Sisters, kamu sudah pernah dengar istilah burn out? Menurut Wikipedia, burn out adalah istilah psikologi yang digunakan untuk menggambarkan perasaan kegagalan dan kelesuan akibat tuntutan yang terlalu membebankan tenaga dan kemampuan seseorang. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Freudenberger pada tahun 1974.
Sedangkan menurut World Health Organisation (WHO): burn out bukan sebuah kondisi medis, namun salah satu kondisi stres kronis alias stres yang datang terus-menerus hingga terkumpul dan menjadi besar.
Sementara itu, dilansir dari Hello Sehat, burn out adalah kondisi stres yang berhubungan dengan pekerjaan. Nama lain dari burn out adalah occupational burn out atau job burn out.
Medical News Today mengatakan, burn out bisa muncul karena:
- beban kerja terlalu besar
- tekanan finansial
- tekanan atau bully dari rekan kerja
Nah, berdasarkan sumber-sumber di atas, burn out bisa dikatakan sebagai kondisi kelelahan akibat pekerjaan yang terlalu banyak sehingga menjadi beban. Hal ini semakin sering terjadi di tengah situasi pandemi seperti sekarang ini, dimana peran seseorang, khususnya ibu, menjadi berlipat ganda, Sisters. Terlebih kamu lagi nggak bisa kemana-mana bahkan untuk sekedar refreshing, kan?
Berikut ini beberapa ciri dari burn out:
- sering mengalami sakit-
- malas bekerja dan melakukan hobi
- sulit tidur
- terus-menerus memikirkan pekerjaan, namun tidak bisa melakukannya
Setelah mengetahui definisi, penyebab, dan ciri-ciri burn out, mari kita fokus dalam pembahasan mengenai burn out yang terjadi saat WFH dan bagaimana cara mencegahnya. Simak, ya, Sisters!
sesungguhnya, kamu tidak bisa menghindari stres karena pekerjaan. Tekanan dari streslah yang akan memicu kamu untuk semangat dalam bekerja.
Yang menjadi masalah adalah bila stres ini muncul dengan frekuensi dan beban yang besar dalam waktu yang lama.
Untuk mengantisipasinya, ada beberapa cara untuk melakukan manajemen stres agar tidak terlalu besar. Inilah beberapa hal yang sebaiknya kamu lakukan:
1. Rileks
Penelitian yang dilakukan oleh Siltaloppi dan tim menunjukkan bahwa kesehatan mental saat bekerja bisa didapatkan melalui psychologocal detachment.
Maksud dari psychological detachment adalah “melupakan” tanggung jawab pekerjaan untuk sementara di luar jam kerja.
Burn out saat WFH bisa muncul saat stres kerjamu tidak dilepas seharian. Jadi, lupakan tanggung jawab pekerjaanmu saat kamu sedang beristirahat, ya!
2. Mengambil jeda istirahat
Saat jam kerja, di antara banyak tugas, kamu bisa mengambil sedikit jeda selama beberapa menit untuk bernapas. Hal ini dapat membuat badan dan pikiranmu rileks sejenak.
Jangan gunakan jeda ini untuk mengecek email, atau menggunakan media sosial, ya! Kedua hal itu juga bisa memicu stres lain, dan akan membuatmu merasa makin tertekan.
3. Lakukan hal lainnya
Setelah kamu selesai bekerja, jangan merasa perlu untuk mengurus hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan. Lakukanlah hal yang kamu senangi: menonton video YouTube, menonton drama, atau membaca buku.
Kamu juga bisa menelepon teman-temanmu di luar teman kerja. Beberapa orang malah dapat merasa senang ketika berolahraga setelah bekerja.
Kalau membuka media sosial atau aktivitas lainnya malah menambah energi negatif bagimu, jauhi juga, ya!
Intinya, isi waktu ini untuk melakukan aktivitas apapun yang dapat membuatmu “jauh” dari pekerjaan untuk sementara waktu, Sisters.
Well, semoga kamu bisa meminimalisir terjadinya burn out, ya, Sisters!