Sisters, jangan jadikan berkebun sebatas kegiatan orang tua saja. Kamu bisa ajak anakmu untuk ikut serta. Apa pun bibit yang ditanam bersama, nyatanya tetap ada banyak manfaat berkebun untuk anak usia dini. Yuk, simak di bawah ini!
Asalkan tetap terus diawasi orang tua, berkebun memiliki berbagai manfaat mengejutkan untuk tumbuh kembang anak. Antara lain:
1. Menumbuhkan minat makan sehat
Membiasakan makan sehat harus dimulai sejak dini. Nah, di sinilah peran berkebun untuk mengenalkan dan menumbuhkan minat anak pada makanan-makanan sehat. Penelitian terbitan Growing Health Benefits Report menyatakan anak yang rajin diajak berkebun cenderung memilih buah dan sayuran sebagai camilannya.
Bahkan, penelitian yang diterbitkan di Journal of American Dietetic Association menemukan fakta bahwa anak-anak prasekolah cenderung makan buah dan sayuran dari hasil kebunnya sendiri dengan porsi lebih banyak, dibandingkan dengan buah atau sayur yang dibeli di pasar.
Pasalnya, salah satu hal menarik dari berkebun bagi anak adalah rasa ingin tahu terhadap apa yang mereka tanam sendiri. Oleh karena itu, berkebun bisa menjadi salah satu solusi jika anak suka pilih-pilih makanan atau sulit makan buah dan juga sayur.
2. Meningkatkan daya tahan tubuh
Kamu mungkin familiar mendengar jargon yang berbunyi “Berani kotor itu baik”. Nah, nyatanya jargon tersebut ada benarnya, lho. Anak yang jarang bermain di luar rumah cenderung lebih rentan terkena berbagai penyakit yang melemahkan sistem kekebalan tubuh. Misalnya asma, alergi, dan penyakit autoimun lainnya.
Mengajak anak berkebun bisa menjadi cara yang menyenangkan untuk melatih daya tahan tubuh anak semakin kuat. Teori ini sejalan dengan hipotesis higienis yang mengusulkan bahwa paparan dari berbagai jenis mikroba di beberapa tahun pertama kehidupan anak akan menguatkan sistem imun tubuhnya.
Terpaan bakteri membantu tubuh anak untuk terbiasa mendeteksi mana mikroba yang baik dan yang buruk, dan juga melawan infeksi. Dengan berkebun, anak akan bersentuhan langsung dengan tanah yang notabene menjadi “rumah” bagi bermacam-macam mikrobiota asing.
3. Mengasah motorik anak
Berkebun termasuk aktivitas fisik yang sangat baik untuk mengasah kemampuan motorik anak. Saat berkebun, anak banyak terlibat dalam kegiatan yang melibatkan otot dan koordinasi tubuhnya. Menggali tanah dengan sekop, menyiram air, dan memindahkan pot merupakan contoh kecil tindakan yang dapat merangsang kemampuan motoriknya.
Anak yang kemampuan motoriknya terus dirangsang akan tumbuh menjadi anak yang aktif. Dengan begitu, sirkulasi darah, pernapasan, dan postur tubuh pun menjadi semakin baik. Bahkan, merangsang kemampuan motorik anak juga membantu meningkatkan kreativitas dan kecerdasan anak secara keseluruhan.
4. Mengajarkan tanggung jawab
Berkebun mengajarkan anak akan pentingnya tanggung jawab dengan mengajarkannya langsung. Pasalnya, berkebun adalah kegiatan yang berkelanjutan. Anak akan diajarkan bahwa setelah menanam bibit, mereka harus terus merawatnya secara telaten sampai tiba waktunya panen. Agar membuahkan hasil, maka bibit yang telah ditanam perlu dirawat sedemikian rupa dan tidak bisa ditinggalkan begitu saja.
5. Mempertajam memori dan fokus
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Public Health, anak yang menunjukkan kecenderungan ADHD bisa lebih fokus saat berada di taman atau ruang outdoor serba hijau.
Selain itu, berkebun juga dapat meningkatkan kewaspadaan dan keterampilan kognitif anak. Pasalnya berkebun termasuk pekerjaan yang cukup kompleks sehingga membantu anak untuk tetap tenang dan fokus.
Untuk memulai kegiatan berkebun bersama anak, kamu bisa mengawalinya dengan menyirami tanaman setiap sore. Kemudian perlahan mulai ajak anak untuk menanam cabai, tomat, dan juga bunga. Semakin sering kamu dan anakmu menghabiskan waktu bersama dengan berkebun maka semakin banyak pula waktu berkualitas yang dihabiskan bersama untuk meningkatkan bounding.