Hai Sisters! Tahukah kamu apa bedanya Rapid Test dan Swab? Kalau kamu mau tahu bedanya simak penjelasan Sisternet berikut ini, yuk!
Apa itu tes deteksi corona?
Tes deteksi corona adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui infeksi virus corona atau COVID-19. Di Indonesia, tes ini awalnya hanya menggunakan tes polymerase chain reaction (PCR) yang diambil dari sampel apus (swab) saluran pernapasan atas maupun bawah.
Selain tes PCR, kini terdapat tes lain untuk mendeteksi virus corona. Pemeriksaan ini berupa tes cepat (rapid test) antibodi yang menggunakan sampel darah dan tes cepat antigen yang menggunakan swab tenggorokan.
Di Indonesia sendiri, rapid test yang digunakan adalah tes cepat antibodi. Pemeriksaan ini telah mulai dilakukan sejak 20 Maret 2020 lalu.
Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia, pasien dengan hasil tes cepat yang positif perlu dianjurkan ke rumah sakit rujukan COVID-19 guna menjalani pemeriksaan PCR. Karena itu, tes cepat antibodi menjadi tes skrining dan pemeriksaan PCR tetap menjadi tes konfirmasi.
Siapa yang membutuhkan tes deteksi corona?
Menurut Kemenkes RI, tes deteksi corona diperlukan bagi:
Bagaimana Prosedur tes deteksi corona dilakukan?
Prosedur tes deteksi corona berbeda-beda dan tergantung pada jenis tes yang dijalani oleh pasien. Berikut penjelasannya:
1. Rapid test antibodi
Pada tes cepat antibodi, sampel yang digunakan adalah darah. Prosedur pengambilan darah meliputi:
Sampel darah juga dapat diambil dengan menusukkan jarum di ujung jari pasien. Darah yang keluar akan diletakkan di atas alat deteksi khusus, dan hasil akan keluar dalam 10-15 menit.
2. Swab test atau PCR
Pada tes polymerase chain reaction (PCR), sampel yang digunakan adalah swab dari tenggorokan, di belakang hidung (nasofaring) atau di belakang mulut (orofaring). Pemeriksaan dengan sampel nasofaring lebih direkomendasikan. Sementara sampel orofaring diambil sebagai alternatif.
Prosedur pengambilan sampel nasofaring meliputi:
Prosedur pengambilan sampel orofaring meliputi:
Setelah selesai, alat swab akan dimasukkan ke dalam tabung khusus dan dikirim ke laboratorium untuk diperiksa.
Seperti apa hasil tes deteksi corona?
Hasil tes deteksi corona bisa berupa:
Positif
Hasil positif menandakan adanya infeksi virus corona
Negatif
Hasil negatif berarti tidak ada infeksi virus corona dalam tubuh.
Negatif palsu
Perlu diketahui bahwa kedua tes deteksi corona bisa memberikan hasil negatif palsu, yakni ketika pemeriksaan dilakukan terlalu dini. Hal ini terjadi akibat jumlah virus yang terlalu rendah atau antibodi terhadap virus belum diproduksi oleh tubuh.
Apa yang harus dilakukan bila hasil tes deteksi corona positif?
Bagi orang dengan hasil rapid test antibodi yang positif, mereka akan dianjurkan ke rumah sakit rujukan untuk pemeriksaan PCR, dan mengikuti protokol pemeriksaan.
Apabila hasil PCR positif, ini menandakan pasien positif menderita infeksi COVID-19. Pasien akan diisolasi di ruangan khusus dan mendapat perawatan medis di rumah sakit.
Sampel darah maupun swab pasien akan diambil setiap hari. Pasien baru akan dikeluarkan dari ruang isolasi jika pemeriksaan memberikan negatif dua kali berturut-turut.
Pasien dengan hasil PCR yang negatif akan mendapatkan penanganan sesuai dengan penyebab dari penyakit yang ia alami.
Sedangkan pasien dengan hasil rapid test antibodi yang negatif tetap perlu melakukan pemeriksaan ulang dalam 7-10 hari kemudian. Sambil menunggu tes ulang, pasien tersebut harus menjalani karantina di rumah selama 14 hari.
Bila hasil negatif untuk kedua kalinya, barulah pasien dianggap tidak terinfeksi virus Corona. Meski begitu, ia tetap perlu waspada karena penularan tetap bisa terjadi.
Apakah efek samping dari tes deteksi corona?
Tes deteksi corona termasuk pemeriksaan yang aman untuk dilakukan. Pada tes swab, kamu umumnya tidak merasakan efek samping apapun. Sedangkan pada tes dengan sampel darah, kamu mungkin merasakan sedikit nyeri ketika darah diambil.