Hai Sisters! Hari Raya Waisak merupakan perayaan yang dilakukan untuk memperingati kelahiran Buddha. Hari Raya ini dirayakan dengan berbagai tradisi yang unik di beberapa negara di dunia, salah satunya Indonesia yang biasanya dipusatkan di Candi Borobudur, Jawa Tengah. Selain itu, perayaan Waisak di Tanah Air juga digelar di wilayah lainnya.
Nah, terkait dengan perayaan Hari Raya Waisak, ada 3 tahap penting di dalam kehidupan Buddha yang diperingati dalam perayaan tersebut, yakni tahap kelahiran, tahap pencerahan, dan kematian. Ketiga tahap tersebut biasa disebut sebagai Trisuci Waisak, yang berdasarkan kalender tradisional jatuh pada hari yang sama.
Perayaan ini biasanya digelar pada saat puncak bulan purnama pertama di bulan Mei setiap tahunnya. Buddha sendiri lahir di Lumbini, sebuah wilayah di kaki Gunung Himalaya yang saat ini masuk ke dalam kawasan Nepal. Di sanalah Buddha yang awalnya bergelar Pangeran Siddharta Gautama tersebut dilahirkan dan menghabiskan 29 tahun usianya.
Waisak telah menjadi sebuah perayaan yang besar setiap tahunnya. Hal ini ditandai dengan adanya berbagai kegiatan yang dilakukan oleh umat Buddha di berbagai belahan dunia. Perayaan ini tentu akan menjadi sebuah perayaan unik sebagaimana perayaan keagamaan lain, di mana setiap wilayah yang berbeda akan merayakannya dengan istimewa sesuai dengan tradisi yang mereka pegang di wilayah tersebut.
Untuk itu, kita simak yuk, tradisi perayaan Waisak di beberapa kota yang unik-unik ini, Sisters!
1. Indonesia
Meski penganut Buddha di Indonesia tidak sebanyak penganut agama lainnya, namun bukan berarti perayaan kelahiran Buddha ini tidak digelar dengan meriah dan unik. Peringatan Waisak dilakukan di berbagai wilayah di Indonesia, namun secara khusus puncak perayaan Waisak biasanya berpusat di Candi Borobudur, Magelang, Jawa tengah.
Ada banyak rangkaian acara yang digelar dalam memperingati Trisuci Waisak. Secara garis besar semua kegiatan tersebut bisa dikelompokkan dalam 3 bagian, yakni:
Pada malam perayaan puncak Waisak, biasanya semua acara akan dilakukan di Candi Borobudur, di mana umat Buddha berkumpul dan menyalakan lilin dan memasukkannya ke dalam lentera. Lentera-lentera ini kemudian akan dilepaskan atau diterbangkan ke udara secara bersama-sama, sehingga akan terlihat sangat indah di langit malam yang gelap. Wah, pasti cantik banget ya, Sisters!
Meski tidak terdapat makna khusus di dalam pelepasan lentera-lentera tersebut, namun hal ini telah menjadi sebuah tradisi perayaan Waisak yang dilakukan oleh umat Buddha di Indonesia. Selain melepaskan lentera ke langit malam, di beberapa wilayah Indonesia juga ada tradisi melepas burung ke langit bebas. Di mana kegiatan ini dilakukan sebagai perayaan untuk menyambut hari dan keberuntungan yang baru di dalam hidup umat Buddha.
2. Nepal
Umat Buddha di Nepal akan berbondong-bondong menuju Lumbini, tempat kelahiran Buddha untuk merayakan Hari Raya Waisak. Dalam momen penting tersebut, mereka berbuat kebajikan dengan memberi sumbangan atau berbagi kepada orang-orang yang membutuhkan. Selain itu, mengunjungi wihara-wihara untuk memberi penghormatan kepada Buddha. Bentuk perayaan utama lainnya adalah berdoa di Monkey Temple.
3. Taiwan
Di wilayah ini, umat Buddha akan merayakan Hari Raya Waisak dengan cara menuangkan air suci ke patung Buddha. Hal ini dianggap sebagai lambang dari sebuah awal yang baru di dalam kehidupan. Meski terbilang sederhana, namun kegiatan ini sarat akan makna dan menjadi bentuk rasa syukur.
4. Korea Selatan
Bagi umat Buddha yang berada di Korea Selatan, perayaan Hari Raya Waisak menjadi sebuah perayaan besar yang selalu ditandai dengan acara menghias candi-candi di wilayah tersebut. Ratusan lentera-lentera cantik berbentuk teratai akan dinyalakan untuk menerangi candi di kegelapan malam. Hal ini dilakukan sebagai bentuk tradisi dalam mengenang kelahiran Sang Buddha ke dunia ini.
5. Sri Lanka
Bagi masyarakat Sri Lanka, perayaan kelahiran Buddha akan disambut dengan warna-warni lampu yang ceria dan menyemarakkan wilayah tersebut. Berbeda dengan beberapa negara yang menyalakan dan melepas lentera sebagai perayaan kelahiran Buddha, Sri Lanka justru memasang lampu-lampu listrik berwarna-warni di berbagai sudut kota. Ini akan terlihat sangat unik dan menarik, terutama jika malam tiba.
Nah., Ssiters, setiap perayaan patut untuk diapresiasi dan dihargai sebagai bagian dari budaya dan tradisi sebuah bangsa. Turut merayakan dan merasakan makna perayaan itu sendiri, bisa memberi kita rasa kebersamaan dan toleransi terhadap saudara-saudara kita yang merayakannya. Selamat Hari Raya Waisak buatmu yang merayakannya, Sisters.