Sandwich generation adalah istilah yang sudah sering digunakan. Istilah ini sering kali dikaitkan dengan generasi milenial.
Akan tetapi, apakah kamu benar-benar paham apa artinya? Apa yang harus kamu lakukan apabila ternyata kamu adalah salah satu bagiannya?
Tak perlu bingung, Sisternet sudah merangkum informasinya untukmu. Simak dibawah ini, yuk!
Apa Itu Sandwich Generation?
Supaya lebih mudah memahami sandwich generation, mari kita mulai dengan definisi. Dilansir dari Monster, sandwich generation adalah orang-orang yang harus menjadi orang tua dan anak di kurun waktu yang sama.
Kata Huffington Post, istilah ini pertama kali digunakan oleh seorang pekerja sosial bernama Dorothy Miller pada tahun 1981.
Istilah ini digunakan karena generasi ini “terjepit” oleh beban ganda orang tua dan anak secara bersamaan.
Beban ini hadir berupa tanggung jawab untuk merawat, baik secara finansial maupun fisik dan psikologis. Selain beban ganda ini, orang yang masuk ke dalam sandwich generation juga harus memenuhi kebutuhannya sendiri.
Mengapa Bisa Terjadi?
Semua masalah tentu memiliki asal mulanya. Lantas, apa yang menyebabkan munculnya sandwich generation?
Salah satu penyebab munculnya sandwich generation adalah kurangnya kebiasaan pendidikan finansial yang diajarkan dari generasi ke generasi.
Saat masih kecil, kita terbiasa diberikan uang saku yang semakin lama semakin naik jumlahnya, seiring dengan bertambahnya umur kita.
Nah, kita akhirnya merasa terbiasa dengan pendapatan pasif yang didapatkan oleh orang tua, dan membuat kita menjadi orang yang money-oriented dan kesulitan mengatur keuangan.
Nah, generasi yang lebih tua sering kali kurang bisa menyisihkan sebagian pemasukannya untuk tabungan pensiun dan orang tua tidak memiliki informasi yang cukup mengenai cara mengelola keuangan.
Ada juga yang mengatakan, sandwich generation lahir karena seseorang mendahulukan kebutuhan tersiernya daripada kebutuhan yang lebih penting.
Tak hanya itu, masalah ini juga muncul karena seseorang tidak memiliki asuransi kesehatan, sehingga membutuhkan bantuan keuangan dari orang lain apabila jatuh sakit.
Tantangan Psikologis
Dengan adanya tanggungan berlipat yang harus dihadapi sandwich generation, tentu ada berbagai konsekuensi yang harus dihadapi.
Salah satunya adalah munculnya stres yang khas karena memikul beban ganda ini.
Hal ini bisa menjadi beban tersendiri. Apabila ditambah dengan beban menanggung orang tua dan anak, banyaknya tanggung jawab ini akan memicu stres.
Nah, untuk menghindari stres, sandwich generation bisa melakukan tiga hal, yaitu tetap realistis, mencari bantuan untuk membagi tanggung jawab, dan selalu meluangkan waktu untuk sendiri.
Tantangan Pandwich Generation
Sisters, telah diungkapkan bahwa sandwich generation tidak hanya memiliki tanggung jawab untuk merawat, tetapi juga memikul tanggung jawab finansial orang tua dan anak.
Oleh karena itu, mengatur keuangan juga bisa menjadi salah satu tantangan bagi sandwich generation.
Hal pertama adalah membantu orang tua merencanakan dana pensiun dengan baik. Berbicara mengenai uang, terutama pada orang tua, memang bukan sesuatu yang mudah.
Akan tetapi, ada baiknya kamu memulainya. Ini bisa membantu bebanmu sebagai sandwich generation.
Selain memikirkan dana pensiun untuk orang tua, kamu juga sebaiknya memikirkan dana pensiun untuk dirimu sendiri. Jangan lupa menabung untuk dana lainnya juga, ya!
Memutus Rantai Sandwich Generation
Istilah sandwich generation telah muncul sejak 1981, namun selalu ada yang menjadi bagian dari generasi ini dari tahun ke tahun.
Agar kelak anakmu tidak menjadi bagian dari sandwich generation, rantai ini perlu diputus, Sisters.
Hal pertama yang paling mendasar adalah menjadi sadar finansial. Belajar investasi dan belajar mengelola uang serta manajemen risiko bisa menjadi kunci.
Selain itu, apabila kamu bagian dari generasi sandwich, daftarkan dirimu pada proteksi asuransi, baik asuransi kesehatan maupun asuransi jiwa.
Ini akan menjaga keuanganmu apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, Sisters.
Langkah yang bisa dilakukan adalah menyarankan dana pensiun dan asuransi untuk otang tua, melek keuangan dan investasi sejak muda, hingga mengurangi pengeluaran gaya hidup yang bisa menambah uang yang kamu miliki.
Selain itu, mencari pendapatan sampingan seperti bisnis rumahan, membuat konten, atau hal lainnya yang bisa dilakukan di luar jam kantor juga bisa menjadi solusi.