Sisters, pandemi corona yang bermula di bulan Januari, telah merambah ke ranah pekerjaan. Status PSBB dan penutupan beragam gerai, menyebabkan sebagian orang kehilangan pekerjaan. Entah karena usaha yang tutup karena pembatasan sosial yang berlaku, bisnis yang nggak dapat bertahan akibat modal yang ditarik investor, atau karena pendapatan perusahaan yang berkurang drastis sehingga menyebabkan perampingan karyawan. Sebagian orang mungkin nggak kehilangan pekerjaannya, namun nggak mendapatkan pendapatan per bulannya.
Situasi ini memang sulit, ya, Sisters, namun nggak dapat terhindarkan. Jika mengalami kehilangan pekerjaan di masa pandemi, insting pertama yang akan kamu lakukan adalah mencari pekerjaan. Namun, apa yang harus kamu tulis di resume? Melansir dari Huffington Post, ini tips yang dapat kamu lakukan. Simak bareng-bareng yuk!
Sisters, para ahli karier menyarankanmu untuk terbuka mengenai situasimu jika kamu benar-benar kehilangan pekerjaan karena pandemi virus corona ini. Tulis ini pada bagian riwayat pekerjaan di perusahaan tempat kamu mengalami situasi yang menyebabkan kamu mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK). Namun sebelum menuliskan situasi itu, kamu bisa menerangkan pencapaian yang didapat selama bekerja. Tuliskan juga bagian ini di cover letter atau surat pengantar.
Jika terkena PHK sebelum menyelesaikan proyek, kamu tetap dapat menyebutkannya dalam resumemu. Menurut para ahli, kamu tetap dapat menyebutkan tujuan dari proyek tersebut dan menuliskan bahwa itu tertunda karena pandemi.
Umumnya, para rekruiter mempertimbangkan untuk menerima karyawan yang nggak memiliki pekerjaan dalam kurun waktu 6 bulan atau lebih. Namun karena situasi ini berbeda, rekruiter dapat memaklumi hal ini. Sebab, pemutusan hubungan kerja akibat pandemi adalah hal yang terjadi di seluruh dunia. Di sisi lain, ini menunjukkan adanya pelonjakan angka pengangguran, menyebabkan persaingan yang ketat dalam mencari kerja.
Karena itu, penting untuk tampil menonjol di antara kandidat lainnya. Tulis kemampuan dan pengalaman baru yang kamu dapatkan selama bekerja di perusahaan sebelumnya sehingga rekruiter tahu kalau kamu membawa 'bekal' yang cukup dan siap berkarier di tempat baru.
Jika nggak memiliki pengalaman, kamu dapat menuliskan pengalaman relawan atau kursus yang diambil sebelum maupun selama pandemi. Kamu bahkan dapat menuliskan pengalaman relawan sebagai posisimu saat ini untuk mengisi bagian riwayat kerja, Sisters.
Sisters, jika rekruiter menanyakan alasan pemutusan hubungan kerja, ada baiknya untuk menjawab secara jujur. Namun, kamu nggak perlu menjadikan topik ini sebagai pembuka sesi wawancara. Tujuannya adalah menjadi jujur dan terbuka, bukan mengelak tentang situasimu yang kehilangan pekerjaan karena COVID-19. Kamu nggak perlu mengumumkannya, namun siap membicarakannya ketika rekruiter menanyakan alasanmu keluar dari pekerjaan lama.
Sisters, salah satu cara menjawab terbaik terkait pertanyaan pemutusan hubungan kerja karena pandemi adalah, menjelaskan secara singkat situasi pekerjaan lamamu pada rekruiter, lalu mengarahkannya pada kemampuan dan pengalaman yang kamu dapatkan selama menganggur. Sebab, kamu harus menunjukkan perbedaan yang kamu miliki sebagai seorang kandidat. Jawabannya dapat berupa, "Benar kalau pandemi membuat saya kehilangan pekerjaan. Namun, ini yang saya lakukan segera setelah berhenti untuk memastikan saya selalu siap memulai bekerja di perusahaan baru. Ini adalah beberapa kemampuan yang saya kuasai, atau buku yang saya baca, atau proyek yang sebelumnya saya tangani."
Ini merupakan situasi yang sulit bagi semua orang. Sebab keadaan ekonomi melemah secara global, membuat banyak orang harus kehilangan pekerjaannya atau nggak menerima pendapatan apapun. Namun, tetap semangat ya, Sisters, untuk terus mengejar kariermu! Pandemi akan segera berlalu, dan tips ini dapat kamu lakukan ketika menulis resume serta melamar pekerjaan. Chia yo!