunakan layanan Instagram Ads, cara yang bisa dilakukan adalah menggandeng para selebgram dengan ribuan atau bahkan jutaan pengikut.
Managing Partner Inventure Yuswohady menilai pemasaran produk melalui selebgram jauh lebih efektif dibandingkan dengan Instagram Ads. Pasalnya, karakteristik masyarakat Indonesia cenderung paternalistik atau menempatkan sikap dan perilaku mengikuti tokoh panutannya.
Menurut Yuswohady pemasaran produk melalui selebgram jauh lebih terukur dibandingkan dengan menggandeng selebritas yang sudah dilakukan sejak puluhan tahun lalu. Selain itu, biaya yang dikeluarkan juga jauh lebih sedikit dibandingkan dengan menggandeng selebritas dan mempromosikan produk melalui media massa.
Tentunya untuk melihat seberapa besar efektivitas pemasaran melalui Selebgram tidak hanya mengacu pada jumlah pengikut, komentar, serta pengikut yang menyukai unggahan saja.
Lebih lanjut, Yuswohady menyebut selebgram dengan jumlah pengikut besar tak selalu lebih efektif. Menurutnya, selebgram dengan pengikut yang tak terlalu banyak pada beberapa kesempatan jauh lebih efektif lantaran punya kedekatan lebih dengan para pengikutnya.
Oleh karena itu, saat ini tak sedikit pelaku usaha yang memilih untuk mempromosikan produknya melalui selebgram yang jumlah pengikutnya berada di kisaran puluhan sampai dengan ratusan ribu. Tentunya untuk memperluas jangkauan tidak hanya dilakukan melalui satu selebgram saja.
"Banyak yang memilih untuk endorse atau paid promote ke akun yang lebih kecil, tapi dilakukan di banyak akun. Ini jauh lebih efektif daripada dilakukan di satu akun besar dengan followers jutaan. Tapi mereka ada porsi masing-masing. Untuk sekadar memperkenalkan saja bisa ke akun besar, tetapi untuk mengajak [membeli produk] perlu akun kecil," tuturnya.
Lantas, mana yang lebih efektif endorse atau paid promote? Menurut Yuswohady keduanya pada dasarnya sama, hanya saja berbeda metode pembayarannya saja dari pelaku usaha ke selebgram. Namun, metode tersebut bisa saja berbeda-beda penerapannya oleh masing-masing selebgram.
"Untuk endorse ada yang terima barang saja, ada juga yang barang dan biaya tambahan karena followersnya banyak. Semua tergantung masing-masing [selebgram] dan negosiasinya bagaimana. Yang terpenting jangan salah sasaran saja. Tentukan siapa selebgram-nya dan karakter followers-nya seperti apa," tutupnya.
Apa itu Endorsement dan Paid Promote?
Bagi kamu yang aktif menggunakan sosial media, khususnya Instagram mungkin tidak asing dengan istilah endorsement dan paid promote. Keduanya sama-sama aktivitas mempromosikan produk berupa barang maupun jasa melalui akun media sosial, khususnya Instagram. Namun, ada perbedaan mendasar diantara keduanya yang bisa dijadikan pertimbangan sebelum memutuskan untuk mempromosikan produkmu melalui akun tertentu dengan jumlah pengikut yang besar. .
- Endorsement
Pemilik produk, baik barang maupun jasa memberikan produknya kepada pemilik akun secara cuma-cuma untuk mendapatkan ulasan positif sekaligus mempromosikannya kepada seluruh pengikutnya. Ulasan tersebut bisa diunggah melalui story atau feed, tergantung pada kesepakatan diantara pemilik produk dan pemilik akun.
- Paid Promote
Sama-sama mempromosikan produk barang maupun jasa melalui akun dengan jumlah pengikut besar. Bedanya, pemilik produk harus membayar kepada pemilik akun sesuai dengan kesepakatan di awal. Pemilik produk tidak wajib memberikan produknya secara cuma-cuma seperti pada endorsement. Namun, pemilik produk wajib menyiapkan konten yang akan diunggah oleh pemilik akun.
Tidak ada aturan baku mengenai endorsement maupun paid promote melalui Instagram. Masing-masing pemilik akun punya ketentuan yang berbeda satu sama lain, khususnya mengenai kriteria barang yang diberikan untuk endorsement dan tarif paid promote. Pemilik produk pun bisa melakukan negosiasi dengan pemilik akun untuk mengubah ketentuan tersebut. Nah, apa kamu sudah menentukan mau pakai jasa yang mana, Sisters?